Setelah Perang Dunia I usai, Kartono sempat menjadi kepala penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa di Geneva, cikal bakal PBB. Tahun 1919, ia juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda. Kemampuannya ditengarai seorang ahli kejiwaan dan hipnosis setelah menyembuhkan anak usia 12 tahun hanya dengan menempelkan tangan di dahi anak itu. Padahal, dokter sudah menyerah. Sosrokartono lalu meninggalkan Geneva menuju Paris untuk belajar psikometri dan teknik psikiatri, tetapi jurusan itu ternyata hanya untuk lulusan sekolah kedokteran. Ia kecewa dan kembali ke Tanah Air tahun 1926, sempat bergerak di bidang pendidikan, lalu menetap di Bandung, mendirikan perpustakaan Dar -- oes - Salam. Di situlah Soekarno sering datang untuk berdiskusi. Ia seperti guru spiritual bagi Soekarno. Selama itu, ia banyak tirakat. Kemampuannya makin terasah dan kemudian dikenal sebagai penyembuh. Banyak julukannya, di antaranya "dokter cai" karena media penyembuhannya hanya air dan secarik kertas dengan rajah " alif ". Endangarie Soedarmodjo (60), warga Bandung, masih ingat, waktu kecil, kalau badannya panas, oleh ibunya ia diberi minum air putih yang sudah dicelup kertas putih segi empat bertuliskan huruf "alif", berwarna merah. "Biasanya tak lama kemudian saya sudah baik," kenang Endang. "Ibu menyebut orang yang memberi kertas itu Kakak Alif," ujar Endang. Budayawan Radhar Panca Dahana mengatakan, sosok jenial itu ingin menyatukan dua kekuatan peradaban : mistisisme Jawa dan peradaban intelektual Eropa. "Dua profesornya dari Eropa menjumpai dia sedang menggosok keris dan batu cincin di dapur di satu rumah di Bandung," ujar Radhar dalam wawancara beberapa waktu lalu. Dikenal sebagai ahli tasawuf, Sosrokartono perlahan menarik diri dari keramaian. Itu pula yang membuat nama besarnya di Barat dilupakan di Tanah Air. Ajaran - ajarannya, bahkan nama samarannya, mencerminkan kebersahajaan hidup, di antaranya sugih tanpa banda, ngelmu tanpa aji, ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, terukir di sisi kanan batu nisan. Ia menjalani laku hidup seperti itu : kaya tanpa harta, berilmu tanpa senjata dan aji - aji, ke mana pun sendiri, menang tanpa merendahkan. "Salah satu nama samaran Eyang adalah Jaka Pring," lanjut Sunarto. Dalam bahasa Jawa Krama Inggil, pring atau bamboo adalah deling, singkatan kendel (berani) dan eling (sadar). Ilmunya, kantong bolong, artinya tidak menimbun harta. Menurut Sunarto, kalau para pemimpin ikut ilmu laku Eyang Sosro, berilmu kantong bologn, kendel, dan eling, Indonesia pasti loh jinawi, tidak ada korupsi, tentrem, jenjem.
Siklus RW :
" _Ping kalihipun perlu babat lan ngatur papan kangge masang alif. ( Masang alif  punika inggih kedah mawi sarana lampah. Boten kenging kok lajeng dipun canthelaken kemawan, lajeng dipun tilar kados mepe rasukan ). " maksudnya adalah :
Alif sebagai simbol Allah SWT sekaligus ana, simbol kesatuan Tuhan dan Hamba, simbol kasunyatan, simbol ketegakan, kelurusan, kemurnian, dan fokus konsentrasi ke arah keterbukaan jiwa menerima unsur -- unsur dari luar (tinarbuka), semua itu dari Allah SWT atas pertolonga Allah SWT, akan kembali kepada Allah SWT.
Jika kamu muslim selalu ingat Allah SWT, namun semua orang di dunia itu muslim maksudnya dalam artian semua perbuatan selalu mengingat Allah SWT, tidak mungkin kamu menyimpang, karena selalu ada yang memberitahu kamu jika kamu menyimpang, tetapi jika sudah 6x dan sudah tidak ada yang memberitahu atau tidak ada bisikan batin lagi maka kamu sepenuhnya sudah milik setan, maka bertaubatlah.
Tanpa pamrih, atau sepi ing pamrih Raden Mas Panji Sosrokartono berbagi tentang Ilmu kantong bolong, ilmu kantong bolong  adalah ilmu yang dipelajari manusia pada zamannya yaitu :
- " Nulung pepadane ora nganggo mikir wayah, waduk, kantong yenana isi lumuntur morang sesami. "
- Kepedulian dan kesediaan untuk menolong tanpa pamrih ( ikhlas ) tanpa syarat, tanpa perhitungan, tanpa kecuali, tanpa memperhitungkan apa yang tersisa untuk dirinya
- Wujud dan cinta kasih kepada sesama yang berhulu dan bermuara padda cinta kebutuhan
- Mengosongkan diri dari kepentingan pribadi, memerangi egoisme dan mementingkan diri sendiri secara berlebihan.
Inti dasar dan ajaran ilmu kantong bolong Sosrokartono adalah cinta kasih manusia kepada Tuhan. Cinta kasih kepada Tuhan sebagai keyakinan yang mutlak untuk wujud berbakti kepada Tuhan yang Maha Esa. Pengabdian diri kepada Tuhan sebagai wujud ibadah untuk menolong sesama manusia dengan rasa ikhlas atau tanpa pamrih, Suwung pamrih. Lalu, ajaran ilmu kantong bolong dalam aksiologi notonagoro memiliki beberapa unsur nilai yaitu Nilai vital, sikap cinta kasih kepada Tuhan menolong manusia tanpa pamrih, Nilai material, harta kekayaan yang dimiliki manusia disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan dan tanpa pamrih, Suwung pamrih, Nilai kerohanian, Sosrokartono setiap saat, setiap detik seluruh jiwa raganya diberikan kepada Tuhan yang Maha Esa, Nilai kebenaran, Sosrokartono dalam ilmu kantong bolong mempraktekkan langsung dalam kehidupannya, Nilai keindahan, Alif yang menjadi simbol ke Esa-an Tuhan sebagai perantara untuk menolong sesama manusia, dan Nilai kebaikan, ilmu kantong bolong untuk meniadakan pemusatan kepentingan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/12674/1/15771049.pdf
https://tirto.id/sosrokartono-setia-memberi-pelayanan-sosial-meski-diawasi-belanda-gpqF