Mohon tunggu...
rezza vindy
rezza vindy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Teknik Mesin

mahasiswa S1 Teknik Mesin UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV III UNEJ: Dampak Pembuatan Produk Temulawak Instan

17 September 2021   21:27 Diperbarui: 17 September 2021   21:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) pada tahun ini sama seperti tahun sebelumnya, yaitu menerapkan sistem Back To Village secara individu, dikarenakan adanya Covid 19. 

Penulis mengambil KKN pada tahun ini di Desa/Kelurahan Yosomulyo, yang merupakan sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Desa Yosomulyo memiliki iklim tropis seperti halnya iklim di negara Indonesia yang suhunya berkisaran Pada 23 hingga 32 derajat celcius yang cocok untuk sektor pertanian. Luas permukiman desa Yosomulyo 12,23 km2. 

Desa yosomulyo terdiri dari 5 dusun, yaitu Dusun Krajan, Dusun Sidomukti, Dusun Sidorejo Kulon, Dusun Sidorejo Wetan dan Dusun Sidotentrem. Desa Yosomulyo memiliki jumlah penduduk yang lumayan banyak, dengan berbagai macam profesi dan agama yang dianut. 

Pada kenyataan nya mayoritas penduduk memiliki profesi sebagai petani, karena kondisi tanah yang mendukung profesi ini. Penduduk yang menganut agama Islam berjumlah 10.859 warga, agama Buddha 1.016 warga, Protestan berjumlah 476 warga, Katolik berjumlah 53 warga dan Hindu berjumlah 14 warga.

Hasil panen yang dihasilkan dari petani di desa Yosomulyo beraneka ragam mulai dari padi, kacang panjang, umbi umbian dan juga tanaman obat. Tanaman obat ini yang rencananya akan dikembangkan menjadi minuman serbuk instan agar lebih mudah untuk dikonsumsi, tanaman yang akan dijadikan produk yaitu temulawak.

Pada tahun 2019 terdapat virus yang menyebar diseluruh dunia dan pada awal tahun 2020 mulai masuk di Indonesia sampai saat ini, virus ini mengakibatkan banyak kerugian. Kerugian ini juga dirasakan masyarakat desa Yosomulyo, karena beberapa orang ada yang harus berhenti atau diberhentikan dari pekerjaannya, beberapa orang terpaksa berpindah profesi utnuk tetap melanjutkan hidup mencukupi kebutuhan. Karena alasan tersebut penulis berencana untuk membantu warga yang terkena dampak covid, barangkali bisa membantu perekonomian nya. Akibat dari virus ini, tingkat Kesehatan atau system imun perlu ditingkatkan lagi.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village III merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Yosomulyo yang dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus 2021 hingga 10 September 2021. Kegiatan ini diawali dengan perizinan kepada Kepala Desa Yosomulyo, setelah itu dilaksanakan survei kepada warga yang terdampak covid-19. 

Sasaran penulis adalah mantan pegawai dibidang perkapalan, namun karena adanya pandemi ini maka dilakukan pengurangan pegawai. Setelah survei lokasi sasaran, kemudian melakukan diskusi program kerja selama 30 hari kedepan. 

Penulis memiliki rencana untuk memberi edukasi kepada sasaran, yaitu temulawak yang dijadikan serbuk instan. Alasan memilih temulawak karena di musim pandemi ini system imun harus ditingkatkan, covid-19 menyebabkan orang yang terkena virus tersebut susah makan. Harapannya ketika warga yang terkena virus meminum temulawak instan ini, bisa menambah nafsu makan dan membuat imun meningkat. 

Selain untuk masalah Kesehatan, temulawak instan juga dapat membantu perekonomian warga. Penulis ingin melakukan edukasi atau pelatihan tentang pembuatan produk, pembuatan logo, pembuatan video atau foto untuk promosi, pembuatan akun facebook dan ig untuk pemasaran, juga pembuatan akun shopee, cara pemasaran dan perhitungan laba.

Dengan latar belakang adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja juga diperlukannya peningkatan system imun, maka penulis memiliki ide untuk memberdayakan masyarakat yang terkena dampak pandemic covid-19 ini dengan membuat produk minuman temulawak instan. Saat melakukan kegiatan KKN, penulis mengadakan beberapa kelas pelatihan untuk menambah wawasan sasaran (bu siwi). Kelas pelatihan diadakan di rumah sasaran dengan beberapa kegiatan berikut:

Pelatihan edukasi temulawak, 19 Agustus 2021 jam 10.00 WIB.

Pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, 22 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.

Pelatihan pembuatan logo produk, 23 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.

Pelatihan pembuatan video produk, 27 Agustus jam 13.00 WIB.

Pelatihan edukasi temulawak berisi tentang manfaat temulawak dan perbedaan temulawak dengan kunyit, karena banyak masyarakat kurang mengetahui manfaat juga perbedaannya. Setelah itu penulis membuat pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, sebelum dilakukan pemasaran penulis juga melakukan pelatihan pembuatan logo dan pembuatan video produk untuk menarik perhatian konsumen.

Pembuatan produk temulawak memakan waktu cukup lama yaitu 4 jam, bahan yang digunakan yaitu temulawak, gula pasir, kapulaga, kayu manis dengan perbandingan gula pasir dan temulawak 1:1. 

Pembuatan produk dilakukan dengan mengaduk hasil parutan temulawak yang berupa cairan, diaduk hingga hasilnya menjadi seperti caramel dan ditekan tekan sampai menjadi butiran-butiran. Biaya yang digunakan juga tidak banyak, harga jual per pcs juga relatif murah hanya Rp 6000 bisa mendapatkan 1 (satu) bungkus temulawak instan. 

Sejauh ini penjualan lebih banyak dilakukan secara offline karena bantuan promosi dari mulut ke mulut jadi lebih cepat mendapat konsumen, jika penjualan via online (facebook atau Instagram) tidak bisa dilihat hasil penjualannya secara cepat.

Hasil yang didapatkan dari kegiatan KKN BTV III ini bagi sasaran adalah mengetahui manfaat temulawak bagi Kesehatan, mengetahui cara pembuatan video produk, mengetahui cara pembuatan produk temulawak instan, mengetahui cara pembuatan logo produk agar lebih menarik, mendapat tambahan pemasukan dari hasil penjualan dan menambah pengetahuan tentang pemasaran. 

Harapan dari penulis usaha ini dapat terus berkembang kedepannya, dengan inovasi inovasi terbaru. Usaha "Temoe Djamoe" bisa laris dipasaran dan lebih banyak lagi peminat nya, kedepannya promosi dapat dilakukan melalui shopee, Tokopedia dan marketplace lain. Penulis juga berharap hasil dari kegiatan KKN ini dapat membantu perekonomian lebih banyak warga terdampak covid-19.

(Rezza Vindy Gofina Dhea/ Kelompok KKN 10/

desa Yosomulyo/ Dr. Nita Kuswandhani, S.TP., M.Eng)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun