Mohon tunggu...
Rezza B. Prasetyo
Rezza B. Prasetyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - buruh seni dan buruh hidup

seorang pegawai swasta yang suka membunuh waktu dengan buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Purba yang pernah hidup bersama kita! Ada yang dari Indonesia

7 November 2021   17:52 Diperbarui: 8 November 2021   07:42 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika permukaan laut luar biasa rendah, manusia-manusia prasejarah berhasil mencapai pulau Flores. Dan ketika permukaan laut kembali meninggi, beberapa manusia tersebut terpenjara dalam pulau yang tak memiliki banyak sumber daya alam tersebut.

Dibandingkan dengan spesies lain, Florensis memiliki keunikan. Ya, mereka mengalami proses katai sehingga tinggi maksimum mereka hanya 1 meter saja dengan bobot tak lebih dari 25 kilogram. Bisa dikatakan, merekalah manusia Hobbit seperti yang ada di trilogi The Lord of the Ring. Ketika manusia-manusia besar lainnya membutuhkan banyak makanan di pulau tersebut, florensis yang  berukuran kecil mampu bertahan lebih baik meski pada akhirnya tak bisa mengalahkan kepunahannya.

  • Homo denisova

Pada tahun 2010, di sebuah gua di Siberia, para arkeolog menemukan tulang hari yang memfosil. Namun, analisis genetika membuktikan bahwa jari yang ditemukan tersebut tidaklah dimiliki oleh spesies-spesies manusia lain yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dinamailah si pemilik jari tersebut dengan nama Homo denisova karena ditemukan di gua Denisova. Selain denisova, di gua tersebut tinggal juga Neanderthal dan Sapiens.

Para ilmuwan percaya bahwa Denisova merupakan hasil kawin campur antara Neanderthal dan sapiens. Karena memiliki 6-7% kesamaan genetik dengan Neanderthal dan Sapiens.

---

Mengutip dari buku Sapiens, selagi manusia berevolusi di Eropa dan Asia, evolusi di Afrika Timur tidaklah berhenti. spesies-spesies bar uterus tercipta seperti Homo rudolfensis, Homo ergaster, dan terakhir yang dengan congkak kita namai Homo sapiens, "Manusia Bijak." adalah anggapan yang keliru jika ada pemikiran bahwa hanya ada satu spesies homo di setiap zaman.

Yang jelas, dengan mengetahui bahwa kita tidaklah pernah benar-benar sendiri membuat saya malu ketika dengan congkaknya saya sangat jauh lebih tinggi daripada mahluk di sekitar saya yang padahal saya juga sebagai sapiens merupakan salah satu ekosistem dari bumi. Meski memang kita pun perlu percaya bahwa kita diciptakan sebagai pemimpin dunia ini agar bisa menjaga alam dengan lebih baik. terima kasih karena telah membaca, dan mohon di koreksi jika artikel ini memiliki kekurangan maupun kekeliruan.

Sumber: Harari, Yuval Noah. Sapiens: sejarah singkat umat manusia. (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia). 2021

Wikipedia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun