Dalam 10 tahun terakhir ini, mungkin tidak ada satu bulan pun, media sosial atau berita online di Indonesia yang tidak menulis atau menyinggung sosok fonumenal ini, yaitu Waketum Partai Gerindra, Fadli Zon.
Dari sisi prestasi, jujur saya tidak mengerti, apa prestasi yang pernah diraih oleh seorang Fadli Zon, namun yang pasti sosok ini sangat pandai memposisikan diri nya sehingga bisa dibilang tiada hari tanpa berita tentang dirinya. Hasilnya, dengan sangat mudah FZ selalu terpilih menjadi anggota DPR dengan jumlah suara yang sangat signifikan.Â
Banyak pihak yang meremehkan FZ, yang mengatakan bahwa gampang menjadi seperti FZ, tinggal selalu tidak setuju dan mengkritik keputusan pemerintah, maka secara kontroversial, nama nya akan melambung.Â
Semudah itukah? Sudah banyak politisi yang mencoba seperti itu, dari PKS, misal Mardani Alisera, Hidayat NurWachid, Fahri Hamzah, atau dari Gerindra sendiri, seperti Arif Puyono, Andre Rosiade, atau dari partai Demokrat seperti Ferdinand Hutahean dan banyak yang lain.Â
Tapi kenapa hanya FZ yang terus diperhatikan oleh media? kenapa FZ tetap mampu menjadi media darling? Disini hebatnya FZ. Bagaimana dia mampu terus berkomentar negatif, tapi tidak satu orang pun yang bisa memperkarakannya. Dan komentar2 nya begitu 'aneh', sehingga media selalu memperhatikannya.Â
Saya mengganggap tidak mudah untuk mampu berperilaku seperti itu. Kemampuan nya ini yang mungkin membuat dia begitu disayang oleh ketum Gerindra, dan selalu menjadi sosok penting di partai Gerindra.
Ke depannya saya melihat, FZ akan terus memainkan peran seperti ini, kepopulerannya akan terus mampu dipertahankan. Kalau suatu saat dia menjadi menteri, sudah bukan sesuatu yang luar biasa lagi. Tapi ini uniknya politikus di Indonesia, untuk menuju Roma, banyak jalan yang bisa dipilih, tapi yang paling 'normal' adalah:
1. Dari jalur TNI/Polri, begitu pensiun, dengan jaringannya masuk ke pemerintahan, dan berakhir sebagai pembesar partai atau Menteri, jalur ini yang paling banyak di Indonesia, SBY, Wiranto, Prabowo, Moeldoko dan puluhan nama lainnya
2. Dari jalur Birokrat, merintis karier menjadi kepala daerah, dan terus naik hingga menjadi menteri, misalnya mensos saat ini Risma, Mendagri di jaman SBY dan banyak lagi menteri yang lain yang berawal dari PNS, Sekda, Kepala Daerah, hingga menteri
3. Dari jalur Pengusaha, kemudian mendapat dukungan parpol dan menjadi menteri. Jalur ini juga banyak sekali, biasa di posisi Menteri Perdagangan atau menteri Perindustrian, seperti Rachmat Gobel, Nadim dan  Erick Toher
4. Dari jalur akademisi, jadi dosen, rektor dan berakhir di menteri, biasa jadi Menristek atau Menkeu seperti Sri Mulyani, atau bekas Rektor ITB dan ITS