Mohon tunggu...
Reza NaazallahTahzan
Reza NaazallahTahzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa pada jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Pengenalan Alergen pada Bayi: Menurunkan Risiko Alergi Makanan di Masa Depan

17 Juli 2024   08:01 Diperbarui: 17 Juli 2024   08:15 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lead

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa memperkenalkan makanan yang mengandung alergen pada bayi sejak usia dini dapat memberikan manfaat kesehatan jangka panjang. Studi-studi ilmiah terbaru menunjukkan bahwa pendekatan ini tidak hanya aman, tetapi juga dapat membantu mengurangi risiko alergi makanan di kemudian hari. Berikut adalah ringkasan temuan terbaru dan apa artinya bagi kesehatan bayi Anda.

Latar Belakang

Sebagian besar orang tua cenderung memilih untuk menghindari makanan yang mengandung alergen, seperti kacang tanah dan telur untuk bayi mereka. Tujuannya yaitu untuk mencegah reaksi alergi, namun hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengenalan alergen sejak usia dini dapat memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Jurnal-jurnal ilmiah terkini menegaskan betapa pentingnya mengubah pendekatan ini untuk kesehatan bayi.

Temuan Penelitian Terbaru

1. Manfaat Pengenalan Alergen untuk Mencegah Alergi Makanan

Menurut sebuah tinjauan sistematis oleh Scarpone et al. (2023) dalam JAMA Pediactrics, memperkenalkan makanan yang mengandung alergen pada bayi pada usia dini terbukti mengurangi risiko perkembangan alergi makanan di masa depan. Penelitian ini menunjukkan bahwa bayi yang diperkenalkan dengan alergen seperti kacang tanah dan telur pada usia 4-6 bulan memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami alergi makanan dibandingkan dengan mereka yang menghindari alergen tersebut.

Kutipan dari Peneliti: "Pengenalan alergen pada usia dini mengajarkan sistem kekebalan tubuh bayi untuk mengenal dan mentolerir alergen tersebut, yang dapat mengurangi risiko alergi di masa depan," jelas Dr. Roberta Scarpone MD, MPH, penulis utama studi ini.

2. Efektivitas Pengenalan Alergen dalam Mencegah Alergi di Masa Depan

Studi oleh Trogen et al. (2022) yang dipublikasikan di Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan bahwa pengenalan awal alergen dapat mengurangi risiko alergi pada anak-anak. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.200 bayi dan menemukan bahwa pengenalan alergen seperti kacang tanah dan telur secara teratur mengurangi prevalensi alergi makanan di masa anak-anak.

Kutipan dari Peneliti: "Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa pengenalan alergen kepada bayi lebih awal dapat mencegah alergi makanan berkembang seiring waktu," kata Dr. Samantha Jacobs, ahli alergi dari NYU Grossman School of Medicine salah satu penulis studi ini. 

3. Panduan Pengenalan Alergen dari European Academy of Allergy and Clinical Immunology (EAACI)

Panduan terbaru dari European Academy of Allergy and Clinical Immunology menegaskan bahwa pengenalan alergen harus dilakukan lebih awal untuk memanfaatkan manfaat pencegahan alergi (Halken et al. 2021). Panduan ini merekomendasikan pengenalan alergen seperti telur dan kacang tanah antara usia 4-6 bulan untuk mengurangi risiko alergi makanan.

Kutipan dari Peneliti: "Dengan memperkenalkan alergen pada usia yang tepat, orang tua dapat membantu mengembangkan toleransi pada bayi mereka terhadap makanan tersebut," ujar Dr. Susanne Halken salah satu penulis panduan terbaru EAACI.

Cara Pengenalan Alergen pada Bayi:

Untuk memaksimalkan manfaat dari pengenalan alergen, orang tua dapat mengikuti beberapa langkah sederhana:

  1. Mulai dari Usia 4-6 Bulan: Introduksi makanan alergenik pada usia ini untuk mendapatkan manfaat pencegahan alergi.

  2. Memperkenalkan Satu Alergen pada Satu Waktu: Introduksi makanan alergenik secara bertahap dan satu per satu untuk memantau reaksi bayi.

  3. Perhatikan Respon Bayi: Catat setiap reaksi yang mungkin terjadi setelah pengenalan makanan baru.

  4. Konsultasi dengan Dokter: Selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli alergi sebelum memperkenalkan makanan baru yang berpotensi alergenik.

Kutipan dari Peneliti: "Pengenalan alergen secara hati-hati dan bertahap tidak hanya aman tetapi juga sangat dianjurkan untuk mencegah alergi makanan di masa depan," kata  Dr. Susanne Halken salah satu penulis panduan terbaru EAACI.

Penutup

Studi terbaru menunjukkan bahwa pengenalan makanan yang mengandung alergen pada bayi sejak usia dini bukan hanya aman, tetapi juga bermanfaat dalam mencegah perkembangan alergi makanan di masa depan. Orang tua disarankan untuk memperkenalkan alergen dengan hati-hati dan mengikuti panduan medis untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan bayi mereka.

Referensi:

  1. Scarpone R, Kimkool P, Ierodiakonou D, Leonardi-Bee J, Garcia-Larsen V, Perkin MR, Boyle RJ. 2023. Timing of allergenic food introduction and risk of immunoglobulin E--mediated food allergy: a systematic review and meta-analysis. JAMA pediatrics. 177(5): 489 -- 497. doi:10.1001/jamapediatrics.2023.0142.

  2. Trogen B, Jacobs S, Nowak-Wegrzyn A. 2022. Early introduction of allergenic foods and the prevention of food allergy. Nutrients. 14(13): 2565. doi:10.3390/nu14132565.

  3. Halken S, Muraro A, de Silva D, Khaleva E, Angier E, Arasi S., Arshad H, Banhson HT, Beyer K, Boyle R, et al.. 2021. EAACI guideline: Preventing the development of food allergy in infants and young children (2020 update). Pediatric Allergy and Immunology. 32(5):  843-858. doi:10.1111/pai.13496. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun