Awal kontak senjata atau perang, militer maupun pers menganggap aksi-aksi ini sebagai tindak kriminal biasa. Tapi ketika aksi itu semakin meluas dan berkembang menjadi penyergapan dan pelucutan senjata di pos militer serta pabrik yang dijaga oleh militer, sikap ini pun berubah. Di pihak detasemen gerilya, aksi-aksi itu meningkatkan semangat dan juga menambah beberapa pucuk senjata, serta menjadi alasan untuk melanjutkannya.Â
Walaupun PKI bermaksud melancarkan perjuangan bersenjata, kenyataannya mereka hanya menunda kematian atau penangkapan saja. Sebagian besar pemimpinnya, seperti Oloan Hutapea, tewas dibunuh sementara lainnya disekap di penjara selama belasan sampai puluhan tahun. Mereka yang dianggap 'terlibat'oleh sesama tahanan disebut 'pasukan gundul'dikerahkan untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan pemerintah dan terus mengikuti indoktrinasi tentang kejahatan dan kekejian PKI. Di antara 'pasukan gundul' juga terdapat penduduk yang tidak punya kaitan apa pun dengan gerakan perlawanan. Sebagian dari mereka menerima upah yang sangat kecil jumlahnya.Â
Sekarang untuk mengenang perang Blitar antara PKI dan Militer maka didirikanlah Monumen Trisula sebagai lambang kemenangan atas pihak yang kalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H