Mohon tunggu...
Rendy Ramadhani
Rendy Ramadhani Mohon Tunggu... Konsultan - Tukang Rongsok, Markom,Retroisme
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Praktisi Markom sebuah institusi pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dari Mana Asal Mula dan Mekanisme Infeksi Covid-19?

21 April 2020   23:18 Diperbarui: 21 April 2020   23:30 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.univ esa unggul

Furin adalah enzim pada sel inang yang terdapat paru-paru, hati dan usus yang mengindikasikan bahwa SARS-CoV-2 dapat menyerang beberapa organ dalam satu waktu.Tahap infeksi SARS-CoV-2 dapat dibagi menjadi 3 tahap: 

1) periode inkubasi asymptomatic (tanpa gejala) dengan atau tanpa virus yang terdeteksi, 2) periode symptomatic (ada gejala) ringan dengan virus yang terdeteksi, dan 3) tahap gejala gangguan pernafasan berat dengan virus yang terdeteksi tinggi. Virus SARS-CoV-2 tidak terdeteksi pada hari ke-7 (hanya antibodi saja yang terdeteksi), dan gejala COVID-19 mereda pada hari ke-13, dianjurkan juga untuk tetap mengisolasi diri walaupun sudah sembuh karena diduga virus masih dapat ditemukan di tubuh dan ditularkan ke orang lain.

Meskipun dapat bertahan di udara hingga 3 jam, WHO menyatakan bahwa COVID-19 bukan penyakit airborne, karena penularan utamanya adalah melalui kontak langsung dengan droplet pernafasan. Selain itu SARAS-CoV-2 juga dapat bertahan hingga 3 hari pada permukaan plastik dan stainless steel, hingga 1 hari pada kardus, dan 4 jam pada permukaan tembaga.

3. Keparahan COVID-19

Mutasi merupakan bagian dari siklus hidup virus, baik itu mutasi yang signifikan (menyebabkan perubahan signifikan pada karakteristik virus tersebut), maupun tidak signifikan/silent mutation yang tidak menyebabkan perubahan karakteristik virus. Hingga tanggal 21 April 2020, sudah lebih dari 4600 genome SARS-CoV-2 yang berhasil dianalisis dan diketahui bahwa virus yang sudah diisolasi sejak Desember 2019 telah mengalami mutasi. Namun, belum dapat ditentukan bahwa mutasi pada SARS-CoV-2 dapat memperparah COVID-19, karena adanya faktor resiko lain juga yang mempengaruhi tingkat keparahan COVID-19.

CFR yang bervariasi antar negara disebabkan oleh banyak faktor, seperti bervariasinya jumlah kasus, proses pemilihan uji yang bias (orang dengan gejala yang lebih berat yang akan diuji), adanya jeda waktu antara munculnya gejala dan kemarian, dan faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan kematian seperti koinfeksi, pelayanan kesehatan yang kurang demografi pasien (usia lebih tua), dan juga merokok dan faktor komorbiditas lainnya.

Muncul dugaan bahwa virus SARS-CoV-2 tidak akan bertahan lama di iklim tropis, karena sebagian besar kasus COVID-19 terkonsentrasi pada belahan bumi utara yang sedang mengalami musim dingin. Faktor ini bisa saja tidak berpengaruh ketika virus yang sudah ada didalam tubuh ditularkan melalui kontak langsung dengan orang lain, selain itu ruangan tertutup dan sirkulasi udara yang buruk juga memperparah penyebaran virusnya. Jadi penting bagi kita untuk tetap waspada karena masih ada kemungkinan wabah COVID-19 akan menjadi parah seperti di China dan negara Eropa.

Prioritas utama yang dilakukan sekarang adalah tindakan pencegahan melalui upaya-upaya non farmasi. Tubuh memang dapat membentuk kekebalan tubuh spesifik setelah terinfeksi penyakit baru (herd immunity), konsep inilah yang dianut dalam vaksinasi. Namun membiarkan orang terinfeksi dan mengandalkan terbentuknya herd immunity bukanlah cara yang tepat untuk menghentikan pandemi. Mengandalkan vaksin juga kurang tepat karena pembuatan dan pengembangan vaksin cenderung lama, sehingga tindakan pencegahanlah yang paling tepat dilakukan sekarang ini.

Tindakan pencegahan ini dapat membantu penekanan kurva agar menjadi lebih landai yang disebut dengan gerakan flatten the curve (jumlah kasus masih berada dalam jangkauan kapasitas sistem pelayanan kesehatan), sehingga dapat mencegah kejadian pandemik menjadi parah dan juga mempercepat selesainya pandemik. Tindakan ini merupakan tindakan kolektif (usaha bersama) yang dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri (cuci tangan), pembatasan sosial, dan juga membersihkan permukaan yang sering disentuh di area umum (desinfeksi)

Perlu diperhatikan bahwa desinfeksi (pembersihan dengan desinfektan) hanya boleh dilakukan pada benda mati saja, bukan pada tubuh manusia. Lakukan desinfeksi pada permukaan benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, pagar, dan lainnya. Sterilisasi pada tangan dapat dilakukan dengan cuci tangan maupun menggunakan alkohol (hand sanitizer). 

Selain itu, penting untuk segera mengganti dan mencuci pakaian setelah berpergian dari luar rumah, dan juga memisahkan barang yang banyak disentuh orang seperti uang di tempat khusus dan mencuci tangan setelah meyentuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun