Kamu penculik hatiku
kamu....
iya kamu.....!!
Kamu telah menculik hatiku dengan sederhana.
Meski tidak banyak teori-mu yang berkelana
Tidak juga kamuflase rekayasa penuh rencana
Namun yakinku terhadapmu semakin membahana
--------------------------------------------
Itulah sepenggal puisi yg coretannya terlihat di genggam oleh seorang seorang gadis anggun berjilbab.
Gadis itu ikut berdesak desakan, menunggu pak jokowi datang pada sebuah pesantren di jawa tengah. Meskipun matahari bersinar terik, kakinya mampu sabar berdiri lebih dari satu jam, menunggu sang idola yang akan datang dan lewat di depannya. Ketika ditanya kenapa dirinya sampai mau berpanas panasan , dia tidak menjawab dan hanya memperlihatkan secarik kertas yang berisi puisi untuk tokoh yg dipujanya itu. Dia lantas berujar, meskipun di pileg kemarin dia mencoblos partai keadilan sejahtera (PKS), namun kekaguman akan sikap pak jokowi yang merayat tersebut menyebabkan dia akan memilih jokowi pada pilpres bulan juli mendatang. Meskipun itu berbeda dengan partai pilihannya ( PKS) ? iya, katanya dengan mantap tanpa ragu sambil tersenyum manis.
Memang, fenomena bola salju seperti yang terjadi pada gadis tadi, saat ini mulai bergulir di kalangan masyarakat. Pemilihan presiden adalah memilih figur, bukan memilih partai. Para pemilih lintas partai, lintas agama, ataupun lintas suku / wilayah di prediksi akan menjatuhkan "hati" - nya pada sosok figur yang memang terasa dekat di hati seperti pak jokowi. Meminjam kata kata puisi sang gadis PKS tadi, apapun partai ku , hatiku telah diculik oleh jokowi.
salam kompasiana,
reza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H