Mohon tunggu...
Rezky Tri Kurniawan
Rezky Tri Kurniawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penerima Beasiswa Prestasi, Program Studi D4 Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Umum Nyeri Dada

16 Agustus 2022   22:30 Diperbarui: 16 Agustus 2022   22:33 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo, readers! Perkenalkan saya Rezky Tri Kurniawan mahasiswa penerima beasiswa prestasi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta Program Studi D4 Perhotelan. 

Blog ini merupakan wadah bagi tulisan saya untuk membagikan beberapa pengalaman maupun pengetahuan yang telah saya dapatkan, semoga dapat bermanfaat bagi teman-teman ya!

Nyeri dada merupakan gejala yang paling sering dirasakan diseluruh kalangan usia. Nyeri dada dapat berupa rasa tidak nyaman, rasa tertusuk, rasa terhimpit, rasa sesak atau seperti tertindih. 

Masing-masing karakteristik nyeri dada tersebut memiliki arti dan penyebab yang beda loh. Nyeri dada bukan hanya sekedar disebabkan oleh gangguan jantung, namun bisa juga diakibatkan oleh organ-organ lain, seperti paru, lapisan pembungkus paru atau pleura, lambung, maupun otot. 

Yuk kita pahami karakteristik masing masing penyebab nyeri dada.

1. Penyakit jantung

Penyebab nyeri dada akibat sakit jantung merupakan penyebab tersering di Indonesia, khususnya pada orang lanjut usia >60 tahun, penderita darah tinggi, kecing manis atau kadar kolesterol tinggi, Riwayat keluarga dengan kondisi penyakit jantung, dan perokok.

Nyeri dada pada jantung dikarakteristikan sebagai nyeri dada kiri secara tiba-tiba seperti tertekan, terhimpit, atau rasa tidak nyaman yang terasa menjalar ke punggung, leher, lengan kiri hingga jari-jari tangan kiri. 

Biasanya nyerinya tidak berlangsung lama, kurang dari 20 menit dan berkurang dengan istirahat. Nyeri pada penyakit jantung juga biasanya disertai dengan keluhan mual, muntah, dan rasa keringat dingin.

2. Penyakit Paru

Pada penyakit paru, seperti infeksi paru (pneumonia) atau pada radang selaput paru (pleuritis), biasanya keluhan nyeri tidak khas. Nyeri bisa dirasakan di seluruh lapang dada yang memberat dengan pernapasan dalam atau saat batuk. Nyeri biasanya tajam seperti rasa tertusuk-tusuk. Biasanya disertai keluhan batuk, sesak, dan demam.

3. Penyakit lambung

Penyakit lambung yang sering mengalami gejala nyeri dada mirip dengan penyakit jantung adalah GERD atau Gastroesofageal Reflux Disease. 

Pada penyakit tersebut, terjadi peradangan kronis pada lambung yang menyebabkan  cairan asam lambung naik ke esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa nyeri hebat. 

Karakteristik nyeri biasanya berupa nyeri dada rasa terbakar khususnya di dada dan ulu hati. Nyeri biasanya terjadi ketika pasien menunda makan atau saat stress. 

Nyeri disertai dengan rasa mual hebat dan kadang disertai dengan muntah. Biasanya keluhan membaik ketika pasien mengkonsumsi obat magh atau saat pasien makan.

4. Kram otot

Muscle spasm atau kram otot pada bagian dada merupakan penyebab nyeri dada yang cukup sering khususnya pada usia muda. Nyeri biasanya terjadi akibat melakukan kegiatan berat secara tiba-tiba seperti mengangkat beban berat tanpa pemanasan. 

Karakteristik nyeri berupa rasa nyeri tajam seperti tertusuk secara tiba-tiba yang dapat ditunjuk lokasinya. Nyeri dipengaruhi dan diperberat dengan posisi, kemudian setelah beberapa saat nyeri akan menghilang tanpa ada gejala lainnya.

Diatas adalah beberapa penyakit dengan penyebab nyeri dada tersering di Indonesia. Pada beberapa orang nyeri dada tersebut tidak memberikan gejala khas yang sesuai dengan penyebabnya, seperti sering pada orang tua, perempuan, dan penderita kecing manis. Sehingga ketika mengalami nyeri dada, hendaknya segera datang ke dokter terdekat untuk mengetahui penyebab pasti dari nyeri dada tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun