Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih Gadis Pekerja Alexis

31 Oktober 2017   00:48 Diperbarui: 31 Oktober 2017   01:02 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jika ada yang mengusik kerukunan rumah tangga Pebri dan Susi, harusnya dia Gadis, sosok wanita muda yang secara lembut telah merongrong kesetiaan Pebri kepada Susi.

Pebri dan Susi sudah sepuluh tahun lamanya, dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai dua orang anak yang lucu. Anak pertama seorang laki-laki bernama Yono, usianya lima setengah tahun, sedangkan adiknya bernama Mina, usianya baru tiga tahun.

Rumah tangga Pebri awalnya normal-normal saja. Pebri yang seorang politisi di salah satu partai benar-benar mampu mencukupi kebutuhan keluarga kecilnya dengan sangat baik walau gajinya tak terlalu besar. Begitu pula dengan Susi yang senantiasa menjadi istri yang terampil dan tangkas dalam mengelola keuangan keluarga dengan buka usaha kecil-kecilan.

Pebri begitu menyayangi Susi sebagai seorang istri yang baik dan pengertian. Kesabaran, ketelatenan, dan kecakapan Susi sebagai seorang pengatur rumah tangga membuat Pebri seakan tak ingin berpaling atau selingkuh kepada sosok lain.

Namun sayangnya, perjalanan waktu pulalah yang akhirnya mengubah semuanya. Perubahan itu hadir melalui perubahan kondisi Pebri yang berhasil menjadi Gubernur Jakarta dan Susi yang sukses jadi pengusaha Jakarta. Hubungan suami istri pun merenggang karena jarang ketemuan di meja makan sampai ranjang. Gadis seolah hadir untuk solusi bagi Pebri.

Pebri dan Gadis tak sengaja bertemu di sebuah acara bazar wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata. Kebetulan, Gadis adalah salah satu penunggu stan hotel di bazar tersebut. Saat itu, Pebri memang sedang mencari hotel plus yang tidak hanya menyediakan layanan kamar saja, ia menemukan hotel yang ia cari di stand yang dijaga oleh Gadis.

Pertemuan singkat itu rupanya berbuntut panjang. Keduanya semakin intens berkomunikasi, terlebih setelah keduanya tergabung bersama dalam grup wasap "Surga Hiburan" yang berisi orang-orang yang berkecimpung di dunia wisata dan perhotelan.

Awalnya hanya saling sapa di wasap, namun kemudian melebar menjadi ajang saling curhat yang kemudian berujung pada perselingkuhan.

Pebri memandang Gadis sebagai pribadi yang pengertian dan cerdas, selain itu, ia bisa menemukan lawan diskusi seputar dunia wisata dan perhotelan pada sosok Gadis, hal yang jelas tidak bisa ia temukan pada sosok Susi. Usia keduanya yang berbeda jauh membuat mereka merasa punya frekuensi emosi yang klop dan seimbang. Gadis yang broken home butuh sosok seorang ayah, Pebri yang kesepian butuh kehangatan wanita.

Perselingkuhan itu terjadi begitu saja. Baik Pebri maupun Gadis sama-sama menikmati. Mereka berdua biasanya bertemu di kafe dalam lantai 7 Alexis tempat gadis bekerja dan kemudian menginap di lantai 5 Alexis. Kadang, mereka janjian langsung di kamar hotel Alexis tanpa harus bertemu di kafe Alexis terlebih dahulu.

Hubungan terlarang antara mereka berdua sudah berjalan sekitar setahun. Pebri menjaga betul hal ini, ia berusaha serapi dan sebersih mungkin dalam berhubungan dengan Gadis, sehingga sampai setahun lamanya, Susi istrinya sama sekali tidak curiga jika ia selingkuh.

Pebri biasanya menggunakan alibi rapat atau mengerjakan lemburan kunjungan kerja proyek pemerintah jakarta saat ia harus pulang sampai malam.

"Maaf, menunggu agak lama, aku harus pulang dulu ke rumah supaya Susi tidak curiga," kata Pebri pada Gadis suatu ketika, sesaat setelah ia masuk kamar hotel Alexis. Di hadapannya, Gadis sudah menunggu dengan penuh harap.

"Iya, aku paham, aku memang bukan yang utama dalam hidupmu," balas Gadis.

"Bukan begitu, sayang. Bagaimanapun, Susi masih tetap istriku," kata Pebri berkelit, "Ia ibu dari anak-anakku."

Gadis hanya terdiam. Menatap Pebri dengan tatapan yang begitu sendu.

"Sudahlah, jangan bahas ini lagi. Sekarang, kita nikmati kebersamaan kita," kata Pebri, mencoba memecah kesenduan pada mata Gadis sembari memegang leher Gadis yang lembut dan jenjang.

Beberapa jam mereka berdua larut dalam birahi. Sungguh kepuasan yang kemudian harus ditebus dengan letih dan lelah yang membuat mereka tertidur. Gadis rebah di dada Pebri, sedangkan tangan Pebri diam dalam posisi membelai rambut Gadis.

Di tengah tidur mereka yang jenak, bunyi dering ponsel Pebri meraung. Pebri terbangun dan segera memeriksa ponselnya dengan mata yang masih agak terpejam.

"Siapa?" Tanya Gadis yang juga terbangun gara-gara suara dering ponsel Pebri itu.

"Istriku."

"Ya sudah, angkat saja."

Pebri kemudian mengangkat panggilan telepon tersebut dan berbicara dengan istrinya melalui ponsel.

"Mas aku ada didepan pintu kamar hotelmu lain kali jangan lupa matikan GPS hapemu," ujar Susi mantap.

Malang tak dapat ditolak dan untung tak dapat diraih. Terjadilah keributan besar yang berujung pada perceraian Pebri dan Susi. Nasib Gadis pun sudah jatuh seperti tertimpa tangga. Status mereka kemudian dieksploitasi oleh media amatir macam lamber turah dan kompasiana sampai pada media besar macam tempo. Alexis pun ditutup dan Gadis mengalami PHK. Untungnya Pebri tipe lelaki bertanggungjawab yang kemudian bersedia menikahi Gadis dan merekapun dapat menjalani malam-malam penuh gairah cinta seperti biasanya. Terima kasih Alexis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun