Mohon tunggu...
Rhea Almira
Rhea Almira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya rhea almira, saya seseorang yang ceria dan senang juga membawakan keceriaan bagi sekitar saya, dan juga saya sangat senang melakukan hal hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pelatihan Kerja Terhadap Pengembangan Karir dan Kinerja Karyawan di Distro Asbhoel Store (Penelitian Ilmiah Bab 2)

18 Mei 2024   13:03 Diperbarui: 18 Mei 2024   13:08 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pelatihan

Pelatihan dapat diartikan sebagai proses terencana untuk memodifikasi sikap atau perilaku pengetahuan, keterampilan melalui pengalaman belajar. Menurut Nitisesmito dalam buku (Santoso, 2021),  pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk dapat memperbaiki dan mnegembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan keinginan perusahaan yang bersangkutan. Menurut Nadler pada buku (Gintings) berpendapat bahwa pelatihan adalah suatu proses belajar untuk menguasai keterampilan, pengetahuan dan sikap yang baru untuk mempersiapkan seseorang agar mampu melakukan pekerjaan yang saat ini menjadi tanggungjawabnya atau yang akan menjadi tanggungjawabnya kelak sebagai bagian dari perkembangan individu maupun organisasi dimana ia bekerja. Menurut situs (Kemnaker, 2023), pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Sederhananya, pelatihan kerja adalah proses mengajarkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan bekerja (vocational) serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.


Jenis -- jenis Pelatihan

Menurut (Fatimah, 2023) Umumnya, ada 10 jenis pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di perusahaan, di antaranya:

  • Pelatihan Kompetensi (Skill Training)

Pelatihan kompetensi atau skill training merupakan salah satu bentuk pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan di dalam perusahaan.

Dalam pelatihan ini, karyawan akan dibekali dengan kemampuan khusus yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Misalnya, pelatihan dalam

bidang keahlian teknis, manajerial, atau komunikasi.

  • Pelatihan Ulang (Retraining)

Pelatihan ulang atau retraining biasanya dilaksanakan ketika ada suatu perubahan yang signifikan dalam pekerjaan atau teknologi yang digunakan di perusahaan. Pelatihan ini bertujuan untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan  karyawan agar tetap relevan dengan kebutuhan perusahaan. Dalam pelatihan ini, karyawan akan belajar kembali atau diperbarui mengenai tugas dan tanggung jawab baru yang harus mereka pahami dan kuasai.

  • Pelatihan Lintas Fungsional (Cross Functional Training)

Pelatihan lintas fungsional atau cross functional training adalah pelatihan yang melibatkan karyawan dari berbagai departemen atau fungsi di perusahaan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memperluas

pengetahuan dan pemahaman karyawan tentang berbagai aspek bisnis. Dengan demikian, karyawan dapat bekerja secara lebih efektif dalam kolaborasi lintas tim dan lintas departemen.

  • Pelatihan Bahasa (Language Training)

Pelatihan bahasa adalah salah satu jenis pelatihan yang sangat penting dalam era globalisasi ini. Dalam pelatihan bahasa, karyawan diajarkan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Mandarin, atau bahasa-bahasa lain yang

relevan dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Kemampuan berbahasa yang baik akan membantu

karyawan dalam berinteraksi dengan pelanggan internasional, meningkatkan kesempatan bisnis, dan membuka pintu kerjasama dengan perusahaan-perusahaan luar negeri.

  • Pelatihan Kreativitas (Creativity Training)

Pelatihan kreativitas merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan karyawan dalam berpikir kreatif dan inovatif. Dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan teknik-teknik kreativitas, seperti brainstorming, mind mapping, atau design thinking. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menghasilkan ide- ide baru yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan menciptakan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi.

  • Pelatihan Teknologi (Technology Training)

Pelatihan teknologi melibatkan pengenalan dan pelatihan terkait penggunaan teknologi dalam operasional perusahaan. Dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan materi teknologi terkini seperti Digital Marketing, Data Science, Product Management, UI/UX Design, dan lainnya. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan dalam menggunakan teknologi terkini yang ada di perusahaan.

  • Pelatihan Tim (Team Training) 

Pelatihan tim atau team training adalah pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan efektivitas tim di dalam perusahaan.

Dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan tentang pentingnya komunikasi yang baik, kolaborasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan dalam konteks kerja tim. Pelatihan ini akan membantu tim bekerja secara sinergi dan mencapai hasil yang lebih baik.

  • Pelatihan Kepemimpinan (Leadership Training)

Pelatihan kepemimpinan umumnya diperuntukkan bagi karyawan yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin di perusahaan.

Dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan tentang keterampilan kepemimpinan, seperti kemampuan mengambil inisiatif, memotivasi tim, mengelola konflik, dan mengambil keputusan strategis. Pelatihan kepemimpinan ini penting untuk mengembangkan calon-calon pemimpin yang kompeten dan efektif.

  • Pelatihan Keterampilan Non Teknis (Soft Skill Training)

Pelatihan soft skill adalah pelatihan yang fokus pada pengembangan keterampilan interpersonal dan kepribadian karyawan. Keterampilan soft skill meliputi kemampuan komunikasi, negosiasi, kepemimpinan, kerjasama tim, adaptabilitas, dan pemecahan masalah. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam berinteraksi dengan baik dengan rekan kerja, atasan, dan pelanggan.

  • Pelatihan Produk (Product Training)

Pelatihan produk merupakan jenis pelatihan yang berfokus pada pemahaman dan pengetahuan mendalam mengenai produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.

Dalam pelatihan ini, karyawan akan diajarkan tentang fitur-fitur produk, keunggulan dibandingkan pesaing, cara pemasaran, dan cara memberikan layanan pelanggan yang baik. Pelatihan ini penting agar karyawan dapat dengan baik mempromosikan dan menjual produk perusahaan.

Metode Pelatihan

Menurut (Gischa, 2023) ada dua metode pelatihan secara umum, sebagai berikut:

  • On the job training, yaitu memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pekerjaan secara langsung saat bekerja untuk melatih karyawan bagaimana melaksanakan pekerjaan mereka sekarang. Contohnya adalah instruksi, rotasi, magang.
  • Off the job training, yakni metode pelatihan yang dilakukan diluar jam kerja. Contohnya adalah ceramah, video, pelatihan vestibule, permainan peran, studi kasus, simulasi, studi mandiri, praktik laboratorium, dan outdoor oriented program.

2. Pengembangan Karir

Menurut Mondy dalam buku (Mulyadi, 2022), menyatakan bahwa pengembangan karir adalah pendekatan formal yang digunakanorganisasi untuk memastikan bahwa orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia jika dibutuhkan.Rivai dan Sagala menyatakan bahwa pengembangan karir terdiri dari peningkatan pribadi yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai rencana karir pribadinya. Menurut Mangkunegara dalam buku  (Mulyadi, 2022), pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisasi yang pegawai manajerialnya mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk mencapai tujuan yang umum. Dengan demikian, istilah pengembangan lebih ditunjukan pada pegawai tingkat manajerial untuk meningkatkan kemampuan konseptual,kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas human relation.

Tujuan Pengembangan Karir 

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 11 tahun 2017, pengembangan karier merupakan manajemen karier yang harus dilaksanakan.

Tujuan pengembangan karier yaitu:

  • Memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada pegawai. 
  • Menyeimbangkan antara pengembangan karier pegawai dan kebutuhan organisasi. 
  • Meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai.
  • Mendorong peningkatan profesionalitas pegawai.

Tahapan Pengembangan Karir 

Menurut Meldona, untuk mengarahkan pengembangan karir agar dapat memberikan keuntungan bagi individu dan perusahaan, maka departemen sumber daya manusia dapat melakukan tahap program pengembangan karir yaitu:

  • Preparing

Preparing merupakan kegiatan memprediksi suatu perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan lingkungan, pengembangan karyawan yang berbeda keahlian dan kemampuannya serta pelatihan kepemimpinan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran yang jelas kepada pimpinan dan karyawan tentang kebutuhan organisasi saat ini serta peluang dan aktivitas yang terkait dengan pengembangan karir.

  • Profiling

Profiling merupakan kegiatan penilaian kinerja dan melakukan audit sumber daya manusia (skill inventory) dengan tujuan mengetahui kekuatan dan kelemahan karyawan serta mengetahui aspirasi dan pengembangan karir yang diperlukan.

  • Targetting

Targetting merupakan kegiatan memberikan informasi tentang perencanaan yang telah disusun dan memberikan informasi melalui sistem job posting. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempelajari berbagai posisi yang bisa diraih sesuai dengan aspirasi dan kualifikasinya.

  • Strategizing

Strategizing merupakan kegiatan menginformasikan jalur dan jenjang karir (career path) yang bisa dilalui oleh karyawan dan memberikan jasa konsultasi pada karyawan atas berbagai problem yang mereka hadapi untuk memulai karir yang diinginkan (counseling). Tujuan kegiatan ini adalah memberikan bantuan yang berguna bagi karyawan dalam pengembangan rencana aksi yang realitas dalam meraih karir yang diinginkan.

  • Implementing

Implementing merupakan kegiatan melakukan pelatihan dan pengembangan melalui on the job training, sistem mentoring dan pembinaan. Tujuan kegiatan ini adalah mempersiapkan keahlian dan kemampuan karyawan agar bisa mencapai tujuan dan kinerja yang diinginkan.

  • Sustaing

Sustaining merupakan kegiatan menyediakan kompensasi yang fair dan reward yang akan diterima serta melakukan evaluasi atas mekanisme yang dijalankan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan sesuai dengan jabatannya. 

Berdasarkan uraian diatas untuk dapat mengembangkan karir karyawan dapat melalui langkah-langkah dengan menyusun rencana karirnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

3 . Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan juga dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh seorang karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. Kinerja karyawan yaitu kemampuan, keterampilan, dan hasil kerja yang ditunjukkan oleh seorang karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerja. Kinerja karyawan dapat diukur melalui pencapaian target yang telah ditetapkan, produktivitas kerja, kualitas hasil kerja, serta kualitas kerja dalam tim.

 Menurut (Suryani, Sugianingrat, & Laksemini, 2020), kinerja karyawan (employee performance) oleh para ahli sering juga disebut prestasi kerja (job performance atau work performance) karena kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap karyawan sebagai prestasi kerja yang dihasilkannya. Kinerja karyawan (prestasi kerja) tersebut didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dlam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kualitas yang maksimal dan kuantitas yang mencapai target adalah penekanan yang diberikan dalam definisi ini. Capainya harus disesuaikan dengan target atas beban tanggung jawab yang dipikulnya.

Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan di tempat kerja, mulai dari motivasi, lingkungan, karir, hingga kompensasi. Penting bagi sebuah perusahaan untuk tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan dari karyawan tersebut, agar performa setiap karyawan tetap baik. Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:

  •  Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang termotivasi akan bekerja lebih keras dan lebih produktif. Motivasi kerja dapat berasal dari dalam diri karyawan atau dari luar, seperti pengakuan, penghargaan, dan kesempatan untuk berkembang.

  • Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman, bersih, dan aman akan membuat karyawan merasa nyaman dan lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu, lingkungan kerja yang ramah dan penuh kebersamaan juga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

  • Kepemimpinan

Kepemimpinan yang baik juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kepemimpinan yang efektif dapat memberikan arahan yang jelas, memotivasi karyawan, dan membangun hubungan kerja yang baik antara karyawan dan atasan. Sebaliknya, kepemimpinan yang buruk dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi untuk bekerja.

  • Pengembangan Karir

Pengembangan karir adalah faktor yang penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan karir mereka akan merasa lebih termotivasi untuk bekerja dan lebih siap untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar.

  • Insentif dan Kompensasi

Insentif dan kompensasi yang adil dan memadai juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan yang merasa dihargai dan diberikan penghargaan yang layak untuk pekerjaannya akan bekerja lebih keras dan lebih produktif.

  • Kebijakan Perusahaan

Kebijakan perusahaan juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Kebijakan yang adil dan konsisten akan membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk bekerja. Di sisi lain , kebijakan yang tidak jelas atau tidak adil dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan tidak termotivasi untuk bekerja dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun