Kenapa?
Baru sebentar Ica menyentuh asmaraloka
Baru sebentar Ica merasa lega
Tapi kenapa?Â
Ia kembali terjebak di dekapan tembok dingin yang terus menatapnyaÂ
Sesak, ya ia merasa sesak
Tembok ini selalu berkidung dan bergoyang seakan sedang mengejeknya
Benci? TidakÂ
Ica tidak membenci tembok ituÂ
Ica tau ia tidak bersalahÂ
Bukannya Ica egois...
Menginginkan damai dalam dekapan di tengah kebisingan esensial yang di jadikan pijakan untuk mereka
Bukan begitu... Â
Senandika-nya terus berkata niscaya akan baik baik saja
Tetapi, sang penerang terus menerus lindap
Karsanya melarikan diri lengkara baginya Sekarang, ia hanya bisa duduk di pojok ruangan terdiam sembari derana
Oleh: Reza Oktaviabri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H