Mohon tunggu...
Reza Soedomo
Reza Soedomo Mohon Tunggu... -

Managing Partner & CEO @ Kinerja - BlessingWhite

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Silent Killer : Alignment

7 Februari 2016   16:30 Diperbarui: 7 Februari 2016   16:45 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian tersulit bagi seorang pemimpin adalah membuat anggota timnya bekerjasama dalam “perfect harmony” untuk mencapai tujuan perusahaan. Banyak perusahaan telah mengaplikasikan performance management system yang canggih, sistem untuk cascading goal, sistem komunikasi internal yang canggih, aktif memanfaatkan media sosial, tetap saja alignment antara karyawan dengan organisasi merupakan bagian tersulit.

Penyebab utama terjadinya misaligment dan disconnection antara pemimpin dengan karyawan adalah ;

Disagreement at the Top

Bila pemimpin di level tertinggi tidak “kompak” (baca: tidak selaras), tidak mengherankan bila kita melihat para menteri di satu kabinet bisa saling menyalahkan, tumpang tindih pekerjaan sehingga target yang telah ditetapkan presiden semakin dilupakan. Bila hal ini terjadi di perusahaan, maka karyawan di bawahnya merasa bingung karena menerima kesimpangsiuran terutama yang menyangkut prioritas organisasi.

Inisiatif perubahan akan berat untuk dilaksanakan. Dua hal yang paling parah adalah perilaku buruk para pemimpin puncak dan tidak ada kolaborasi antar unit, keduanya merupakan faktor penyumbang terbesar terhadap disengagement dan turn-over karyawan.

Gejala-gejala terjadinya disagreement at the top yang dapat dirasakan adalah keputusan yang sering berubah, sikap skeptis, ketidaksepahaman yang sangat nyata, perang dingin, tidak ada kemajuan atas hal-hal yang telah disepakati bersama. Cobalah tes dengan menanyakan kepada para pemimpin, minta mereka menyatakan ulang dengan kalimat mereka sendiri tentang tujuan dari strategi, makna dari misi, dan implikasi terhadap sekelompok karyawan yang mereka pimpin. Anda akan menemukan jawaban yang “menggelikan”.

 

Communication Mistakes

Engaged employees sangat paham tentang prioritas organisasi. Untuk menciptakan lebih banyak engaged employees, pemimpin harus memenangkan “hati” dan “pikiran” mereka. Sayang sekali banyak pemimpin yang gagal mendapatkan engaged employees hanya karena salah dalam berkomunikasi :

  • Terlalu Jarang : Pemimpin senior tentulah sangat piawai dalam menyusun strategi, sungguh sayang banyak di antara mereka tidak cukup sering mengkomunikasikan dengan baik di dalam organisasi. Seorang CEO pernah secara polos mengatakan: “Seharusnya semua karyawan saya mengetahui strategi perusahaan ini karena sudah saya sebarkan melalui email akhir tahun lalu”.
  • Terlalu Banyak: Waktu saya bekerja di suatu perusahaan, setidaknya saya menghadiri townhall meeting setahun sekali untuk mendengarkan para pemimpin senior saya berbicara selama kira-kira 30 menit, mempresentasikan slide yang sangat rinci dengan tulisan yang sulit dibaca dari kejauhan, lalu di akhir presentasi hanya menyediakan waktu 3 menit untuk sesi tanya jawab. Saya banyak melihat rekan-rekan saya sibuk bermain game di gadgetnya, bahkan ada yang terang-terangan menggunakan headset, padahal yang lagi di panggung adalah owner. Inilah yang disebut too much information jammed into too little time.
  • Terlalu Garing : Banyak eksekutif berpendapat bahwa peningkatan target akan memicu adrenalin para karyawan. Ketika menyampaikan target baru, mereka menggunakan berbagai jargon mutakhir, menganggap bahwa target baru selalu rasional, telah melalui proses penelitian, studi banding. Tidak adanya inspirasi dari mereka hanya akan meredupkan engagement para karyawan.

Disconnects on the Front Lines
Betapa sering kita temui para karyawan yang mengaku tidak mengetahui strategi organisasi. Penelitian kami menemukan bahwa maksud dari jawaban mereka sesungguhnya adalah mereka tidak mengetahui bagaimana pekerjaan mereka “nyambung” dengan strategi organisasi. Mereka tidak mengetahui cara menyusun puzzle karena tidak dapat membayangkan gambar besar (big picture) yang harus dibangun. Akibatnya mereka tidak termotivasi sehingga enggan untuk bekerja “extra mile” saat organisasi membutuhkan.

Ada satu cerita kecil yang cukup inspiratif, walaupun masih diragukan kebenarannya. Seorang cleaning service yang bekerja di NASA (National Aeronotics and Space Administration) ketika ditanya tentang pekerjaannya, ia dengan tegas menjawab : “Saya membantu mengirim orang ke bulan”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun