Protes oleh pihak Irlandia tak berhenti disitu, secara resmi FAI mengirmkan surat resmi keberatannya karena disingkirkan dengan cara tidak fair. Mereka menginginkan laga ulangan serta menuntut diterapkannya teknologi lebih canggih di Piala Dunia untuk menanggulangi masalaha serupa. FIFA dengan tegas menolak permintaan laga ulangan dan tak mengabulkan diterapkannya teknologi di kemudian hari. Hal yang berujung blunder ketika di Piala Dunia 2010 justru muncul kontroversi gol hantu Lampard, FIFA tak bisa lagi mengelak setelah itu.
Henry sebagai pelaku utama langsung mendapat berbagai kecaman bahkan ancaman pada keluarganya. Dia sendiri sempat mempertibangkan untuk pensiun pasca kejadian itu, meski akhirnya membatalkannya sebab dukungan dari orang-orang terdekatnya. Mengenai handsball-nya, Henry sendiri mengakuinya seusai pertandingan sekaligus berkilah bahwa semua harus mengikuti keputusan wasit.
Tapi senyum sumringah Domenech dan publik Prancis tak bertahan lama. Mereka hancur lebur dan tak bersisa barang secuil kedigdayaan di Afrika Selatan. Jika kalian sudah jengah dengan sepak terjang Mourinho ketika tengil, sungguh ia tak ada apa-apanya dibanding prilaku Domenech. Pada pemusatan latihan saja, Domenech sudah membuat membuat keputusan kontoversial, memulangkan Lassana Diarra yang ia anggap tak memenuhi standarnya.
Prancis akhirnya tak lolos fase grup di Piala Dunia 2010. Kondisi internal tim sudah bobrok duluan ketika Anelka berseteru dengan Domenech di turun minum pertandingan lawan Meksiko. Segenap pemain memberontak ketika Anelka dipulangkan oleh FFF dan tak mau latihan, mengirimkan Domenech dan FFF menuju bencana. Ditengarai pemain sudah muntab dengan pilihan taktik Domenech yang tak efektif.
Mungkin doa dan sumpah serapah segenap Irishman di penjuru dunia didengarkan oleh Tuhan dan akhirnya menghukum Prancis pulang dari Afrika Selatan dengan wajah malu. Sebenarnya agak unik juga sih, Irlandia punya mazhab sepak bola sendiri bernama Gaelic Football. Disana pemain halal melakukan dribble dengan tangan, namun akhirnya tangan Henry membuyarkan impian mereka berlaga di Piala Dunia kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H