Mohon tunggu...
Reza Wahyu
Reza Wahyu Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Manager di Bank BUMN. Hobi membaca dan menulis. Pantangdiet.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Visualisasi untuk Motivasi Belajar

9 Oktober 2012   08:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:02 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memori prosedural adalah memori untuk melakukan sesuatu yang menjadi tuntunan dalam satu kinerja dan bisa dilakukan tanpa terlalu disadari. Memori prosedur diutilisasi dalam eksekusi suatu proses yang terintegrasi tanpa membutuhkan banyak atensi. Sebagai contoh, memori prosedural digunakan waktu kita sedang mengemudi, sehingga kita semakin lancar dalam berkendara daripada ketika pertama kali belajar mengemudi.

Pembelajaran prosedural terjadi ketika memori prosedural bertransformasi menjadi memori implisit dan ingatan dalam jangka panjang. Aktivitas kompleks yang dilakukan secara berulang-ulang akan menciptakan otomatisasi sistem saraf yang terkait yang penting untuk pengembangan kognitif dan keahlian motorik. Beberapa area otak yang terkait saat seseorang sedang belajar meningkatkan memori proseduralnya adalah: basal ganglia, hippocampus, cerebellum, neostriatum.

Belajar Mengakuisisi Keahlian

Akusisi keahlian membutuhkan pratek yang berulang-ulang dan belajar meningkatkan penguasaannya seiring waktu. Pengalaman belajar ini akan meningkatkan kecepatan pemrosesan informasi secara internal dan mendata input eksternal, mengembangkan wawasan dan penyimpanan pengetahuan, serta pada akhirnya akan menguatkan kapasitas otak dalam melakukan efisiensi dan melaksanakan aktivitas yang dipelajari secara lebih optimal.

Maka dari itu, teknik visualisasi menjadi sangat berharga dalam proses belajar dan penguasaan keahlian ini. Tahapan awalnya adalah fase kognisi yang disusul oleh fase asosiatif, sehingga seseorang bisa menjadi ahli dan melakukan kegiatan yang dipelajari akan tampak berjalan secara otomatis.

Jadi, sebelum kita melakukan teknik visualisasi untuk memotivasi pembelajaran kita, beberapa inisiatif tahapan perlu dilakukan terlebih dahulu agar belajar menjadi efektif. Pertama-tama, kita mengobservasi susunan dari keahlian yang ingin kita tingkatkan. Pemahaman terhadap skema-skema dan beberapa potensi yang mungkin terjadi harus juga diamati.

Selanjutnya, dari pengamatan ini kita akan mengerti konsep yang menyatukan seluruh bagian atau urutan tindakan menjadi satu aktivitas lengkap yang ingin kita kuasai dengan sempurna. Dalam tahapan ini, kita akan menjalani proses asosiasi di dalam otak kita untuk benar-benar menjiwai implementasi dari kemampuan yang ingin kita kuasai.

Dan akhirnya, penguasaan keahlian kita akan semakin cepat seiring proses belajar yang didukung dengan teknik visualisasi. Praktek di dunia nyata yang repetitif mesti dimotivasi dengan gambaran mental atau imajinasi dengan membayangkan praktek yang sempurna di dalam pikiran. Sehingga visualisasi bisa meningkatkan kemampuan, kepercayaan diri, dan menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

Kita juga bisa mendistorsi waktu secara mental sehingga kita bisa berlatih teknik visualisasi secara singkat. Misalnya, 5 menit di dunia nyata bisa menjadi satu jam di dalam pikiran kita sehingga latihan visualisasi bisa lebih banyak atau lama dengan waktu yang sebentar. Cara menciptakan distorsi waktu ini akan saya bahas pada tulisan-tulisan selanjutnya, stay tuned!

Baca Juga:

Visualisasi Negatif
Afirmasi: Kekuatan Berpikir Positif
Tips Relaksasi untuk Optimalisasi Otak
Afirmasi untuk Motivasi Bekerja

sumber: http://100motivasi.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun