Filsafat adalah ilmu tua yang tak terhapus sekian perkembangan zaman, Ilmu-ilmu filsafat ini kebanyakan masih relevan untuk menghadapi masalah-masalah kekinian seperti  kontrol emosi macetnya jalanan jakarta, diputus pacar, sampai kepada efek sosial media terhadap mental.
Filosofi berasal dari gabungan dua kata Yunani : "Phylos" (mencintai) dan "sophie" (kebijaksanaan). Secara literal filosofi adalah mencintai kebijaksanaan. Untuk itu filosofi ini sebenarnya baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari apalagi dengan bertambahnya umur, kita membutuhkan kebijaksanaan tentunya dalam melakukan sesuatu.
Namun anggapan orang akan orang yang bersilsafat sering kali salah. Orang yang berfilsafat dianggap orang yang pintar saja sehingga filsafat dianggap adalah ilmu yang mengharuskan seseorang pintar terlebih dahulu. Tapi anggapan tersebut adalah salah, karena hubungan kepintaran dengan kebijaksanaan adalah hal yang berbeda. Kebijaksanaanlah yang membuat kita pintar dalam memilah hal-hal yang membuat diri kita berkembang dan hal-hal yang hanya menyusahkan. Maka tidak perlu takut belajar filsafat!.
Pada umur diatas 20 an ini banyak sekali rasanya masalah yang menimpa dan terasa berat dilalui." Aduh kok gua gini-gini aja ya?" " Kok gua belum wisuda ya?" " Kenapa dia mutusin gua sih?" " sedih banget gua masih nyusahin ortu belum dapat kerjaan ".
Mungkin masalah-masalah itu membuat kita melaluinya saja terasa enggan, dan hanya berpasrah diri.
" Kesusahan yang datang terus-menerus membawa berkah ini : mereka yang selalu tertimpanya, akhirnya akan diperkuat olehnya"- Seneca.
What's Doesnt Kill you only makes you stronger( apa yang tidak membunuhmu hanya akan memperkuat dirimu ).Â
Pikiran-pikiran seperti itu tidak akan kita dapat jika kita tidak bijaksana dalam menginterpretasi hal-hal yang terjadi dalam hidup kita. Maka Berfilsafat itu penting bagi semua orang.
Banyak juga yang menganggap berfilsafat hanya kesia-sian, bahkan ekstrimis agamis menganggap hal-hal yang berbau filsafat adalah kesesatan.
Filosofi yang dikenal simpel dan relevan untuk dipakai zaman sekarang adalah filsafat yang diusung oleh seorang romawi kuno sekitar awal abad ke-3 SM bernama Zeno. Filosofi tersebut dikenal sebagai filosofi Stoicism.
Apakah kamu sering merasa khawatir akan banyak hal?. Baperan?. Susah Move on? Bahkan mudah tersinggung?. Maka yuk kita mengenal pola pikir desktruktif yang harus kita hindari.
Melawan Pola Pikir Destruktif (Sumber Filosofi Teras, Henry Manimpiring)
Dalam menghadapi musibah yang menimpa kita, terkadang kita terlalu berlarut-larut didalamnya. Itulah yang menimbulkan kesusahan.
Contoh saat kita diputuskan pacar kita maka apa yang harus kita lakukan?. Psikolog Martin Seligman Psikolog ternama yang banyak belajar dari filsafat Stoicism. Merumuskan pola pikir 3P yaitu : 1. Personalization. Menjadikan musibah sebagai kesalahan pribadi. 2. Pervasiveness. Menganggap musibah di satu aspek hidup sebagai musibah di seluruh aspek hidup. 3. Permananence. Keyakinan bahwa akibat dari sebuah musibah/kesulitan akan dirasakan terus menerus.
Sebagai Ilustrasi 3P, ada seorang perempuan yang baru banget patah hati berat, sampai kurang makan, nangis 7 hari 7 malam.Â
Maka pola pikir 3P ini bisa diterapkan :
1. Personalization : " Aduh cowok gue selingkuh karena salah GUE yang kurang semok, Kurang cantik, gabisa dandan. Ini semua memang salah gue. Cowo gua pasti akan setia sama gue kalo gue secantik Gal Gadot"
2 Pervasiveness: " Hidup gua emang apes terus, dipercintaan gagal jadi mahasiswa juga ga pintar, jadi anak nyusahin".
3 Permanence : " Gue akan patah hati seumur hidup, gamau lagi gue ngenal cinta!"
Perhatikan pola 3P ini bukanlah sebuah fakta, tetapi murni konstruksi didalam kepala kita sendiri. Mari kita lihat Personalization, Kenyataannya, toh tidak masalah hidup disebabkan hanya oleh kita sendiri.Â
Pervasiveness, kita lihat di saat reaksi kita terhadap hal yang sangat keliru. Gagal dipercintaan bukan berarti gagal menjadi mahasiswa yang berprestasi bukan?.
Yang terakhir ini penting Permanance Rasa sedih, galau, putus harapan, yang kita rasakan itu tidak bertahan selamanya. Pola pikir 3P tersebut harus dilawan karena berpotensi merusak pola pikir kita menghadapi musibah.Â
Ingat Musibah tidak akan dapat kita bendung selama kita masih hidup, ada aja musibah yang kita hadapi. Namun Kita sendirilah yang menjadikan musibah tersebut terlihat mudah atau susah dikarenakan kesalahan kita dalam berlogika. Kita bertanggung jawab atas pikiran dan dengan tanggung jawab itulah yang harusnya membawa kita kepada kebijaksanaan.
Hal-hal seperti menghadapi musibah tersebut ga bakalan kamu dapat kalau kamu gamau belajar. Banyak hal dalam hidup ini sebenarnya biasa saja, kitanya saja yang mempersulit.
William Shakespeare, Pujangga inggris pernah berkata " There is nothing either good or bad, but thingking makes it so." ( Tidak ada hal yang baik, atau buruk. Pikiran kitalah yang menjadikannya "baik" atau "buruk" ).
Itu hanya beberapa hal mengenai penting nya berfilsafat, tidak ada orang awam yang tidak mengerti jika dia mau belajar.
Tunggu apa lagi jika kalian mempunyai masalah hidup yang dirasa sulit, maka ga usah nunggu pintar untuk belajar bijaksana. Filsafat Stoicism adalah salah satu filsafat yang saya sarankan kamu terapkan dalam hidupmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H