Iskandar pun bahagia setengah mati. Iskandar kemudian langsung mempraktekan pelajaran dari buku-buku cara cepat menaklukan wanita sehingga lama-lama membuat Pebri jatuh cinta kepadanya.
Akhir bulan itu Bu Iskandar  tidurnya agak cepat, mungkin hatinya senang dapat duit gajian dari hasil kerja Iskandar sebagai COO kompasiana dan service suaminya memang mantap sehingga membuatnya selalu butuh istirahat lebih cepat karena lelah. Melihat istrinya telah pulas,  Iskandar membuka lemari pakaian dan membongkar-bongkar lipatan  pakaian mencari jaket untuk keluar rumah. Sesekali Bu Iskandar mengigau sehingga Iskandar harus berhati-hati  supaya tidak berisik. Dia sangat berhati-hati agar istrinya tidak terganggu tidurnya.
Beberapa waktu kemudian Iskandar keluar kamar. Gerakannya mengendap-endap menuju pintu depan rumah. Tak lupa dia mengamati keadaan sekitarnya, setelah merasa aman ia menuju ATM terdekat. Lewat ATM itu Iskandar mengirim uang ke rekening Pebri dengan sangat hati-hati.
Keesokan harinya terjadi dialog antara Iskandar dan istrinya.
"Pak kok beberapa bulan ini gajimu berkurang?" tanya Bu Iskandar penuh rasanya penasaran.
"Maklumin aja Ma lihat berita itu perekonomian sedang turun dan daya beli masyarakat rendah otomatis perusahaan media tempat aku kerja harus memotong  gaji karyawanya," jawab Iskandar menyembunyikan hal yang sebenarnya.
Sementara Bu Iskandar dan Iskandar sedang mempersiapkan aktivitas pagi pasangan suami istri seperti sarapan, di tempat lain Pebri tampak bahagia di dalam kamarnya. Ia  berdandan dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian sesuai arahan para ahli kecantikan. Hasilnya tak memprihatinkan,  wajahnya tampak lebih cantik, sesuai dengan lekuk tubuhnya yang semok  dan mengembirakan mata setiap lelaki yang melihatnya.
Begitu selesai berdandan, ia segera berkemas dan bersiap mengirim pesan kepada Iskandar.
Dengan tindakan yang dibikin seanggun mungkin, Pebri mengirim pesan berikut fotonya yang menarik kepada Iskandar, "Mas Is, semalam aku sudah ambil nafkah dari kamu. Makasih  ya. Jangan kerja penuh selama delapan jam hari ini nanti kerjaanmu serahin saja ke bawahanmu si Kevin, begitu satu jam dikompasiana kamu langsung ke kamarku saja."
Beberapa jam kemudian, di kantor kompasiana, lebih tepatnya di ruangan content officer Kevin yang akrab disapa kevinalegion, terdengar suara yang begitu keras dan menyedihkan.
"Malang benar nasibku sebagai karyawan kompasiana, Mas Iskandar lagi-lagi memberikan tugas-tugas berat kepadaku ...."