Mohon tunggu...
Reza Wahyu
Reza Wahyu Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Manager di Bank BUMN. Hobi membaca dan menulis. Pantangdiet.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Tips Berubah Berdasarkan Neurosains

2 Oktober 2012   00:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi kita harus berdisiplin, terus berusaha berubah dan membentuk perilaku sampai menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini akan memastikan perubahan yang ingin kita buat berjalan dalam jangka panjang. Lalu, bagaimana caranya agar disiplin diri menjadi lebih mudah?

DUKUNGAN DISIPLIN DIRI

Tantangan dalam berdisiplin berasal dari kecenderungan otak untuk mendapatkan homeostatis. Pikiran kita secara alamiah membutuhkan kepastian, kestabilan, dan ingin selalu berada dalam zona nyaman.

Perubahan menakut-nakuti pikiran dengan mengaktifkan orbital korteks di dekat amygdala yang bertanggung jawab untuk rasa takut dan marah. Perasaan yang tegang dan cemas akan mengambil alih akal sehat kita untuk berpikir panjang. Keinginan untuk berubah terasa salah dan tidak enak. Perubahan terasa mengancam. Mengapa bisa begitu?

Pada umumnya, otak mempersepsikan sesuatu yang salah di lingkungan sebagai sesuatu yang berpotensi membahayakan jiwa. Semak-semak yang bergoyang aneh ketika kita di hutan mengaktifkan adrenalin kita untuk bersiap-siap lari tanpa pikir panjang. Kita ingin segera kembali ke lingkungan yang aman, nyaman, dan yang sudah familiar seperti rumah kita sendiri.

Proses berpikir seperti ini terjadi di sistem limbik yang mengatur motivasi kita untuk bertindak lewat emosi. Segala tindakan kita dimotivasi dengan emosi, memaksimalkan rasa senang dan meminimalisir rasa nestapa. Dengan mengerti prinsip motivasi di dalam sistem limbik ini, kita bisa merestrukturisasi motivasi secara internal lewat pengaturan emosi dan tension (tekanan mental).

Menata ulang perilaku membutuhkan insentif, yang positif seperti imbalan (materi atau non-materi) atau yang negatif seperti ancaman sanksi atau hukuman. Kita bisa mencoba men-setting lingkungan yang mendukung perubahan, menyiapkan sarana serta prasarana di sekitar kita yang memfasilitasi perubahan, peralatan, makanan, dan sebagainya yang mendorong pembentukan kebiasaan lewat disiplin diri ini.

Melaksanakan proses pendisplinan diri untuk berubah juga akan semakin mudah seiring waktu, karena repetisi atau tindakan yang diulang-ulang akan terangkai dalam suatu jalinan neural yang semakin kuat seiring waktu. Istilahnya, jadi jago.

Dan pelaksanaan proses berdisiplin ini akan lebih cepat serta efisien dengan bantuan orang lain; bisa dengan teman, rekan, atasan, dan siapapun yang bisa meningkatkan motivasi serta komitmen untuk berubah. Motivasi karena emosi (baik positif maupun yang negatif) bisa dipicu oleh interaksi sosial kita.

LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN

Intinya adalah; pertama-tama kita pikirkan dan rencanakan perubahan secara matang di otak bagian depan. Susun rencana dengan teratur dan terperinci agar nanti pada tahap pelaksanaan tidak perlu berpikir banyak lagi sehingga bisa menjadi suatu kebiasaan yang prosedural.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun