Mohon tunggu...
Rezhelena Moesriffah
Rezhelena Moesriffah Mohon Tunggu... Freelancer - Jangan berhenti menjadi orang baik

Waktu adalah Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keberhasilan Korea Selatan dalam Menangani Pandemi Global Covid-19

9 Mei 2020   20:38 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tbs.seoul.kr

Virus corona telah menjadi pandemi global yang menakutkan bagi penduduk dunia, bagaimana tidak dari total 227 negara dan 26 kapal pesiar  telah mengonfirmasi adanya kasus positif  virus corona. Setiap harinya 5,780 penduduk dunia  meninggal  dari total kasus positif  sebanyak 269,068 (per tanggal 09/05/2020). Sungguh mengerikan!

Salah satu negara yang juga menghadapi pandemi global adalah Korea Selatan. Korea Selatan mengonfirmasi kasus positif pertama virus corona pada tanggal 22 Januari 2020, 1 bulan setelah virus corona terkonfirmasi di mainland Cina. 

Semenjak itu kasus positif virus corona di Korea Selatan semakin meningkat setiap harinya, terlihat dari kurva penyebaran yang semakin memuncak.  Sehingga pemerintah setempat mengambil langkah untuk membatasi aktivitas penduduknya mulai dari sekolah, perkantoran, tempat wisata, hingga tempat peribadatan. 

Setelah kurang lebih 4 bulan Korea Selatan memerangi virus corona, akhirnya Korea Selatan dapat melandaikan kurva dari penyebaran virus tersebut. Terbukti dari tanggal 23 April hingga 5 Mei kasus positif virus corona di Korea Selatan tidak kurang dari 1-2 orang saja. 

Pada tanggal 9 Mei 2020 total kasus positif sebanyak 10,840 kasus  dari  total 660,030 test yang telah dilakukan. Dimana sebanyak  9,568 pasien dinyatakan sembuh dan 256 pasien dinyatakan meninggal, sehingga positivity rate Korea Selatan sangat kecil yaitu sebesar 1,7% saja.  

Keberhasilan Korea Selatan dalam menangani pandemi global COVID-19 ini perlu diacungkan jempol! 

Peran pemerintah Korea Selatan sangat mempengaruhi keberhasilan ini, dan tentu saja pemerintah membutuhkan bantuan warga negaranya untuk mengikuti seluruh prosedur yang telah direncanakan, sehingga kebijakan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar. 

Warga Korea Selatan sendiri telah dikenal sebagai warga yang disiplin sehingga tidak sulit bagi pemerintah setempat untuk menjalankan kebijakan dalam penanganan pandemi global ini.  Pemerintah Korea Selatan membagi 3 sistem dalam penanganan pandemi global COVID-19. Sistem tersebut terdiri dari Trace, Test,dan Treat atau yang dikenal dengan sistem 3T.

  • Trace

Sistem Trace ini terdiri dari beberapa tindakan seperti prosedur masuk khusus bagi para pendatang, aplikasi diagnosis diri, pemantauan melalui telephone, dan pengarahan secara rutin. Korea selatan sendiri tidak memberlakukan kebijakan lock down untuk negaranya. Hal ini tidak seperti apa yang dilakukan oleh beberapa negara lain yang menerapkan sistem lock down. 

Korea Selatan menerapkan prosedur masuk khusus bagi para pendatang dari luar negeri khusunya pendatang yang pernah tinggal atau mengunjungi Cina sebelum datang ke Korea. 

Prosedur masuk khusus ini sangat ketat dilakukan oleh para petugas seperti para pendatang harus mengikuti karantina kesehatan  sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Bagi warga Cina atau pendatang dari Cina mereka diharuskan karantina selama 2 minggu sedangkan bagi warga asing lain mereka  hanya melakukan karantina selama 3 hari. 

Fasilitas untuk karantina sendiri ada yang ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah seperti kamar tidur, makan, dan test virus corona dan adapula  pihak yang harus membayar karantina seperti para pengusaha,atau  warga asing yang akan berlibur. 

Setelah para pendatang dikarantina, mereka diwajibkan untuk menginstall aplikasi diagnosis diri, tujuan nya adalah agar pemerintah terus mendapatkan informasi terkait dengan status kesehatan mereka. Mereka dapat mengabarkan perkembangan kesehatan seperti ketika terjadi gejala demam, batuk, sakit tenggorokan atau gejala lainnya. 

Ketika seseorang  memiliki gejala yang telah disebutkan, orang tersebut diharuskan untuk segera menelpon 1339 (Call center) untuk mendapatkan intruksi selanjutnya seperti harus menghubungi instasi kesehatan atau public health centers terdekat. Apabila para pendatang yang tidak melakukan penginstallan aplikasi, mereka akan segera ditelpon oleh petugas selama 14 hari kedepan untuk menanyakan perihal  status kesehatan.

Semua tindakan ini berhasil dilakukan oleh Korea Selatan karena  seluruh pihak mulai dari  pemerintah sampai kepada lembaga atau organisasi dan penduduk baik pendatang atau warga setempat telah bekerja sama untuk menangani pandemi ini. Transparansi dan kecepatan pemberian informasi menjadi faktor keberhasilan sistem Trace yang dilakukan oleh Korea Selatan. 

Setiap harinya pemerintah memberikan informasi terkait dengan kasus baru  COVID-19. Informasi yang diberikan seperti daerah mana saja  yang terdampak, total kasus positif setiap daerah, tempat yang pernah dikunjungi oleh pasien positif, jumlah penduduk yang meninggal sampai kepada tindakan preventif yang harus dilakukan oleh setiap individu  untuk mencegah penyebaran kasus ini. 

Informasi ini dapat diakses di website resmi pemerintah bahkan informasi ini akan masuk ke setiap smartphone warga negaranya, hal ini dilakukan supaya warga negara  mengerti akan situasi yang sedang terjadi sehingga mereka memberikan kepercayaan kepada pemerintah dalam  menangani pandemi global COVID-19 ini. 

  • Test

Sistem Test yang diberlakukan oleh Korea Selatan banyak sekali jenisnya, sehingga tidak heran pada bulan februari jumlah positif virus corona di Korea setiap harinya mengalami peningkatan dibandingkan dengan  negara lain. Hal ini tidak mengherankan, karena memang jumlah warga negara yang melakukan test nya pun sangat banyak. 

Ketika negara lain hanya mampu melakukan  ribuan test COVID-19 kepada warga negaranya, Korea telah mampu untuk melakukan test kepada lebih dari ratusan ribu warga negara nya, ini adalah salah satu faktor  yang menjadi  pemicu positivity rate di Korea sangat kecil. 

Jenis dari Test yang dilakukan oleh pemerintah terdiri dari Emergency-use authorization, Triage room, Drive-Thru, dan Real-time RT-PCR. Test jenis Emergency-use authorization telah dilakukan Korea Selatan semenjak tahun 2016 ketika virus Mers mewabah di Korea. 

Pada umumnya untuk mendapatkan hasil tes dari suatu sampel data dibutuhkan waktu 80 hari, akan tetapi ketika menggunakan jenis tes Emergency-use authorization hasil tes akan keluar hanya dalam waktu 2-3 minggu saja dengan presentase 98 %-99% hasil yang akurat. 

Korea Selatan juga memberlakukan institusi kesehatan secara lokal atau bisa disebut sebagai Public Health Center. Public Health Center didirikan di setiap kota bahkan districts. Tujuanya untuk mempermudah warga setempat dalam melakukan tes sehingga dapat memperlambat penyebaran dari virus corona.  

Setiap Public Health Center mengoperasikan sistem Triage Room, dimana para petugas akan melakukan investigasi secara epidemologis untuk mengonfirmasi kasus positif kepada warga setempat yang mengunjungi tempat pemeriksaan selain itu para petugas  juga melakukan pengontrolan epidemik dan melakukan disinfektan di wilayah setempat. 

Ketika seorang warga mengunjungi Triage room yang terdapat di dalam Public Health Center, mereka akan diberikan satu lembar kertas untuk diisi, dan mereka satu persatu akan mendapatkan test tenggorokan dan tes swab selama kurang lebih 30 menit. 

Para petugas akan menggumpulkan sample dahak kemudian warga yang telah melakukan tes disarankan untuk langsung kembali ke rumah dan mengisolosi diri sambil menunggu hasil tes yang akan keluar. Normalnya hasil tes akan keluar setelah 6-7 jam dari pengambilan sampel.  Untuk sistem Drive-thru hampir sama dengan Triage room hanya saja dilakukan didalam mobil mulai dari tanda terima dokumen, wawancara lisan, pengumpulan sampel, dan disinfektan. 

Sistem ini hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit. Sistem Drive Thru ini dapat memperlambat resiko penyebaran virus secara drastis. Metode untuk menentukan hasil test COVID-19 yang saat ini digunakan oleh  Korea Selatan disebut RT-PCR atau reverse transcription polymerase chain reaction. Para ahli akan mengambil bagian spesifik dari DNA dari sampel yang telah dikumpulkan untuk menentukan ada tidaknya virus COVID-19. 

Ketika bagian abnormal pada fluorescence terdeteksi sample test akan positif, dan ketika keadaan yang sebaliknya maka hasil test negatif. Saat ini laboratorium Korea Selatan yang melakukan test RT-PCR dapat melakukan lebih 20.000 test dalam satu hari. Hal ini sangat bermanfaat, ketika kasus terkonfirmasi sejak awal maka tingkat kematian pada pasien akan mengalami penurunan. Terbukti dengan jumlah kematian akibat virus corona di Korea Selatan sangat rendah. 

  • Treat

Sistem yang terakhir yang digunakan oleh Korea Selatan dalam keberhasilannya menangani pandemi global COVID-19 terletak pada fasilitas yang telah dipersiapkan oleh pemerintah mulai dari unit isolasi yang telah ditunjuk secara nasional, pusat perawatan di perumahan, safe hospital  dan tentunya juga didukung oleh banyaknya para ahli bidang kesehatan. 

Unit isolasi yang telah ditunjuk secara nasional ini akan menerima pasien yang telah terinfeksi suatu penyakit menular dan para petugas akan secara langsung merespon untuk melakukan perwatan pada pasien tersebut. Support dana dari pemerintah pusatlah yang  para petugas gunakan untuk menangani banyaknya pasien yang datang. 

Setiap ruangan di unit isolasi telah dilengkasi berbagai peralatan yang mendukung sehingga memudahkan para petugas untuk melakukan perawatan pada pasien. Pusat perawatan di perumahaan juga telah memiliki fasilitas yang memadai bagi para pasiennya sehingga sebagian besar para pasien dapat sembuh secara alami.  

Safe hospital memberikan pelayanan kepada para pasien dengan penyakit pernafasan. Safe hospital juga berkoordinasi dengan para petugas di Public Health Center dan Triage Room untuk memastikan pasien yang telah terinfeksi mendapatkan pelayan yang intensif di salah satu dari Safe Hospital yang ada.  

Para perawat, asisten perawat dan orang yang memiliki kualifikasi di bidang kesehatan akan ditempatkan di berbagai tempat khususnya di daerah Daegu dan Gyongsangbu-do karena pada saat puncak pandemi daerah tersebut memiliki jumlah kasus positif terbanyak dari wilayah lainnya di Korea Selatan. 

Para perawat dan tenaga ahli ini bukan hanya untuk menangani secara fisik saja tetapi secara psikologis bagi para pasien dan warga yang mulai mengami rasa ketakutan akibat adanya wabah pandemi khususnya di kedua wilayah tersebut. Ketika di negara lain para perawat banyak  yang ikut terinfeksi, tidak dengan Korea Selatan, para perawat dan tenaga ahli sangat jarang yang terinfeksi karena fasilitas yang digunakan oleh para perawat telah sesuai dengan protokol kesehatan bahkan sangat lebih. 

PERLU DICATAT! 

Setiap negara memiliki kebijakan masing-masing dalam menangani pandemi global COVID-19 ini, begitu pula di Indonesia. Pemerintah sejauh ini telah bekerja keras untuk memperlambat penyebaran virus corona. 

Saya membuat tulisan ini bukan untuk membandingkan kebijakan pemerintah antara Korea Selatan dan Indonesia. Hanya untuk berbagi pengetahuan yang saya ketahui, berhubung saya  melihat dan merasakan secara langsung bagaimana penanganan pandemi global COVID-19 di Korea Selatan saat ini.  

Saya berharap semua pihak dapat mengumpulkan kekuatan secara bersama-bersama untuk menghadapi pandemi global khususnya di Tanah Air kita tercinta. 

Stay Safe and Healthy!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun