Mohon tunggu...
Rhetty Inswiwardhani
Rhetty Inswiwardhani Mohon Tunggu... Human Resources - Ilmu yang sedikit yang dibagikan lebih berguna darpada ilmu yang banyak namun dipendam

Passionate Trainer, HR Practitioner, Lecture

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Peran yang Sering Diabaikan Manajer Baru

8 Agustus 2021   18:08 Diperbarui: 9 Agustus 2021   07:41 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi manager dan tim kerja| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan "Semua orang bisa jadi bos, tetapi tidak semua orang bisa jadi leader". Ungkapan ini ada benarnya juga, karena seorang anak kecil pun dapat berperilaku seperti bos di rumah, tapi seorang yang diberi jabatan untuk memimpin bahkan belum tentu bisa menjadi pemimpin (leader).

Jika saat ini Anda diberikan kesempatan untuk memimpin sebagai manajer di sebuah perusahaan, itu adalah suatu kesempatan yang baik untuk melatih kemampuan memimpin. 

Anda mungkin akan melakukan beberapa kesalahan dalam proses membentuk gaya kepemimpinan, atau bahkan mengalami penolakan dari staff yang Anda pimpin, mendapat serangan dari manajer lini bahkan pimpinan, tapi hal-hal tersebut bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. 

Selama Anda menyadari kesalahannya dan senantiasa mengevaluasi bagaimana gaya kepemimpinan Anda, bagaimana Anda mengelola tim, bagaimana merespon tekanan yang harus dihadapi maka semua itu akan menjadi proses pembelajaran yang baik bagi kemampuan Anda dalam memimpin.

Bagi Anda yang baru mendapatkan promosi menjadi manajer, 3 peran penting ini sebaiknya jangan diabaikan sehingga lingkungan kerja yang Anda pimpin dapat merasakan kehadiran Anda sebagai leader.

1. Komunikasi yang terbuka 

Komunikasi adalah hal yang penting dalam membangun sebuah tim. 

Setiap pekerjaan yang dilakukan terjadi akibat adanya komunikasi. Maka penting bagi seorang manajer untuk mampu mengkomunikasikan dengan baik dan jelas informasi yang ingin disampaikan, target kerja yang diharapkan untuk dicapai, serta budaya dan perilaku apa yang diharapkan terlihat didalam tim. 

Lakukan coaching jika ada anggota tim yang menurut Anda perlu diberikan dorongan untuk memberikan hasil kerja yang lebih maksimal, atau agar ia mau memperbaiki perilaku yang membuat anggota tim lainnya tidak nyaman, atau dalam rangka menggali kemampuan dan potensi masing-masing anggota tim. 

Untuk komunikasi bersama antar tim, Anda bisa menjadwalkan sharing atau meeting di awal minggu atau akhir minggu, dimana setiap anggota bisa saling bertukar pikiran, menyampaikan hal-hal yang perlu dievaluasi bersama untuk memperbaiki cara kerja sehingga lebih efektif dan efisien. 

Pada akhirnya komunikasi yang terbuka didalam tim akan menumbuhkan kedewasaan setiap anggota yang ada di dalamnya.

2. Pembagian tugas yang jelas

Pembagian tugas yang jelas perlu disampaikan kepada masing-masing anggota tim. 

Tidak semua pekerjaan dapat dikerjakan bersama-sama dengan berlandaskan tugas kolaborasi. 

Seorang manajer sebaiknya dapat mengkomunikasikan peran dan tugas masing-masing anggota tim, berikan feedback dan arahan jika ada area "abu-abu" untuk menghindari miscommunication antar anggota tim yang dapat memicu konflik internal. 

Pekerjaan yang berada di area abu-abu, jika tidak dibicarakan lama kelamaan akan menimbulkan sikap apatis dan tidak peduli pada anggota tim ketika pekerjaan itu muncul, bahkan bisa menyebabkan salah satu anggota tim merasa menjadi korban karena harus melakukan pekerjaan yang sebenarnya bukan bagian dari yang tertulis dalam job description.

3. Tunjukkan bahwa anda adalah pemimpin,bukan bos.

Tidak semua orang terlahir sebagai pemimpin, tetapi setiap orang bisa melatih dirinya dalam hal kepemimpinan. 

Beberapa orang beranggapan ketika ia mendapatkan promosi sebagai manajer artinya ia memiliki otoritas terhadap bawahannya, lebih longgar terhadap aturan kepegawaian bahkan ada yang merasa lebih santai karena ketika ada pekerjaan ia dapat memerintahkan salah satu anak buahnya untuk mengerjakannya, kemudian hasilnya akan ia laporkan kepada pimpinan seolah-olah itu adalah hasil kerjanya. 

Jika Anda menjadi manajer yang seperti itu, Anda hanya membuang waktu Anda untuk menikmati kesenangan yang semu melalui jabatan tersebut.

Saran saya gunakanlah kesempatan yang ada untuk Anda menggali kemampuan kepemimpinan Anda. Tunjukkan kepada staff bahwa Anda memang layak untuk memimpin karena potensi yang Anda miliki, berikan teladan dengan tutur kata dan perilaku yang sejalan sehingga bisa menginspirasi tim Anda untuk bertumbuh setiap waktu bersama Anda.

Percayalah, suka atau tidak suka yang menilai Anda bukan hanya atasan Anda tetapi bawahan Anda pun melakukannya. Apakah Anda bekerja sudah sangat baik atau tidak baik, Anda akan tetap menjadi bahan pembicaraan pada saat makan siang atau di grup WA yang mereka buat sendiri tanpa anda didalamnya. 

Maka tentukanlah apa yang akan Anda lakukan sebagai seorang manajer bagi tim Anda sendiri, maka diakhir waktu kepemimpinan nanti, Anda akan mengetahui dengan sendirinya apakah kehadiran Anda ditempat itu berdampak baik bagi mereka yang Anda pimpin atau sebaliknya. 

Semoga tulisan ini menginspirasi para manajer muda yang baru mendapat promosi, selamat untuk Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun