Memang bagi kritikus yang sinis terhadap bisnis TNI mencurigai lebih menguntungkan para mitra pengusaha dan kantong pribadi para jenderal ketimbang kesejahteraan keluarga besar TNI. Namun satu hal yang pasti disepakati bersama bahwa anggaran militer kita jauh dari kata layak untuk menjalankan kewajibanya karena MEF Indonesia  saja belum dicukupi  sampai 100 persen.
Saya sendiri tetap mendukung bisnis TNI mengingat pemerintah belum dapat mengalokasikan dana yang cukup bagi TNI. Apabila pemerintah ke depan mengambil alih kewenangan bisnis TNI secara total dengan mem BUMN/BUMD kan yayasan dan koperasi yang dimilikinya akan menyebabkan kelemahan total TNI sebab anggaran TNI saja jauh  dari kata cukup.Â
Terlepas dari pro kontra bisnis TNI mari kita sama-sama menjaga agar mereka tidak terlibat politik praktis sebab akan menimbulkan bahaya besar. Pembatasan bisnis TNI sampai yayasan dan koperasi sepertinya cukup saja sampai disini sebab apabila dibatasi lebih jauh berpotensi besar  akan menimbulkan chaos sipil-militer. Sebaiknya pengambilalihan  aset militer menunggu sampai Indonesia besar dulu seperti Cina ketika sudah besar sekarang berani melakukan BUMN/BUMD aset militernya karena anggaran militer negaranya juga besar.
Dirgahayu TNI ke 72 semoga bisnisnya tambah sukses dan semoga digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan keluarga prajurit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H