Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tetap Menjadi Kanak-kanak Bersama One Piece dan Eiichiro Oda

24 November 2021   07:25 Diperbarui: 24 November 2021   07:29 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fragmen chapter 634 (Eiichiro Oda/Shonen Jump/Shueisha)

Mana mungkin Hatchan yang babak belur di Arlong Park malah sekarang menjadi salah satu nakama Mugiwara jika berlogika seperti anak-anak. Juga dulu Zoro menebasnya dengan pedang, bukan kata-kata yang menyayat kalbu.

Hal lain yang begitu kentara merupakan imajinasi anak-anak Oda-sensei adalah desain karakter. Sudah sangat sering kita menemui karakter yang digadang-gadang gagah dan sangar malah punya sisi lawak. Lihat saja karakter Kurozumi Orochi yang awalnya digambarkan mengerikan dan bengis, malah punya perawakan mirip karakter di manga-manga gag. Saya malah teringat Tensai Bakabon gara-gara penampilan Orochi.

Penuangan imajinasi kekanakan Oda-sensei sepertinya makin liar di Arc Wanokuni ini. Tak lain adalah penampilan para pemakan SMILE yang malah konyol. Beda dengan Marco atau Rob Lucci yang pemakan Zoan asli, para anak buah Kaido pemakan SMILE justru seperti manusia yang hanya ditempeli bagian hewan buas.

Tak lupa kemampuan Sasaki yang memakan zoan tipe Triceratops. Sebagai dinosaurus yang punya struktur tulang yang khas di belakang kepala, Oda-sensei menjadikannya bisa berfungsi sebagai baling-baling. Ya, mungkin dulu dia ketika pertama kali melihat gambar Triceratops berkhayal kalau bagian itu bisa berputar layaknya baling-baling.

The Flying Sasaki (Eiichiro Oda/Shonen Jump/Shuiesha)
The Flying Sasaki (Eiichiro Oda/Shonen Jump/Shuiesha)

Terbaru adalah reveal dari kekuatan Queen dan King, dua anak buah terkuat Kaido. Sebagai zoan tipe Brachiosaurus, dinosaurus berleher panjang dan telah memodifikasi tubuhnya dengan berbagai senjata justru punya teknik menyerang yang mindblowing. 

Ternyata Queen dalam bentuk full zoannya mampu melepas bagian leher sampai ekornya dari badan dan menjadi makhluk mirip ular serta mampu melilit seperti ular phyton.

Kekuatan King pun tak kalah bikin tercengang. Sebagai jelmaan Pteranodon dan seluruh tubuhnya berbalut warna hitam, tentu pembawaan King jauh lebih serius dibanding Queen yang tukang karaoke. 

Namun kesan serius itu seketika hilang ketika King menggunakan kekuatan buah zoannya untuk menyerang Zoro. Kita bisa melihat King menggukan kepalanya seperti ketapel sembari bilang, beginilah cara Pteranodon memburu mangsanya pada zaman dahulu kala.

Hanyalah anak kecil yang mengira Triceratops punya baling-baling, Brachiosaurus melepas badannya, hingga Pteranodon yang berburu dengan berlagak seperti ketapel. Tapi itulah cerita One Piece yang kita cintai. Cerita yang sebenarnya berinti berat tapi ringan dibaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun