Mohon tunggu...
Rheyna priscilla
Rheyna priscilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Sriwijaya program studi Ilmu Komunikasi yang mempunyai ketertarikan dengan isu-isu sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membongkar Pemahaman "Fragile Masculinity" di Masyarakat

24 November 2023   01:43 Diperbarui: 26 November 2023   00:10 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Fragile Masculinity. (Sumber: beyondfitnessforever.com)

Konten online seperti ini seringkali memberikan gambaran tentang maskulinitas yang tidak realistis, contohnya menekankan pembahasan kejantanan secara fisik sebagai tanda atau citra dari "pria sejati", kekuatan, dan ketidakmampuan untuk menunjukkan emosi. 

Hal ini dapat membuat pria merasa tertekan dan tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan oleh media online, sehingga memperkuat kerapuhan maskulinitas

Tanda-Tanda Fragile Masculinity Pada Individu

ilustrasi: Fragile Masculinity. (Sumber: beyondfitnessforever.com)
ilustrasi: Fragile Masculinity. (Sumber: beyondfitnessforever.com)

Terdapat beberapa tanda yang dapat dilihat dari pria yang mengalami "fragile masculinity", dan dari tanda ini pula nantinya dapat dirasakan dampaknya bagi sendiri maupun orang lain. Beberapa tanda yang penulis rangkum dalam artikel ini antara lain:

  • Menolak ekspresi emosional

Menunjukkan ekspresi emosional seperti menangis merupakan hal yang tabu dan memalukan bagi pria dengan fragile masculinity karena mereka menganggap menangis merupakan tindakan yang lemah dan tidak mencerminkan maskulinitas.

  • Menolak meminta bantuan ketika sedang menghadapi masalah

Pria yang mengalami fragile masculinity biasanya tidak mau meminta pertolongan jika sedang menghadapi masalah dan cenderung lebih memilih untuk menyimpan sendiri permasalahan dan beban yang dialaminya karena mereka memiliki rasa takut akan dianggap tidak mampu atau tidak mandiri.

  • Tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Hal inisangat mendasar dan sangat sering terjadi pada kehidupan sekitas kita. Banyak dari pria yang menganggap bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu atau memasak merupakan tugas yang seharusnya dilakukan oleh perempuan.

  • Ketakutan akan penampilan yang berbeda

Sebagian pria enggan berpenampilan yang sedikit berbeda dengan gambaran pria pada umumnya karena takut akan opini orang yang akan menganggapnya "menyimpang".

Dampak Pada Orang Lain

Selain berdampak pada diri sendiri seperti timbulnya rasa tertekan, rendah diri, dan ketakutan akan tidak mampunya memenuhi ekspetasi publik, fragile masculinity juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi orang-orang disekitarnya.

  • Komunikasi yang terbatas

Karena terlalu sering memendam semua permasalahannya sendiri, membuat pria dengan fragile masculinity mempunyai kemampuan komunikasi yang terbatas yang dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

  • Sikap yang cenderung defensif/agresif

Orang yang mengalami fragile masculinity cenderung memiliki sikap yang defensif sebagai bentuk pertahanan dirinya dan karena hal ini tak jarang menyebabkan timbulnya sikap agresif sebagai wujud "membuktikan diri". Hal ini sudah pasti menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi orang sekitarnya.

  • Merasa mempunyai kekuasaan dan menganggap bahwa perempuan seharusnya selalu tunduk kepada laki-laki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun