Mohon tunggu...
Rana Kadarisman
Rana Kadarisman Mohon Tunggu... -

Jati Diriku, Jati Diri Bangsaku!!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Naturalisasi? Kenapa Tidak?!

26 Desember 2013   02:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13880010221706284397

Almere City

Liga Belanda 2

13

Raphael Maitimo

Belakang/Gelandang

17 Maret 1984

Mitra Kukar

Indonesian Super League

Banyak kalangan yang menganggap naturalisasi itu gak perlu dilakukan Indonesia. Banyak bakat muda Indonesia yang bersinar. Apalagi dengan munculnya bakat-bakat muda Timnas U-19 yang berpotensi berbuat banyak di kancah sepakbola Asia dan Dunia. Seperti yang diutarahkan coach Indra Sjafrie, kalau di Timnas U-19 haram naturalisasi. Saya sangat setuju dengan pernyataan Indra Sjafrie. Dengan kata lain, memaksimalkan potensi Garuda Muda lebih penting daripada naturalisasi,

Di sisi lain, jika ada pemain naturilasasi yang lebih berkualitas, kenapa tidak untuk dimaksimalkan juga? Sangat disayangkan juga pemain yang kualitasnya baik dan sudah dinaturalisasi malah disia-siakan. Kita juga harus apresiasi pemain asing yang ingin membela Negara tanah leluhurnya (pemain keturunan) atau tanah dimana ia selama ini hidup (seperti: Greg, Igbonefo, dan El Locho). Ini menjadi seleksi yang lebih kompetitif menuju timnas yang lebih berkualitas. Bisa jadi motivasi pemain asli Indonesia agar lebih baik dari pemain naturalisasi.

Negara-negara yang lebih maju sepakbola pun masih banyak yang masih mengandalkan naturalisasi. Sebut saja Spanyol Juara Piala Eropa 2008. Di sana terdapat Marcos Senna yang menjadi jangkar utama Tim Matador saat itu. Di Negara lain pun masih banyak yang melakukan naturalisasi. Sebut saja Jerman ada Ozil dan Boateng, Perancis ada Ribery dan Zidane, Italia ada Ballotelli dan Thiago Motta, Portugal dengan Pepe dan Deco, dan Jepang pernah naturalisasi Alex di Piala Dunia 2002. Banyak Negara lain menggunakan naturalisasi untuk mengisi kekosongan yang dianggap bisa dimaksimalkan. Jika kualitasnya lebih baik dan bisa membuat prestasi lebih baik, kenapa tidak? Semua diserahkan lagi kepada kualitas dan kepercayaan pelatih dan pengurus sepakbola nasional.

Pro dan kontra isu naturalisasi bisa disebabkan kepuasan dan ketidak puasan masyarakat terhadap performa pemain naturalisasinya. Kekecewaan muncul ketika ekpektasi kita yang sangat tinggi masyarakat tidak tercapai. Harapan publik dengan adanya pemain asing bisa meningkatkan prestasi, malah ternyata tidak ada dampak positif yang sangat signifikan. Kalau dari saya sendiri bukan naturalisasi yang jadi permasalahan sepakbola nasional tak berkembang dan berprestasi. Saya lebih setuju menyalahkan oknum yang berkepentingan lain (bukan kepentingan sepakbola) mengakibatkan kisruh berkepanjangan. Perkembangan kompetisi dan pembinaan menjadi terbengkalai.

13880010221706284397
13880010221706284397

Sampai saat ini saya cukup puas dengan pemain naturalisasi. Kualitas lini yang diisi pemain naturalisasi bisa dikatakan lebih baik. Kita tidak bisa menyangkal kualitas Christian Gonzales di Piala AFF 2011. Dia aktor penting yang meloloskan Indonesia sampai ke final. Irfan Bachdim pun tidak bermain bermain buruk, walaupun setelah kisruh performa Bachdim agak menurun. Greg Nwokolo dan Sergio Van Dijk bisa diandalkan untuk menjaga kualitas serangan. Mereka hanya belum maksimal karena banyak faktor, teknis (seperti: kekompakan dan supply bola) maupun non-teknis (seperti: kisruh PSSI dan dukungan supporter). Stefano Lilipaly yang bermain untuk Almere City bisa diandalkan untuk memimpin lini tengah Indonesia. Masih muda, pengalaman Internasional, dan masih berpotensi lebih baik lagi. Di Lini belakang, sekarang cukup tangguh dengan adanya Maitimo dan Igbonefo. Mereka bisa dijadikan pilihan utama maupun pilihan rotasi jika ada pemain asli yang lebih baik. Diego pun tak bermain buruk. Dia cukup diandalkan menjadi bek kiri tim nasional. Mereka hanya cukup diberi lebih kepercayaan. Pengalaman bermain di luar negeri sedikit menjadi keuntungan tersendiri dalam hal mental.

Ada pemain keturunan yang hampir dinaturalisasi. Dia sangat antusias untuk membela tanah air. Dia adalah Joey Suk yang membela klub Eredivisi, NEC Breda. Proses itu tertunda lantaran PSSI mengalami pergantian ketua umum yang diikuti dengan penggantian seluruh fungsionaris dan kebijakan.

Talenta-talenta Belanda keturunan Indonesia ini potensial untuk membela Indonesia. Van der Maarel bermain di FC Utrecht, Xander Houtkoop bermain di Go Ahead Eagles, dan Art van Peppen Roda JC. Semua pemain berkiprah di Eredivisi atau Liga Utama Belanda.

Jika dilihat dari kualitas klub yang dibela, bisa menjadi patokan mereka bisa lebih berkualitas daripada pemain nasional Indonesia. Kita lihat saja apa yang mereka bisa tunjukan  jika benar-benar naturalisasi terealisasikan. Saya sendiri cukup optimimis mereka bisa memberikan kualitas tim nasional lebih baik.

Persaingan menuju timnas lebih ketat. Motivasi pemain lokal untuk meraih jersey lebih ditingkatkan. Kebanggan meraih caps Timnas lebih besar. SEMOGA SEPAKBOLA INDONESIA LEBIH BAIK!! MERDEKA!!

Best Regard,

Rana Kadarisman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun