Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Mantan Pekerja Alexis Menulis Kompasiana

2 November 2017   21:50 Diperbarui: 2 November 2017   22:08 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa bulan terakhir ini Pebri bergabung dengan kompasiana menjadi kompasianer. Blog tulis menulis yang bernaung dibawah grup  induk kompas gramedia.

Blog yang diberi nama kompasiana ini sejatinya diperuntukkan  untuk citizen jurnalisme alias penulis partikelir atau jurnalis bebas, tapi pada kenyataannya, isinya campur. Ada penulis profesional dan jurnalis  perusahaan media macam Aiman kompas dan Bayu misteri. 

Di perantauan Pebri memang kerja serabutan. Dulu Pebri kerja di salah satu tempat hiburan malam yang  cukup tenar, tapi tempat itu kemudian tutup tanpa sebab yang  jelas, konon karena gubernurnya ganti dari Ahok Djarot menjadi Anies  Sandi yang lebih agamis sehingga tempat kerjanya yang bernama Alexis ditutup.

Selepas tempat kerjanya tutup, Pebri beralih menjadi SPG di toko ritel yang jual aneka pakaian. Awalnya pekerjaan itu cukup menjanjikan, tetapi seiring  dengan makin maraknya jual beli pakaian online berbasis aplikasi, orderan pakaian tempat Pebri biasanya menarik mulai sepi. Alhasil, Pebri kemudian kehilangan pekerjaanya lagi kini dia mencoba peruntungan nasib dengan menulis soal kewanitaan di kompasiana.

Iskandar selaku COO yang teliti selalu memperhatikan gerak-gerik penghuni kompasiana. Tak terkecuali Pebri.

Iskandar selalu penasaran dengan apa yang sebenarnya dilakukan oleh Pebri serta dari mana ia memperoleh inspirasi menulis soal wanita. Maklum, di antara sekian  orang yang berada di kompasiana, Pebri termasuk yang sangat aktif. Ia selalu rajin menulis kompasiana, bahkan beberapa kali ia menang juara lomba diadakan kompasiana.

Merasa penasaran dan khawatir penghuni kompasiana yang cantik macam Pebri diambil  orang-orang jomblo di kompasiana macam Ronald dan  Boris, Iskandar mulai memata-matai tindak  tanduk Pebri. Tidak sulit memata-matai makhluk cantik ini karena Iskandar punya keahlian investigasi tinggi karena sudah lama menjadi jurnalis.

Selama memantau dari minggu ke minggu, Iskandar semakin tertarik dengan Pebri. Sementara itu ditempat tinggalnya Pebri tidak pernah sekali pun ada yang menunjukan bahwa Pebri sudah  memiliki kekasih  hati.  Pebri tidak terlihat seperti Latifah yang kerap menulis cerita cinta dengan tokoh-tokoh yang mirip namanya dengan teman dunia nyatanya sehingga banyak yang curiga kalau sebenarnya fiksinya merupakan kisah pribadinya. Iskandar segera melakukan berbagai cara mendekati Pebri untuk dijadikan istri keduanya maklum saja ia sudah bosan dengan istrinya yang hanya bisa menjadi ibu rumah tangga. Sebagai jurnalis profesional ia ingin mendapatkan pengalaman baru dengan wanita yang lebih luas wawasan dan pengetahuanya serta masih cantik dan muda.

Iskandar hampir menyerah menemukan solusi bagaimana Pebri mau menerimanya sebagai kekasih hatinya hingga suatu ketika Pebri menulis curahan hatinya yang kesepian dan butuh belaian pria dalam tulisan kompasiana,  Iskandar segera memulai pendekatan kepada Pebri melalui fasilitas percakapan kompasiana.

"Hai Dik Pebri. Sehat-sehat, kan?" tanya Iskandar dengan ramah.

"Sehat, Mas Is. Ini cuma ada masalah biasa kok namanya juga  wanita yang belum bersuami," kata Pebri manja.

Iskandar pun bahagia setengah mati. Iskandar kemudian langsung mempraktekan pelajaran dari buku-buku cara cepat menaklukan wanita sehingga lama-lama membuat Pebri jatuh cinta kepadanya.

Akhir bulan itu Bu Iskandar  tidurnya agak cepat, mungkin hatinya senang dapat duit gajian dari hasil kerja Iskandar sebagai COO kompasiana dan service suaminya memang mantap sehingga membuatnya selalu butuh istirahat lebih cepat karena lelah. Melihat istrinya telah pulas,  Iskandar membuka lemari pakaian dan membongkar-bongkar lipatan  pakaian mencari jaket untuk keluar rumah. Sesekali Bu Iskandar mengigau sehingga Iskandar harus berhati-hati  supaya tidak berisik. Dia sangat berhati-hati agar istrinya tidak terganggu tidurnya.

Beberapa waktu kemudian Iskandar keluar kamar. Gerakannya mengendap-endap menuju pintu depan rumah. Tak lupa dia mengamati keadaan sekitarnya, setelah merasa aman ia menuju ATM terdekat. Lewat ATM itu Iskandar mengirim uang ke rekening Pebri dengan sangat hati-hati.

Keesokan harinya terjadi dialog antara Iskandar dan istrinya.

"Pak kok beberapa bulan ini gajimu berkurang?" tanya Bu Iskandar penuh rasanya penasaran.

"Maklumin aja Ma lihat berita itu perekonomian sedang turun dan daya beli masyarakat rendah otomatis perusahaan media tempat aku kerja harus memotong  gaji karyawanya," jawab Iskandar menyembunyikan hal yang sebenarnya.

Sementara Bu Iskandar dan Iskandar sedang mempersiapkan aktivitas pagi pasangan suami istri seperti sarapan, di tempat lain Pebri tampak bahagia di dalam kamarnya. Ia  berdandan dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian sesuai arahan para ahli kecantikan. Hasilnya tak memprihatinkan,  wajahnya tampak lebih cantik, sesuai dengan lekuk tubuhnya yang semok  dan mengembirakan mata setiap lelaki yang melihatnya.

Begitu selesai berdandan, ia segera berkemas dan bersiap mengirim pesan kepada Iskandar.

Dengan tindakan yang dibikin seanggun mungkin, Pebri mengirim pesan berikut fotonya yang menarik kepada Iskandar, "Mas Is, semalam aku sudah ambil nafkah dari kamu. Makasih  ya. Jangan kerja penuh selama delapan jam hari ini nanti kerjaanmu serahin saja ke bawahanmu si Kevin, begitu satu jam dikompasiana kamu langsung ke kamarku saja."

Beberapa jam kemudian, di kantor kompasiana, lebih tepatnya di ruangan content officer Kevin yang akrab disapa kevinalegion, terdengar suara yang begitu keras dan menyedihkan.

"Malang benar nasibku sebagai karyawan kompasiana, Mas Iskandar lagi-lagi memberikan tugas-tugas berat kepadaku ...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun