Iklim merupakan sebuah cuaca yang dirata ratakan pada waktu tertentu atau dalam periode waktu yang lama. Iklim dapat berubah dalam suhu dan pola cuaca. Terjadinya pergeseran secara alami melalui variasi siklus matahari dapat menjadi penyebabnya. Tapi, tidak menutup kemungkinan kegiatan yang dilakukan oleh manusia menjadi penyebab utama dari perubahan iklim yang terjadi seperti pembakaran bahan bahan fosil  batu bara, minyak dan gas. Pembakaran bahan fosil tersebut menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berfungsi untuk menyelimuti Bumi dan membuat panas matahari dan kenaikan suhu..
Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari iklim yang tidak menentu:
Manufaktur barang
Dalam proses manufaktur menghasilkan emisi dari pembakaran bahan fosil, bertujuan untuk ,menghasilkan energi yang digunakan untuk membuat barang barang seperti semen, besi, benda elektronik, plastik dan lain lain. Mesin yang digunakan untuk manufaktur juga menggunakan batu  bara, minyak atau gas yang dihasilkan dari pertambangan.
Penebangan hutan
Untuk memperluas lahan atau membuat lahan pertanian dan peternakan terkadang hutan  menjadi korbannya. Pohon yang ditebangi melepaskan karbon yang tersimpan didalamnya. Hutan dapat menyerap karbon dioksida dan menebang pohon sampai gundul menyebabkan pembatasan kemampuan alam dalam mengurangi emisi di atmosfer sekaligus membuat bencana alam bagi manusia.
Penggunaan transportasi
Dalam melakukan kegiatannya sehari hari kebanyakan manusia pasti menggunakan transportasi baik pribadi maupun umum. Mayoritas kendaraan seperti motor, mobil, truk dan lainnya menggunakan bahan bakar fosil untuk beroperasi. Â Hal itu menyebabkan penggunaan transportasi merupakan penyebab utama gas rumah kaca khususnya emisi karbon dioksida
Suku Bangsa Ifugao merupakan salah satu suku bangsa di Filipina yang mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh pengeboran di Filipina yang diberhentikan pada 2014 kala itu. Filipina adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan. Filipina pada kala itu pernah melakukan pengeboran di laut yang merupakan salah satu penyebab iklim tidak stabil. Masyarakat Ifugao mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani dan masih dipengaruhi oleh tradisi nenek moyang mereka termasuk kalender pertanian mereka.
Dampak dari iklim yang tidak menentu bagi masyarakat IfugaoÂ
- Cadangan makanan menjadi berkurang disertai perubahan harga yang tidak pasti
- Bencana alam seperti kebakaran hutan, erosi dan banjirÂ
- Berkurangnya persediaan air yang menyebabkan kekeringan
Filipina tidak mempunyai sumber daya yang melimpah untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi. Maka dari itu para masyarakat dari suku Ifugao mempunyai strategi seperti :Â
- Mempertahankan penggunaan komponen organikÂ
- Mengelola air untuk mencegah bencana alam
- Melindungi sekaligus menambah tanaman
Pengeboran adalah sebuah cara yang dipakai untuk mencari keberadaan batu bara dan benda yang berada dibawah permukaan tanah.
Dampak dari pengeboran ada positif dan negatif seperti:
Positif
Tersedianya tenaga kerja masyarakat lokalÂ
Sumber pendapatan masyarakat lokal menjadi meningkat
Negatif
Penebangan hutan untuk memperluas lahan pertambangan
Galian bekas pertambangan yang dibiarkan menyebabkan menurunnya kesuburan tanahÂ
Kegiatan tambang tidak dapat dilakukan secara semena mena karena menurut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, Perizinan usaha di bidang pertambangan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2022 tentang Pendelegasian Pemberian Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara meliputi:Â
 Izin Usaha Pertambangan terdiri atas:
- Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
- IUP Eksplorasi; dan
- IUP Operasi Produksi.
Izin Pertambangan Rakyat
 Surat Izin Penambangan Batuan (SIPB).
 Izin khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara terdiri atas :
- Izin Pengangkutan dan Penjualan.
- Izin Usaha Jasa Pertambangan.
Rheizal Yumara Syahputra, Universitas Airlangga
Daftar Pustaka
Hafiz, A. (2016). Dampak Izin Pertambangan Batubara Bagi Lingkungan Masyarakat Kelurahan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol, 4, 2477-2458.
Wardani, E. M. (2016). Perubahan iklim dan suku bangsa minoritas di Filipina: Pengalaman dan pelajaran dari Suku Bangsa Ifugao untuk masyarakat Asia Pasifik. Jurnal Kajian Wilayah, 5(2), 111-132.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H