Pria dengan fragile masculinity akan merasa tidak nyaman jika dipimpin oleh perempuan contohnya seperti di lingkungan pekerjaan, mereka akan menganggap bahwa performa perempuan lemah dan buruk.Â
Dalam hubungan seperti pernikahan pun, mereka akan selalu ingin memegang kontrol dalam hal apapun, dan ini dapat memicu konflik baik konflik kecil maupun besar yang mengakibatkan terjadinya kekerasan.
Hal yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah dan Meminimalisir Fragile Masculinity
Menghapus konsep dan pandangan tentang fragile masculinity pada lingkungan sosial merupakan sebuah tantangan yang besar, namun kita dapat mencegah dan meminimalisir terjadinya hal ini dengan melakukan berbagai hal ini.Â
Contohnya dengan mulai mengenalkan dan mewujudkan gerakan kesetaraan gender. Karena dengan terwujudnya hal ini, pandangan berbagai individu dapat berubah dan memahami bahwa tidak semua hal perlu dikotak-kotakan berdasarkan gender.Â
Memberikan dukungan terhadap pemahaman yang lebih luas tentang konsep dan definisi "maskulinitas" yang sesungguhnya juga dapat membantu mengurangi terjadinya fragile masculinity.Â
Konsep maskulinitas sebenarnya tidak hanya mencakup sifat-sifat yang dianggap maskulin, seperti kekuatan fisik dan ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi, tetapi juga mencakup sifat-sifat yang dianggap feminin, seperti kelembutan dan empati.Â
Maskulinitas sebenarnya adalah konsep yang fleksibel dan dapat berubah seiring waktu dan perubahan sosial.
(Penulis : Rheyna Priscilla Maharani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H