Mohon tunggu...
Reza Syariati
Reza Syariati Mohon Tunggu... profesional -

Sepah e pazdaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mari Usir "Sapi" dari Parlemen

5 Maret 2014   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalaupun PKS pada 2004 dan 2009 bisa meraih lebih dari 3 persen itu karena suara simpatisan. Suara dari pemilih yang tertarik dan berhasil digalang oleh PKS. Namun, bagaimana dengan pemilu 2014?

Februari 2013, PKS dihantam dengan terungkapnya kasus Korupsi oleh Presiden PKS, LHI. Kontan saja, sebelan setelah itu, PKS anjlok elektabilitasnya dalam berbagai survei. Situasi tersebut memang sulit dengan ambisi PKS. Untung saja, jajaran DPP PKS sangat responsif merespon situasi "mati kau" tersebut dengan melakukan skema "cut off". LHI dicopot, dan diganti dengan AM, seorang yang terkenal "belatung" dalam Politik.

AM, ini memang sangat "belatung" dengan gayanya. Ingat Pilpres 2004, saat Presiden PKS saat itu, HNW sedang mesra dengan AR dari PAN. AM, sekjen PKS tersebut, malah "main gila" dengan Wiranto dan Mega. Entah berapa banyak "ghanimah" dari Mega dan Wiranto yang dibawa oleh AM. Sampai akhirnya PKS merapat ke SBY. ini cerita lama, tapi itulah gambaran perilaku AM.Pada 2004, PKS adalah parpol terakhir yang bergabung dengan koalisi SBY-Budiono. Setelah para aktor utamanya, AM, LHI, H menjarah "ghanimah" dari pasangan capres. Perilaku PKS akan selalu mendompleng Partai penguasa.

Kembali lagi ke dengan kasus LHI. Walau sudah divonis sebagai terpidana kasus Korupsi. kader-kader PKS rupanya tak pernah paham strategi politik "cut off". Jadi walaupun, DPP PKS sudah "cut off", kader-kadernya belum bisa "cut off". Ini fatal, ini titik lemah dalam seni strategi politik. Seandainya kader-kader PKS bisa "menghantam" LHI juga, sebagai tumbal partai tentu PKS akan lepas dari bulan-bulanan. Jika PKS bisa segera cuci tangan saat Pilpres 2009, walaupun menjadi bagian rezim SBY-JK. Rupanya kader-kader PKS tidak bisa segera cuci tangan dari bangkai yang dibawa oleh LHI. Inilah akibat dari doktrinisasi "tsiqah" yang keliru tersebut. Inilah juga bukti gaya parokial dalam pola pembinaan kader.

Ada bawaan orok dalam perilaku PKS. Hilangnya akal sehat. Dalam perilaku kelompok ini bisa disebut sebagai "group think". perilaku ini menempatkan kelompok sebagai sumber kebenaran. Akibatnya fatal, karena komplikasi dengan pola kaderisasi yang menggunakan sentimen agama. Sehingga muncul sikap mengindentifikasi partai sebagai ISLAM. Padahal, dalam konggres PKS 2010 di Bali, PKS setengah mati merubah diri menjadi partai tebuka dan inklusif. Tapi apa lacur, otak kader-kader PKS dan pengurusnya sudah dibuang jauh-jauh, seperti "onta yang membawa kitab - meminjam istilah dari Al-Ghazali". Tentu saja ini titik lemah PKS.

Ditambah lagi gaya hidup mewah ketua Majelis Syura-nya dan jajaran pengurus. Sangat kontras dengan militansi tanpa batas dan tanpa otak kader-kadernya. Membuat PKS diambang jurang degradasi. PKS telah ditinggalkan simpatisannya. Terlihat dari hasil survei berbagai Pollster. PKS hanya sanggup muter-muter pada angka dibawah 4 persen. PKS berpeluang untuk tidak dapat kursi di parlemen, DPR-RI. Karena tidak tembus ambang batas Parlementary Threshold.

Jadi, oke ini masuk agitasi, kita sudah melihat perilaku PKS baik pengurus, kader dan onderbouw yang sangat tidak tahu malu. Ada baiknya kita tidak membiarkan sapi dengan kulit Hyena tersebut kembali mendapat kursi di parlemen nasional, DPR-RI. Toh, kehadiran PKS hanya akan menjadi bagian dari rezim penguasa. PKS akan selalu berpihak pada pemenang, beda dengan PDIP yang mampu beroposisi secara terhormat. Mereka hanya akan sibuk dengan isu-isu SARA. Mengonggong kesana kemari.

Ada baiknya, kita mulai berpikir, menyempurnakan hukuman politik bagi PKS dengan mengusir mereka dari Parlemen. Agar tidak adalagi kantor Kementerian, Lembaga Negara dan Kepala Daerah yang dipegang oleh orang-orang dari Partai Sapi ini. Bukankah kita sudah melihat, tiap kantor kementerian, lembaga negara dan kepala daerah yang dipegang oleh "SAPI-SAPI" ini akan menjelma menjadi kantor partai.

Mari kita usir PKS dari Parlemen.

Bagi yang tidak senang dengan tulisan saya, silahkan cari kesenangan sendir. Saya tidak ada kewajiban menyenangkan anda.

Demikian dan  Bubarkan..!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun