Mohon tunggu...
Rhayi  Sabrina
Rhayi Sabrina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - International Relation-Humaniora
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

student

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politik Hubungan Internasional Islam (Siyasah Dauliyah)

29 September 2019   20:31 Diperbarui: 25 Juni 2021   16:46 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Politik Hubungan Internasional Islam (Siyasah Dauliyah) (unsplash/ali-arif-soydas)

Hubungan internasional merupakan kebutuhan pada setiap Negara dalam membina dan mempererat silaturahmi dalam suatu hubungan satu Negara dengan Negara lain berdasarkan perdamaian.

Perdamaian sangat dijunjung tinggi oleh Islam. Islam mengajarkan untuk melakukan perdamaian, menghormati dan menjaga hak satu sama lain. Islam sebagai agama yang ikut berperan dalam menciptakan perdamaian telah menetapkan kewajiban yang dilakukan setiap arang dan Negara Islam dalam konteks Hubungan Internasional di waktu damai. Adapun hal-hal tersebut antara lain:

  • Saling membantu dengan bangsa lain dalam berbagai bidang
  • Menghormati hak-hak bangsa dan Negara lain
  • Melaksanakan perjanjian yang telah disepakati dan tidak melanggarnya
  • Hubungan internasional juga dilakukan jika terjadi peperangan yang berupaya untuk menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian . perang merupakan kata yang tidak asing dalam Islam, karena dialami oleh sejarah awal Islam. Perang yang terjadi pada masa awal sejarah Islam ialah perang yang dapat dilihat dari konteks paradigma fiqh, yang dibagi menjadi dua yaitu, pertama, perang jihad fi sabilillah yaitu perang agama yang terjadi antara kaum muslimin dan orang kafir yang memusuhi Islam. Kedua, perang dalam konteks politik, yaitu memerangi musuh Negara Islam yang berusaha merognrong atau menjajahi Islam dan melawan kepemimpinan Negara Islam wajib diperangi.

Baca juga : Ilmu Hubungan Internasional Islam di Tengah Dominasi Barat

Adapun netralitas sebuah Negara yang mana netralitas ini todak ikut memihak kepada salah satu pihak yang bersengketa. Dalam realitasnya hal ini dikembangkan oleh Negara yang tidak ikut dalam persengketaan. Abu Zahrah berpendapat bahwa netralutas sesuai dengan ayat Al-Qur'an surat An-nisa ahyat 90, beliau menerangkan tentang adanya sikap netral terhadap kedua pihak yang bertikai. 

Sikap netral Islam ialah sikap netral yang kedua pihak bersengketa dan salah satu dari dua pihak tersebut tidak ada perjanjian damai dengan Negara muslim, atau kedua belah pihak yang mengadalkan suatu perjanjian damai dengan Negara muslim sebelumnya

Pada dasarnya hubungan antara Negara muslim dan non-muslim ialah suatu perdamauan, tidak ada perbedaan satu sama lain, yang berbeda adalah keyakinan. Maka selama tidak ada sebab yang menimbulkan peperangan maka perdamaian wajib dipertahankan. 

Adanya peperangan yang terjadi kedua belah pihak yang bertikai bertujuan untuk kepentingan bersama dalam konteks duniawai, sehingga perdamaian dalam suatu Negara harus dieratkan untuk kemajuan sesama Negara.

Disadur dalam buku: Politik Hubungan Internasional Islam (Siyasah Dauliyah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun