Mahasiswa Prakik Kerja Lapangan (PKL) dari Program Studi Kesehatan Masyarakat (SKM) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam program PKL MBKM SKM Penggerak 2024 melaksanakan kegiatan pencegahan stunting melalui edukasi dan skrining kesehatan yang menyasar remaja di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Program PKL MBKM SKM Penggerak merupakan program yang bermanfaat untuk membantu pemerdayaan masyarakat dalam menyelesaikan masalah dalam bidang kesehatan masyarakat dengan memberikan program intervensi dan luaran yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik hidup sehat.
Kegiatan intervensi di Kelurahan Sukorejo dilakukan sebanyak 2 kali yaitu kegiatan deteksi dini faktor risiko stunting pada remaja yang dilakukan pada tanggal 29 September 2024 dan edukasi stunting serta kesehatan reproduksi pada tanggal 6 Oktober 2024.Â
Hal ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan dan mendeteksi dini faktor risiko stunting pada remaja sebagai upaya pencegahan jangka panjang.Â
Kegiatan skrining dilakukan dengan berbagai pemeriksaan kesehatan seperti pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan lingkar lengan atas, wawancara terkait pola makan dan kebiasaan sehari-hari serta penyampaian hasil skrining dan cara memberdayakan hidup bersih dan sehat.
Selanjutnya, pembahasan lebih lanjut terkait hasil skrining dibahas dalam kegiatan edukasi stunting dan kesehatan reproduksi di minggu berikutnya. Sebelum dilakukan penyampaian materi, remaja diberikan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap stunting.Â
Kemudian diberikan edukasi yang disampaikan dalam bentuk ceramah dan pembagian leaflet yang berisi penjelasan terkait stunting dan faktor risikonya, pentingnya pencegaha stunting sejak remaja serta bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi dengan baik. Setelah itu, diberikan post-test untuk mengukur pengetahuan setelah dilakukan penyampaian materi.
Pentingnya Pencegahan Stunting Di Usia Remaja
Sekretaris Lurah Sukorejo, Sidik Heriyawan mengatakan bahwa kondisi Kelurahan Sukorejo masih terdapat banyak kasus stunting dan banyak remaja yang melakukan pernikahan dini. "Kasus stunting di Kelurahan Sukorejo cukup tinggi, banyak remaja yang putus sekolah dan memilih untuk menikah muda. Kami harap kegiatan ini dapat membantu dalam upaya pencegahan stunting khususnya sejak masa remaja," ungkap Sidik.
Ketua PSM (Pekerja Sosial Masyarakat), Lina juga mengungkapkan bahwa partisipasi remaja di Kelurahan Sukorejo khususnya dalam bidang kesehatan sangat rendah. "Remaja disini hanya aktif semisal di acara 17-an, tidak ada posyandu remaja juga jadi kami juga berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran remaja tentang stunting," ungkap Lina.
Dukungan dari Pemerintah Kelurahan Sukorejo
Setelah dilakukan intervensi, kemudian dilakukan advokasi dengan memberikan pemaparan hasil kegiatan dan juga penyerahan policy brief. Policy brief berisi analisis situasi kesehatan di Kelurahan Sukorejo dan saran yang dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan dan program kesehatan di Kelurahan Sukorejo kedepannya. Â
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Kelurahan Sukorejo. Lurah Sukorejo, Bapak Dhimas Enggar, menyampaikan terimakasih dan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa UNNES dalam memberikan edukasi dan layanan kesehatan kepada warganya, terutama remaja.Â
Menurutnya, upaya pencegahan yang dimulai dari usia remaja ini sangat relevan dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Sukorejo.
Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga membutuhkan peran serta masyarakat, khususnya para remaja sebagai generasi penerus bangsa. Program ini diharapkan menjadi awal yang baik untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini dan menghindari risiko stunting yang dapat memengaruhi masa depan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H