Mohon tunggu...
Rezaafaa
Rezaafaa Mohon Tunggu... -

Manusia yang terbatas akan keinginan, harapan, dan citanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

RSUD Kebumen Dirubuhkan: Jilid ke II Dirusaknya Cagar Budaya

20 Januari 2016   21:31 Diperbarui: 15 Juli 2016   13:47 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Roni Firmansyah

Sejarah RSUD Kebumen

Dulunya RSUD Kebumen bernama ‘Zending Hospital Panjurung’ yang didirikan pada tahun 1916 dengan dikelola oleh Yayasan Kristen di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1942, Belanda mengaku menyerah kepada Jepang sehingga status kepemilikannya berubah menjadi milik pemerintah pendudukan Jepang hingga tahun 1945. Baru kemudian di tahun 1950, Pemerintah Jepang menyerahkan pengelolaannya kepada Indonesia.

Setelah dikelola oleh Indonesia, RSUD Kebumen yang berada di Bojong kelurahan Panjer ini, dikelola pada tahun 1950 hingga 2014, sebelum pada akhirnya dipindahkan ke RSUD Soedirman yang beralamatkan di Jalan Lingkar Selatan Kebumen yang berfungsi pada Februari 2014 hingga kini. Meskipun tersirat kabar, bahwa pada prosesnya, dipindahkannya RSUD ini terkesan terburu-buru dan dipaksakan, karena terbukti dengan banyaknya kekurangan yang ada dimana-mana. Sehingga proses pemindahannya dilakukan secara bertahap.

 

RSUD Lama Dirubuhkan

Pada Januari 2016, RSUD Kebumen dirubuhkan setelah selama kurun waktu kurang dari setahun tempat ini dinonaktifkan menyusul kepindahannya yang dialihkan ke RSUD Soedirman. Dipindahkannya pelayanan RSUD ini berlangsung pada 15 Januari 2014 dan RSUD Kebumen benar-benar dikosongkan pada Maret 2014. Tak berpenghuni, menjadikan RSUD Kebumen ini tak terurus dan terabaikan, terbukti dengan adanya tembok yang dicorat-coret, kotor, beberapa perkakas bangunan dicuri, dan hal negatif lainnya. Dirubuhkannya tempat ini sempat mengalami simpang siur antara akan dijadikannya bangunan rumah tahanan, kantor arsip daerah, atau sekolah tinggi keperawatan.

Dana yang digelontorkan oleh APBD Kebumen sebesar 182 Miliar untuk pembangunan RSUD Soedirman tak membuat kenyamanan dan pelayanan tercukupi. Dengan adanya banyak complain terhadap mutu dan kualitas pada awal mula RSUD ini dipindahkan seperti sumber daya manusia, peralatan kesehatan, dan sarana prasarana, RSUD Soedirman dinilai dibawah mutu standard. Dipindahkannya RSUD yang terlalu dipaksakan dan terburu-buru membuat RSUD Soedirman kerap dihujami komentar yang negatif. Dan pada akhirnya, RSUD ini mulai memperbaiki citra pada proses tahap pembenahan dan pengembangan. Langkah demi langkah, RSUD ini pun mulai ramai dikunjungi pasien untuk rawat jalan ataupun inap.

 

 

Sejarah yang Terbuang

Dibongkarnya RSUD Kebumen dan terdengar isu bahwa akan dibangunnya Kantor Metrologi dari Kementerian Perindustrian mendapat banyak kecaman dari warga sekitar. Bangunan yang mempunyai rentang sejarah yang panjang amat sangat disayangkan warga untuk dirobohkan, padahal tempat ini dapat dijadikan cagar budaya. Untuk kali kedua bangunan yang memiliki sejarah di Panjer Kebumen dirusak, setelah sebelumnya adalah gedung Sari Nabati yang terletak di sebelah utara stasiun Kebumen dirusak dan diganti sebagai tempat wisata. Keberadaannya RSUD Kebumen dan Sari Nabati seolah tak lagi dihiraukan dan dianggap. Panjer adalah daerah dimana RSUD Kebumen dan Sari Nabati berada, daerah tersebut ada sejak zaman Pra Islam yang dalam pendiriannya melalui perjuangan sejak zaman pendudukan Jepang dan Belanda. Selama periode waktu tersebut hingga kini, banyak berubah dari Panjer sesuai dengan perkembangan sebuah zaman dan budaya.

Melihat dari sisi sejarah maka RSUD Kebumen layak menjadi cagar budaya, tempat yang seharusnya dilindungi dengan undang-undang terkait untuk menjaga kepunahannya. Tempat ini layak dijadikan cagar budaya karena memiliki arti khusus dalam sejarah, memiliki nilai budaya bagi kepribadian bangsa, dan memiliki nilai pengetahuan yang tinggi untuk menambahkan rasa nasionalisme dan pemahaman terhadap situs bangunan bersejarah. Tempat ini merupakan warisan budaya yang dirasa kurang adanya perhatian dan pemeliharaan dari pemerintah, sehingga bangunannya di rusak. Sehingga amat sangat disayangkan, bangunan yang memiliki rentang historis yang panjang, kini keberadaannya telah hancur lebur.

 

Penulis:

Rezky Abdillah Faisal

 

Referensi:

http://www.mustaqimjnet.com/

www.kebumenekspres.com/

http://berita.suaramerdeka.com/

http://berita.suaramerdeka.com/

http://berita.suaramerdeka.com/ 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun