Mohon tunggu...
Rheca Nurahma
Rheca Nurahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa pendidikan guru yang sedang berjuang untuk menjadi guru yang profesional dan berkualitas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

14 November 2022   10:45 Diperbarui: 14 November 2022   10:43 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TOPIK “DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA” 

Tahap mulai dari diri: Pada tahap ini mahasiswa mempelajari tentang mengenal secara mendalam pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan. Tiga tulisan Ki Hadjar Dewantara yaitu, 1) Dasar-Dasar Pendidikan; 2) Metode Montessori, Froebel dan Taman Anak; 3) Pidato Sambutan Ki Hadjar Dewantara – Dewan Senat Universitas Gadjah Mada menjadi landasan utama bagi Anda untuk membangun argumen kritis dan reflektif tentang esensi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Serta mengenal jiwa pendidikan nasional, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani.

Tahap eksplorasi konsep: Pada tahap ini mahasiwa akan memahami secara mendalam pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara maka Anda akan membaca tulisan dan video yang disajikan. Pada tahap ini juga memberikan pengetahuan bahwa menurut KHD, pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Selain itu, dalam pembelajaran harus diterapkan dasar-dasar Pendidikan yang menuntun. Karena dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pelaksanaan pendidikan juga harus dilaksanakan berdasarkan kepada kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik serta mewujudkan sikap budi pekerti yang menyeimbangkan cipta, rasa, karsa dan karya.

Tahap ruang kolaborasi: Pada tahap ini mahasiswa belajar secara berkelompok dan berkolaborasi untuk mengenali dan menemukan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan dengan dasar-dasar pendidikan KHD yang dapat menjadi penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.

Tahap demonstrasi kontekstual: Pada tahap ini mahasiswa akan mempelajari cara mendesain sebuah strategi dalam mewujudkan pemikiran KHD, yaitu “Pendidikan yang Berpihak pada Murid” yang berisi tentang penerapan ide/gagasan yang sesuai dengan pemikiran KHD, alasan yang kontekstual mengenai penerapan tersebut, dan menunjukkan hasil penerapan ide/gagasan tersebut, dan menyampaikan tantangan dan solusi penerapan pemikiran KHD.

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Proses pembelajaran harus mengutamakan kemerdekaan dan kebebasan peserta didik. Pendidik merupakan sosok yang berperan sebagai ‘pamong’ yang memberi tuntunan dan arahan agar peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik serta mampu mewujudkan sikap budi pekerti yang menyeimbangkan cipta, rasa, karsa dan karya. Pendidik melakukan upaya yang dapat membantu peserta didik sehingga mereka dapat melakukan kehidupan bermasyarakat dan berbudaya yang seluas-luasnya namun tetap memerhatikan norma dan aturan yang berlaku.

REFLEKSI DARI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN BARU

Pengetahuan dan pengalaman baru yang saya alami, yaitu saya mengetahui bahwa banyak nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah yang dapat dihubungkan dengan dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dapat digunakan untuk menguatkan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat.

Perubahan yang saya alami dan akan saya praktekkan di sekolah, yaitu saya akan menerapkan kegiatan pembelajaran dan materi ajar yang yang dihubungkan dengan kebudayaan daerah terutama budaya di Kota Bengkulu. Misalnya, saya dapat mengajar peserta didik pada materi bangun ruang dengan dihubungkan dengan budaya tabot. Pada kegiatan apersepsi saya akan menjelaskan secara singkat tentang budaya tabot dan nilai-nilai luhur baik yang terkandung di dalam budaya tersebut.

PROSES PEMBELAJARAN DAN SUASANA KELAS YANG MENCERMINKAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Perencanaan: Pada tahap ini, pendidik menyusun rencana pembelajaran dan bahan ajar yang memperhatikan capai pembelajaran peserta didik dan memperhatikan proses peserta didik dalam memahami konsep materi.

Pelaksanaan: Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan perangkat pembelajaran dan bahan ajar yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa, memberikan apersepsi dengan media yang telah disiapkan, dan memberi motivasi. Lalu pendidik memberikan pertanyaan awal untuk mendiagnosis pengetahuan awal peserta didik, setelah itu pendidik menyampaikan materi awal. Pada proses inti kegiatan pembelajaran, pendidik menginstruksikan peserta didik untuk membentuk bebrapa kelompok, sehingga peserta didik dapat mengerjakan lembar kerja yang diberikan secara berkelompok. Lalu peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, diskusi dan tanya jawab antar kelompok, serta menyimpulkan hasil pengerjaan. Tahap tersebut dilakukan dengan mengutamakan kebebasan peserta didik dalam menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan. Seluruh kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya peserta didik untuk menanamkan nilai komunikasi, kerja sama, toleransi, percaya diri, berani tampil, dan mandiri. Selama proses inti pembelajaran guru aktif menuntun dan mengarahkan peserta didik agar peserta didik dapat menemukan konsep materi yang harus dipahami.

 

PEMIKIRAN ATAU PERILAKU YANG BERUBAH SETELAH MEMPELAJARI DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Setelah mempelajari topik ini, saya mengetahui bahwa pendidikan dan pengajaran yang mengutamakan kemerdekaan peserta didik sangat diperlukan. Karena peserta didik merupakan seorang manusia yang bebas dalam menentukan arah kehidupan dan minat bakatnya. Sehingga, sosok guru berperan sebagai pamong yang menuntun, mengarahkan, memberi teladan, memberi semangat, dan memberi dorongan kepada peserta didik agar tetap berada di jalan yang benar. Selain itu, saya juga mengetahui bahwa kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik akan membantu peserta didik lebih mandiri dan dapat memahami konsep materi sesuai dengan kemampuannya sendiri. Setelah mempelajari topik ini, saya juga mengetahui bahwa peserta didik memiliki kebebasan dalam menentukan gaya belajar yang mereka sukai, sehingga setelah kegiatan pemberian instruksi belajar akan berlanjut menjadi “Merdeka Belajar”.

HAL-HAL YANG DAPAT DITERAPKAN AGAR KEADAAN KELAS DAPAT MEREFLEKSIKAN PEMIKIRAN KHD

  • Saya sebagai pendidik harus ramah namun tegas terhadap peserta didik
  • Saya sebagai pendidik harus disiplik ketika masuk sekolah dan masuk ke kelas ketika pembelajaran akan berlangsung
  • Saya sebagai pendidik harus memberikan teladan dan contoh yang baik kepada peserta didik
  • Saya sebagai pendidik harus mengingatkan peserta didik untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma kehidupan
  • Saya sebagai pendidik akan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong kemampuan komunikasi, kerja sama, toleransi, percaya diri, berani tampil, dan mandiri dengan menerapkan pembelajaran secara berkelompok untuk menyelesaikan suatu soal atau permasalahan kontekstual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun