Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Roman Abramovich: Dua Sisi Sosok Revolusioner Sepak Bola

3 Maret 2022   13:34 Diperbarui: 5 Maret 2022   05:02 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi di luar glamornya Chelsea dengan gelontoran dana melimpahnya, tangan Abramovich tak bersih juga di luaran sana. Orang yang telah masuk lingkaran kremlin semenjak masa Boris Yeltsin ini tak lain salah satu oligark terbesar Rusia sekaligus pula orang dekat penguasa yang sekarang, Vladimir Putin.

Abramovich ketika menjabat sebagai gubernur (dok: Yuri Feklistov)
Abramovich ketika menjabat sebagai gubernur (dok: Yuri Feklistov)

Berkat koneksi kuatnya itu pula dirinya pernah menjabat Gubernur okrug otonom Chukotka sejak 2001 hingga 2008. Chukotka adalah wilayah Rusia yang berada nun jauh di timur dan berbatasan dengan negara bagian Alaska di seberang selatnya.

Kekayaannya melimpah sejak menguasai perusahaan minyak Sibneft dan semakin tajir semenjak peristiwa 'Perang Aluminium'. Berkat perundingannya dan kecapakannya, Abramovich bersama para oligarki lain mendirikan perusahaan aluminuim raksasa Russian Aluminium (Rusal) di tahun 2000 sekaligus melambungkan pundi-pundi kekayaannya.

Abramovich dan Israel

Abramovich tak melupakan akar leluhur Yahudinya dan sampai sekarang masih mesrah dengan entitas Israel dan bahkan mendapat kewarganegaraannya. Laporan dari BBC tahun 2020 menyebutkan Abramovich menjadi back-up bagi organisasi El'ad di Yerusalem. El'ad inilah yang kemudian secara ilegal membangun pemukiman dan mengelola wisata di wilayah Palestina di Yerusalem Timur.

Dalam dokumen yang bocor El'ad mendapat kucuran dana segar dari rekening anonim perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands. Suatu wilayah yang juga dikenal sebagai Tax Haven. Tak sedikit dana yang mereka terima, setidaknya mencapai USD 100 juta meskipun mereka berkilah menyembunyikan fakta tersebut. Memang Abramovich terkenal sebagai salah-satu penyantun bagi Israel. Tak hanya pula di Israel, dia seringkali memberi donasi untuk komunitas-komunitas Yahudi di luar Israel.

Mungkin hampir tak ada tangan-tangan pra pemilik klub yang benar-benar bersih. Bisa saja dia begitu dicintai macam Abramovich di Chelsea yang di luar sana banyak terbelit kasus. Bisa pula dia pengusaha lempeng-lempeng saja tapi begitu dibenci oleh akar pendukungnya klubnya sendiri, seperti Kroenke dan rezim Glazer. Bagaimana pun keputusan Abramovich melepas Chelsea patut pula diiringi dengan lagu-lagu elegi dan pendukung Chelsea patut mengucapkan terima kasih.

 !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun