TOPIK “DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA”
Tahap mulai dari diri: Pada tahap ini mahasiswa mempelajari tentang mengenal secara mendalam pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan. Tiga tulisan Ki Hadjar Dewantara yaitu, 1) Dasar-Dasar Pendidikan; 2) Metode Montessori, Froebel dan Taman Anak; 3) Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara – Dewan Senat Universitas Gadjah Mada menjadi landasan utama bagi Anda untuk membangun argumen kritis dan reflektif tentang esensi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Serta mengenal jiwa pendidikan nasional, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani.
Tahap eksplorasi konsep: Pada tahap ini mahasiwa akan memahami secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara maka Anda akan membaca tulisan dan video yang disajikan. Pada tahap ini juga memberikan pengetahuan bahwa menurut KHD, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Selain itu, dalam pembelajaran harus diterapkan dasar-dasar Pendidikan yang menuntun. Karena dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pelaksanaan pendidikan juga harus dilaksanakan berdasarkan kepada kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik serta mewujudkan sikap budi pekerti yang menyeimbangkan cipta, rasa, karsa dan karya.
Tahap ruang kolaborasi: Pada tahap ini mahasiswa belajar secara berkelompok dan berkolaborasi untuk mengenali dan menemukan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan dengan dasar-dasar pendidikan KHD yang dapat menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Tahap demonstrasi kontekstual: Pada tahap ini mahasiswa akan mempelajari cara mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD, yaitu “Pendidikan yang Berpihak pada Murid” yang berisi tentang penerapan ide/gagasan yang sesuai dengan pemikiran KHD, alasan yang kontekstual mengenai penerapan tersebut, dan menunjukkan hasil penerapan ide/gagasan tersebut, dan menyampaikan tantangan dan solusi penerapan pemikiran KHD.
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA
Proses pembelajaran harus mengutamakan kemerdekaan dan kebebasan peserta didik. Pendidik merupakan sosok yang berperan sebagai ‘pamong’ yang memberi tuntunan dan arahan agar peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik serta mampu mewujudkan sikap budi pekerti yang menyeimbangkan cipta, rasa, karsa dan karya. Pendidik melakukan upaya yang dapat membantu peserta didik sehingga mereka dapat melakukan kehidupan bermasyarakat dan berbudaya yang seluas-luasnya namun tetap memerhatikan norma dan aturan yang berlaku.
REFLEKSI DARI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN BARU
Pengetahuan dan pengalaman baru yang saya alami, yaitu saya mengetahui bahwa banyak nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah yang dapat dihubungkan dengan dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dapat digunakan untuk menguatkan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.
Perubahan yang saya alami dan akan saya praktekkan di sekolah, yaitu saya akan menerapkan kegiatan pembelajaran dan materi ajar yang yang dihubungkan dengan kebudayaan daerah terutama budaya di Kota Bengkulu. Misalnya, saya dapat mengajar peserta didik pada materi bangun ruang dengan dihubungkan dengan budaya tabot. Pada kegiatan apersepsi saya akan menjelaskan secara singkat tentang budaya tabot dan nilai-nilai luhur baik yang terkandung di dalam budaya tersebut.
PROSES PEMBELAJARAN DAN SUASANA KELAS YANG MENCERMINKAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA