Dengan latar belakang adanya pandemic covid-19 yang menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja juga diperlukannya peningkatan system imun, maka penulis memiliki ide untuk memberdayakan masyarakat yang terkena dampak pandemic covid-19 ini dengan membuat produk minuman temulawak instan. Saat melakukan kegiatan KKN, penulis mengadakan beberapa kelas pelatihan untuk menambah wawasan sasaran (bu siwi). Kelas pelatihan diadakan di rumah sasaran dengan beberapa kegiatan berikut:
Pelatihan edukasi temulawak, 19 Agustus 2021 jam 10.00 WIB.
Pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, 22 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.
Pelatihan pembuatan logo produk, 23 Agustus 2021 jam 09.00 WIB.
Pelatihan pembuatan video produk, 27 Agustus jam 13.00 WIB.
Pelatihan edukasi temulawak berisi tentang manfaat temulawak dan perbedaan temulawak dengan kunyit, karena banyak masyarakat kurang mengetahui manfaat juga perbedaannya. Setelah itu penulis membuat pelatihan cara pembuatan produk temulawak instan, sebelum dilakukan pemasaran penulis juga melakukan pelatihan pembuatan logo dan pembuatan video produk untuk menarik perhatian konsumen.
Pembuatan produk temulawak memakan waktu cukup lama yaitu 4 jam, bahan yang digunakan yaitu temulawak, gula pasir, kapulaga, kayu manis dengan perbandingan gula pasir dan temulawak 1:1.Â
Pembuatan produk dilakukan dengan mengaduk hasil parutan temulawak yang berupa cairan, diaduk hingga hasilnya menjadi seperti caramel dan ditekan tekan sampai menjadi butiran-butiran. Biaya yang digunakan juga tidak banyak, harga jual per pcs juga relatif murah hanya Rp 6000 bisa mendapatkan 1 (satu) bungkus temulawak instan.Â
Sejauh ini penjualan lebih banyak dilakukan secara offline karena bantuan promosi dari mulut ke mulut jadi lebih cepat mendapat konsumen, jika penjualan via online (facebook atau Instagram) tidak bisa dilihat hasil penjualannya secara cepat.
Hasil yang didapatkan dari kegiatan KKN BTV III ini bagi sasaran adalah mengetahui manfaat temulawak bagi Kesehatan, mengetahui cara pembuatan video produk, mengetahui cara pembuatan produk temulawak instan, mengetahui cara pembuatan logo produk agar lebih menarik, mendapat tambahan pemasukan dari hasil penjualan dan menambah pengetahuan tentang pemasaran.Â
Harapan dari penulis usaha ini dapat terus berkembang kedepannya, dengan inovasi inovasi terbaru. Usaha "Temoe Djamoe" bisa laris dipasaran dan lebih banyak lagi peminat nya, kedepannya promosi dapat dilakukan melalui shopee, Tokopedia dan marketplace lain. Penulis juga berharap hasil dari kegiatan KKN ini dapat membantu perekonomian lebih banyak warga terdampak covid-19.