Melihat sejarah setidaknya tak aneh bila ada sosok-sosok penting atau merasa penting masuk ke ruang ganti pemain. Tapi sekali lagi kita telaah Pangeran William dan Angela Merkel tak serta merta muncul sebelum pertandingan atau di jeda antar babak. Mereka berdua hadir di akhir laga, ikut berselebrasi atau menghibur para prajurit yang tertunduk lesu.
Waktu pergantian babak adalah waktu yang sangat krusial bagi tim. Disinilah ruang ganti punya politikusnya sendiri, lihatlah bagaimana Pep Guardiola dengan semangat berkobar memimpin briefing atau legenda hairdryer treatment milik Sir Alex Ferguson. Kalau Pak Iwan Bule punya bakat orasi sekelas Bung Karno, baru lah valid alasan 'menyemangati pemain' miliknya.
Kita pernah melihat keunggulan tiga gol AC Milan di babak pertama Final Istanbul kolaps seketika setelah pergantian babak. Ada kabarnya bahwa fokus dan konsentrasi merekasudah mengendur ketika merasa sudah unggul jauh. Tentu munculnya Pak Iwan Bule ini yang lebih lama menghabiskan karirnya di korps abu-abu coklat dirasa cuma memecah konsentrasi saja. Kunjungi saja mereka di hotel pak atau tunggu saja dengan sabar di Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H