Untuk mencapai sasaran inflasi tersebut, kebijakan moneter dilakukan secara forward-looking yang artinya perubahan posisi kebijakan moneter dilakukan melalui evaluasi apakah perkembangan inflasi ke depan masih sejalan dengan sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Secara operasional, posisi kebijakan moneter tercermin dari penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang diharapkan dapat mempengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito, serta suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan mempengaruhi output dan inflasi. Strategi kebijakan pengendalian inflasi Bank Indonesia adalah dengan menargetkan inflasi pada kisaran 1%.
Strategi kebijakan ini diarahkan untuk mencapai kestabilan inflasi dalam jangka panjang dengan tetap memberikan ruang gerak inflasi dengan pengaturan jangka pendek. Penetapan sasaran inflasi dilakukan dengan tujuan untuk mengarahkan ekspektasi dan menjadi acuan bagi para pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya di masa yang akan datang sehingga pergerakan inflasi dapat terarah pada arah yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan Hodrick Prescott Filter (HP) pada penelitian ini, nilai inflasi bernilai positif yang mengindikasikan bahwa nilai inflasi aktual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai potensialnya. Berdasarkan hal tersebut, maka diprediksi bahwa perekonomian dicirikan dengan adanya kelebihan permintaan sehingga tingkat harga cenderung mengalami kenaikan yang signifikan atau tingkat inflasi yang relatif tinggi.
KESIMPULAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk domestik bruto (PDB) Indonesia (PDB riil) yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2012 Q1 (kuartal 1) hingga 2022 Q4 (kuartal 4). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Nilai output bernilai negatif yang menunjukkan bahwa nilai output aktual lebih rendah dibandingkan dengan nilai output potensialnya. Hal tersebut berarti pertumbuhan ekonomi tidak optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka diprediksi perekonomian akan berada dalam kondisi kelebihan penawaran sehingga tingkat harga juga cenderung mengalami penurunan atau deflasi.
Nilai inflasi bernilai positif yang mengindikasikan bahwa nilai inflasi aktual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai potensialnya. Berdasarkan hal tersebut, maka diprediksi bahwa perekonomian dicirikan dengan adanya kelebihan permintaan sehingga tingkat harga cenderung mengalami kenaikan yang signifikan atau tingkat inflasi yang relatif tinggi.
REFERENCE
1,2,2,3De Masi P. IMF Estimates of Potential Output: Theory and Practice. IMF Work Pap. 1997;97(177):1. doi:10.5089/9781451974980.001
Nasution D, Hendranata A. Estimasi Output Gap Indonesia. Estim. Published online 2014.
Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (2015). Estimasi Output Gap Indonesia. Published online 2015.