Aku lupa, kapan tepatnya dia mengirimkan sebuah puisi melalui pesan whatsapp.
Ktanya, apa judulnya?
Lalu dengan cepat dia membalas, judulnya "Hakikat Cinta"
____________________________________
Kamu tahu hal yang paling menyebalkan dalam hidup ini?
Saat di mana engkau dilema antara dua ikatan; tarik ulur saja akan membuatmu sakit.
Namun berbeda, jika dirimu punya seutas tali tambang yang menjulang tinggi terikat ke atas.
Tidak perlu banyak hati, dua hati saja tak mampu masuk sepenuhnya dalam satu hati.
Namun berbeda, jika dirimu punya satu hati yg besar; lebih luas dari cakrawala dan lebih tinggi dari angkasa.Â
Benar, ialah cinta pada Allah SWT, cinta kepada setiap karya-Nya, dan keputusan-Nya.
Dirimu tidak peduli, ciptaanya-Nya kian memporak porandakan hatimu.
Dirimu juga tidak peduli, bahwa dunia menertawaimu.
Bahkan, dirimu tidak peduli, saat menanggung derita hanya karena ingin memberi sesuap hal yg bermanfaat untuk kekasihmu.
Iya, cintamu Allah SWT!
Apakah itu pengorbanan?
Laa (tidak)! Sama sekali itu bukan pengorbanan.Â
Karena hakikat cinta tidak mengenal kata berkorban.
Akan tetapi, bukankah dari dulu kita mengenal bahwa cinta itu buta?
Dengan lembut pikiran Fatimah mencerna.
Lalu, sebuah kata terucap lirih  dari bibirnya dan berucap: Apakah itu cinta?
Seketika linangan air mata membendung haru di kelopak matanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H