Pikiran negatif seringkali berlebihan, dibesar-besarkan, bahkan bisa juga terlalu mengecilkan, memilih dengan prasangka tertentu atau tidak melihat secara utuh/keseluruhan, menggeneralisir, melihat yang buruk-buruk saja, dan sebagainya. CBT melatih pikiran agar lebih logis untuk membantah pikiran negatif yang bias tersebut.
Aplikasi CBT ini selanjutnya akan lebih baik dipelajari dengan berkonsultasi pada psikolog yang kompeten yang sudah terlatih. Wawasan yang berikutnya adalah psikoterapi turunan dari CBT yang juga telah sukses teruji dan terbukti sukses dalam pengendalian emosi: ACT (dibaca: act atau aksi).
Mengubah Kata Merajut Bahagia
Riset terbaru menggunakan scanner fMRI di otak menunjukkan bahwa penampakkan kata-kata negatif seperti kata 'tidak' misalnya, membuat diri memproduksi hormon dan neurotransmitters yang bisa memicu stres, mengacaukan beragam fungsi komunikasi, bahkan bisa merusak akal sehat.
Pemikiran yang menggunakan kalimat-kalimat negatif biasanya membawa kekhawatiran atau penyesalan. Dan jika berlama-lama dipikirkan akan semakin membesar dan membelit diri dengan emosi yang negatif.
Dalam istilah psikologi dikenal namanya 'pembajakan amygdala' yaitu kondisi dimana kita tidak bisa berpikir panjang menggunakan prefrontal korteks karena otak kita dibajak oleh amygdala yang emosional untuk segera bertindak secara refleks tanpa berpikir.
Reaksi alamiah ini berguna jika kita menghadapi situasi yang mengancam keselamatan jiwa. Tapi di masa kini, seringkali masalah sehari-hari yang mendesak kita bisa memicu respons dari amygdala untuk menekan pikiran yang rasional dan kreatif dalam mencari solusi. Inovasi menjadi mandek dan kita terpuruk dalam kebiasaan yang buruk.
Amigdala ini juga yang membuat kita sulit untuk berubah, keluar dari zona nyaman. Pikiran yang terbajak oleh amygdala ini menjadi negatif, seperti merasakan amarah, rasa takut atau malas berubah.
Pikiran yang negatif ini yang menyebabkan emosi yang negatif akan memotivasi perbuatan yang negatif pula. Dampaknya bisa negatif juga kepada hubungan kita, kesehatan, pekerjaan atau bisnis, dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Kita mesti melawan pikiran negatif dengan kata-kata dan perenungan yang positif. Bahkan, kalau perlu mengeroyoknya. Satu pikiran buruk harus dilawan dengan minimal lima kenangan manis yang pernah terjadi atau harapan indah yang mungkin terjadi dan mengulang-ulang kata-kata yang positif seperti cinta serta 'terima kasih'.
Penelitian oleh Fredickson, Losada, dan Gottman menunjukkan bahwa lima pikiran positif yang dibuat untuk menghadapi setiap satu pikiran yang negatif akan mengoptimalkan kompetensi, kinerja, dan kebahagiaan. Ini disebabkan oleh optimisme yang mendorong kepuasan dalam hidup kita.
Menerima Pikiran Negatif, Bertindak Positif
ACT dikembangkan oleh Steven C. Hayes dengan filosofi bahwa pikiran dan perasaan tidak perlu dilawan atau ditindaklanjuti dengan segera, tapi cukup diamati dan diterima. Emosi negatif adalah sesuatu yang wajar untuk didapati dan senormal emosi yang positif.