(100motivasi.wordpress.com)
Amarah adalah angin yang memadamkan cahaya lentera yang menerangi pikiran. -Robert Green Ingersoll
Mengelola emosi adalah salah satu topik psikologi yang cukup rumit, perlu dipelajari secara mendalam, dan prakteknya akan lebih menantang dari teori-teori yang sudah cukup menyulitkan.
Dalam tulisan ini, saya akan membahas secara singkat tips-tips untuk mengendalikan emosi khususnya rasa marah dan akan menuliskan beragam topik manajemen emosi lainnya di blog 100motivasi ini.
Silahkan baca pembabaran emosi yang terkait motivasi dari sudut pandang evolusi disini dan pelajari teknik menghentikan pikiran negatif pemicu emosi yang negatif juga di blog 100motivasi.wordpress.com ini dengan klik dsini.
Ada beberapa teknik yang telah teruji secara klinis untuk mengendalikan emosi seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan ACT (Acceptance Commitment Therapy) serta beberapa trik pikiran dalam ilmu pseudo-ilmiah seperti NLP (Neuro Linguistic Programming). Dan berikut, adalah beberapa tips untuk mengontrol amarah;
Melawan Pikiran Negatif dengan Pikiran Logis
Pemicu emosi biasanya berasal dari pikiran, baik itu pikiran negatif yang muncul dari intepretasi input-input atau stimulasi dari lingkungan eksternal maupun pola-pola pemikiran internal yang tidak disadari.
Misalnya, seseorang bisa marah atau merasa ketakutan karena merespon ancaman dari orang lain. Contoh lainnya adalah pikiran negatif yang muncul secara otomatis berdasarkan tipe kepribadian atau akibat trauma.
CBT dikembangkan dari terapi perilaku yang dipopulerkan oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Premis utamanya bertujuan untuk merubah pikiran yang error menjadi lebih rasional dan efektif untuk mengurangi tekanan emosional.
Teknik dan metode dalam CBT menggunakan pikiran rasional yang bijaksana untuk mendebat pikiran negatif yang irasional dan mempersuasi diri agar lebih positif. CBT juga melatih pikiran kita dalam memandang setiap peristiwa atau kejadian dengan interpretasi atau perspektif yang lebih netral, objektif, dan positif.
Kita bisa berdebat di dalam pikiran sendiri supaya lebih bijak serta optimis dan membujuk emosi diri agar lebih positif serta konstruktif.
Contohnya, kita dapat menentang pikiran negatif kita sendiri dengan memberikan argumen yang lebih logis dan tidak berlebihan. Oleh karena, biasanya pikiran yang negatif yang berlebihan cenderung memancing emosi seperti kekecewaan yang dibesar-besarkan ("saya SELALU gagal", "dia TIDAK PERNAH peduli", dan seterusnya).