Mohon tunggu...
Rhiena Asyifani
Rhiena Asyifani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu harus dibikin asyik

Bismillah...memulai hidup sukses dari cara belajar nge_blog

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangisan Kecil di Pagi Hari

15 September 2020   03:22 Diperbarui: 15 September 2020   11:43 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

    "Ibu tinggal tidak jauh dari sini neng,kalau neng mau boleh mampir ke gubuk ibu!"

   "Bolehkah itu bu?"resti sangat senang sekali mendengar ajakan nenek sairoh.

    Mereka berdua pun bergegas pergi ke rumah bu sairoh.Sesampainya di rumah bu sairoh,mereka mendapati tubuh tari yang sudah terbaring lemas karena menahan lapar.

   "Ya alloh...tarii..bangun nakk!"seraya berlinang air mata bu sairoh mendekap tubuh mungil anaknya itu.

    "Ini anak ibu..kenapa buu anaknya?"tanya resti.

    "Tadi dia meminta makan sama ibu lantas ibu menjual dulu kain rajutan tadi neng!"jawab nek sairoh sembari mengelus-ngelus rambut tari.

    "Ayo bu segera kita bawa tari ke puskesmas!"ajak tari.

     Mereka pun segera bergegas pergi ke puskesmas untung saja puskesmasnya tidak jauh dari rumah bu sairoh.Tari pun segera ditangani oleh seorang dokter.Setelah diberi minyak angin tari pun tersadar lalu memeluk ibunya itu.

    "Buu...tari dimana?"tanya tari.

    "Kamu tadi pingsan nak,sekarang kamu ada di puskesmas!"jawab bu sairoh.

     Ternyata diam-diam resti membelikan makanan dan juga susu buat tari dn juga ibunya lalu resti memberikannya kepada mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun