Mohon tunggu...
rezza vindy
rezza vindy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Teknik Mesin

mahasiswa S1 Teknik Mesin UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV III UNEJ: Dampak Pembuatan Produk Temulawak Instan

17 September 2021   21:27 Diperbarui: 17 September 2021   21:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan latar belakang adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja juga diperlukannya peningkatan system imun, maka penulis memiliki ide untuk memberdayakan masyarakat yang terkena dampak pandemic covid-19 ini dengan membuat produk minuman temulawak instan. Saat melakukan kegiatan KKN, penulis mengadakan beberapa kelas pelatihan untuk menambah wawasan sasaran (bu siwi). Kelas pelatihan diadakan di rumah sasaran dengan beberapa kegiatan berikut:

Pelatihan edukasi temulawak, 19 Agustus 2021 jam 10.00 WIB.

Pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, 22 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.

Pelatihan pembuatan logo produk, 23 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.

Pelatihan pembuatan video produk, 27 Agustus jam 13.00 WIB.

Pelatihan edukasi temulawak berisi tentang manfaat temulawak dan perbedaan temulawak dengan kunyit, karena banyak masyarakat kurang mengetahui manfaat juga perbedaannya. Setelah itu penulis membuat pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, sebelum dilakukan pemasaran penulis juga melakukan pelatihan pembuatan logo dan pembuatan video produk untuk menarik perhatian konsumen.

Pembuatan produk temulawak memakan waktu cukup lama yaitu 4 jam, bahan yang digunakan yaitu temulawak, gula pasir, kapulaga, kayu manis dengan perbandingan gula pasir dan temulawak 1:1. 

Pembuatan produk dilakukan dengan mengaduk hasil parutan temulawak yang berupa cairan, diaduk hingga hasilnya menjadi seperti caramel dan ditekan tekan sampai menjadi butiran-butiran. Biaya yang digunakan juga tidak banyak, harga jual per pcs juga relatif murah hanya Rp 6000 bisa mendapatkan 1 (satu) bungkus temulawak instan. 

Sejauh ini penjualan lebih banyak dilakukan secara offline karena bantuan promosi dari mulut ke mulut jadi lebih cepat mendapat konsumen, jika penjualan via online (facebook atau Instagram) tidak bisa dilihat hasil penjualannya secara cepat.

Hasil yang didapatkan dari kegiatan KKN BTV III ini bagi sasaran adalah mengetahui manfaat temulawak bagi Kesehatan, mengetahui cara pembuatan video produk, mengetahui cara pembuatan produk temulawak instan, mengetahui cara pembuatan logo produk agar lebih menarik, mendapat tambahan pemasukan dari hasil penjualan dan menambah pengetahuan tentang pemasaran. 

Harapan dari penulis usaha ini dapat terus berkembang kedepannya, dengan inovasi inovasi terbaru. Usaha "Temoe Djamoe" bisa laris dipasaran dan lebih banyak lagi peminat nya, kedepannya promosi dapat dilakukan melalui shopee, Tokopedia dan marketplace lain. Penulis juga berharap hasil dari kegiatan KKN ini dapat membantu perekonomian lebih banyak warga terdampak covid-19.

(Rezza Vindy Gofina Dhea/ Kelompok KKN 10/

desa Yosomulyo/ Dr. Nita Kuswandhani, S.TP., M.Eng)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun