Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islamisasi Sejarah Sumpah Pemuda, Kenapa Tidak?

30 Oktober 2017   20:06 Diperbarui: 30 Oktober 2017   20:28 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, sumpah pemuda ini bukan berhala atau thagut. Sedari awal, pembangunanya memang sekedar sebagai akad atau perjanjian. Toh juga orang indonesia di KTP dan tata cara ibadahnya tetap menyembah Tuhanya masing-masing buktinya hari besar keagamaan ramai trus tuh bahkan kalau jumat masjid selalu penuh, minggu gereja juga penuh lho.

Ketiga, terkait kritik terhadap tanah air, bangsa dan bahasa. Ada ajaran membela tanah air adalah bagian dari iman contoh resolusi jihad yang sekarang jadi hari santri. Soal konsep bangsa yah ini kan masalah muamalah yang nabi saja memberikan kebebasan.Terkait bahasa arab sebagai bahasa surga kok kayaknya ini paling ganjal mengingat nabi sebelumnya dari berbagai macam bahasa. Untuk lebih pahamnya silahkan baca sendiri artikel lewat google terutama sumber NU yang pro  Indonesia.

Keempat, perihal amal dan dosa, beriman dan kafir. Yah kalau percaya kepada hari penghakiman atau hari akhir semua itu hak prerogatif Tuhan. Nasib Wage siapa yang tahu kalaupun dia mau kemana setelah mati bukan urusan kita lagi.

Nah, keempat alasan ini sebenarnya sudah cukup untuk menangkis argumen orang-orang yang mempermasalahkan sumpah pemuda, indonesia raya, dan wage dengan muslim dan islam. Daripada sibuk mempermasalahkan beberapa hal itu yang katanya representasi sekulerisme dan konspirasi, sekalian saja bikin cucoklogi agar punya bukti bahwa semua itu Islami. Gajahmada bisa diislamkan menjadi Gaj Ahmada masa Sumpah Pemuda dan Wage tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun