Biasanya peternak tradisional memotong sapi betina pada saat sapi jantan sudah tidak ada lagi. Artinya mekanisme fertilisasi (perkembang biakan) sapi untuk menghasilkan anak sapi tidaklah terlalu diperhatikan pada peternak tradisional. Padahal sapi betina harus dipertahankan sampai waktunya "cukup tua" untuk dijadikan indukan sapi, bukan malah disembelih untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Posisi penghasil sapi potong sebagian besar di wilayah Timur Indonesia, seperti Nua Tenggara, Bali dan sebagian Makasar. Sedang yang mengkonsumsi daging, terbanyak adalah mereka (konsumen) yang berada di wilayah Barat Indonesia; sebagian besar Pulau Sumatera dan sebagian pulau Jawa. Jauhnya jarak antara produsen dan konsumen menjadi para peternak cenderung mengirimkan hasil ternak ke daerah terdekat dengan biaya transportasi rendah dibandingkan tempat yang jauh.
itulah sekelumit argument akar permasalahan distribusi daging sapi di Indonesia, yang jelas kita harus bahu membahu untuk bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pokok daging sapi di Indonesia; mulai dengan mendidik konsumen hingga menyiapkan berbagai fasilitas untuk mengembang biakkan sapi di sentral-sentral konsumennya
Referensi:
https://www.academia.edu/12688341/Ketahanan_dan_Kemandirian_Pangan_Komoditas_Daging_Sapi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H