Di sisi lain, andaikata Prabowo dan Golkar berkoalisi, hal ini juga akan menimbulkan intasan dejavu saat terjadi reformasi itu. Prabowo, pada tahun 1998 menjabat sebagai pangkostrad, suatu kesatuan yang menjadi kekuatan inti ABRI dan powerfull pada saat itu. Disamping itu , beliau juga menyandang predikat sebagai menantu Presiden Soeharto, penguasa inti orde baru. Bisa dibayangkan betapa besarnya kekuaasaan yang berada di genggaman beliau pada saat itu, bahkan seorang panglima abri pun ( jenderal bintang 4), secara fakta /kenyataan kalah berkuasa dibanding beliau.
Disisi lain, Arb yang saat ini identik dengan golkar, apabila benar 2 berhasil mencapai kekuasaan , era kejayaan golkar pun akan bangkit. Golkar akan semakin eksis menentukan perjalanan bangsa ke depan. dan ingatan pun melayang pada zaman itu, dejavu orde baru.
Demokrasi memang pilihan. dan mudah2 an demokrasi yang ada bukanlah seperti demokrasi saat hitler naik kekuasaan. Dengan demokrasi, Hitler telah sukses berhasil membangun kekuasaan fasis dan kediktatoran ( 1933 -1945). 12 tahun masa yg cukup lama untuk menderita.
salam kompasiana,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H