Perkenalkan namaku Vina aku seorang pelajar kelas 2 SMA di salah satu sekolah yang ada di kota Subang. Aku hidup bersama nenekku. Ayah dan ibuku baru meninggal beberapa bulan yang lalu. Â Aku merupakan seorang anak yang memiliki kelebihan yaitu bisa melihat hantu dari sejak kecil, aku merahasiakannya dari orang-orang yang di sekelilingku. Jadi aku sudah merasa nyaman dengan diriku.Â
Baru-baru ini aku pindah rumah dikarenakan rumah yang ditinggali olehku hanya seorang diri dikarenakan Ibu dan ayahku telah tiada. Tepat pada hari Jumat ketika itu aku terbangun sebelum adzan subuh berkumandang, jam menunjukkan pukul 4 aku mendengar ayahku berdoa' selepas sholat tahajud bersama ibuku. Entah apa yang aku rasakan doa' itu begitu syahdu beriringan dengan tangis dan amin ibuku. Satu kalimat yang masih aku ingat ketika itu, ayahku berdo'a " Wahai Tuhan ini adalah keluarga ku, ini adalah rumahku, ini adalah surgaku, engkau mempersatukan kami di dunia ini, maka tolong persatukan kami kembali di syurgamu" dan ketika doa telah selesai aku pergi keluar dan melihat ayah dan ibuku tersenyum kepadaku namun aku melihat bekas air mata di pipi mereka.Â
Perasaanku campur aduk saat itu dan entah kenapa tiba-tiba diriku menghampiri mereka dan memeluknya denga erat. Tak lama  kemudian adzan berkumandang, aku bersiap untuk melaksanakan salat berjamaah bersama keluargaku dan ayahku menjadi imamnya, lantunan ayat Alquran yang dibacakan ayah saat imam begitu syahdu dan membuatku meneteskan air mata seolah-olah ayat yang dibacakan oleh ayah merupakan ayat perpisahan dilantunkan untuk kami.Â
Setelah itu aku kembali menjalani rutinitas yang biasa dilakukan sehari hari yaitu bersiap siap untuk berangkat sekolah, lagi dan lagi aku selalu melihat hal hal yang tidak biasa dilihat oleh orang orang pada umumnya. Ketika aku berangkat ke sekolah aku berpamitan kepada ayah dan ibuku keluar membuka pintu aku melihat sesosok kakek tua dengan wajah bercahaya dan berseri didepan rumahku, dan aku menyadari bahwa itu bukanlah manusia. Ia tersenyum  kepadaku dan kemudian menundukkan pandangannya dariku, akupun bergegas pergi ke sekolah dan selalu terfikir sosok kakek tua disepanjang jalan hingga aku sampai ke sekolah ku. Tepat pukul 7 kurang beberapa menit aku sampai di gerbang sekolahku kemudian teman dekatku dia bernama Nia datang dan dia menepuk Pundakku seraya berkata " hey Van Lu kenapa ? Dari tadi kok kayak kebingungan gitu" terus aku Jawab dengan ekspresi kaget ku " enggak aih aku gk kenapa kenapa , yaa biasa lagi bingung aja... semua orang didunia ini kan bingung Ntar kalo udah di surga baru gak bingung mah nia hahah kata  " jawab Nia " Sa Ae Lu Aldhi Taher wkwk".
Aku dan Nia kemudian menuju kelas, aku melihat banyak sekali
Bisikan bisikan ghaib dan makhluk makhluk tak kasat mata di sekolah. Vina pualng sekolah tepat pukul 2 siang, dan Nia temankuberencana menginap dirumahku dikarenakan aku sekolah hanya dari hari senin sampai hari jum'at sementara untuk hari sabtu dan minggunya libur. Seketika sampai di rumah ia melihat ada bendera kunuing didepan rumahnya dan ramai orang berkumpul dirumanya. kemudian Vina bergegas masuk kerumah dan melihat ibunya menangis diatas dada ayah yang telah diselimuti kain kaffan. Vinapun menghampiri dan menjeritdengan linangan air matanya. Setelah beberapa hari dari kematian ayahku aku tinggal berdua bersama ibuku, Aku merupakan anak tunggal perempuan satu satunya. Ayahku telah pergi, beban pikiranku semakin banyak dan ibu setiap hari selalu melamunselepas kepergian ayahku. tak lama dari itu ibuku pun menyusul kepergian ayahku, ibuku meninggal tepat seminggu setelah ayahku meeninggal dan sehari sebelum kepergian ibuku dia memberikan surat wasiat dari ayah untuknya.
Dalam wasiat yang dititipkan oleh ayah Vina kepada ibunya, ayahnya meninggalkan pesan yang penuh cinta dan hikmah, sebagai petunjuk untuk Vina menghadapi hidup, Sebelumnya aku sangat begitu kehilangan dan ketakutan ditinggalkan oleh kedua orangtuaku dan aku sempat berfikir untuk mengakhiri hidup ini , namun setelah kubaca pesan yang ayah sampaikan aku memutuskan untuk terus berjuang dan tinggal bersama nenekku. surat itu berisi :
"Sayangku, jika kamu membaca pesan ini, berarti aku sudah meninggalkan dunia ini. Namun, aku ingin kamu tahu bahwa meskipun aku tidak lagi berada di sini, cintaku padamu akan selalu abadi. Aku percaya pada kekuatan dan ketangguhan yang ada dalam dirimu, Vina. Kamu adalah cahaya yang menerangi dunia kami, bahkan dalam kegelapan terdalam sekalipun.
Di dalam hidup ini, kamu akan menghadapi berbagai cobaan dan rintangan. Terkadang, hidup akan terasa berat dan sulit. Namun, ingatlah selalu bahwa kamu memiliki kekuatan untuk mengatasi semua itu. Jangan pernah menyerah pada keadaan, karena kamu memiliki potensi besar yang belum terungkap sepenuhnya.
Saat kamu merasa kehilangan arah atau kehilangan keyakinan, lihatlah ke dalam dirimu. Temukan kekuatan itu di dalam hatimu yang tulus dan ikhlas. Jangan biarkan kesedihan atau keputusasaan merampas impianmu. Jadilah pribadi yang kuat, tangguh, dan penuh kasih.
Ingatlah juga untuk selalu berbuat baik kepada orang lain. Cintailah dengan tulus, bantulah sesama manusia, dan jadilah teladan bagi orang-orang di sekitarmu. Kebaikan yang kamu tanamkan akan kembali padamu dalam bentuk kebahagiaan dan kedamaian.
Terakhir, jangan pernah lupakan akar dan nilai-nilai keluarga kita. Kekuatan sejati terletak dalam cinta dan persatuan keluarga. Jagalah hubungan baik dengan nenekmu, dan jadilah penopang satu sama lain. Keluarga adalah tempat di mana kita menemukan cinta tanpa syarat.
Vina, aku percaya kamu akan menjalani hidup ini dengan bijaksana. Jadilah manusia yang berani, teguh, dan penuh kasih sayang. Semoga setiap langkahmu dipenuhi oleh keberuntungan dan kebahagiaan. Aku mencintaimu, Vina, selamanya.
Dengan cinta abadi,
[Ayah Vina]"
Aku kembali menjalani rutinitasku suasana di sekolahku semakin hari semakin membuatku merasa tidak nyaman. Bisikan-bisikan ghaib dan makhluk-makhluk kasat mata itu semakin sering mengganggu keseharianku. Aku mencoba untuk mengabaikannya, namun terkadang kehadiran mereka begitu kuat hingga sulit dihindari.
Setelah beberapa bulan berlalu, aku mulai merasa bahwa kelelahan dan ketakutan yang kualami di sekolah semakin berat. Setiap malam, ketika aku pulang ke rumah nenekku, aku merasa keletihan yang luar biasa. Aku tahu bahwa kelelahan ini bukan hanya fisik, tetapi juga mental. Aku memutuskan untuk berbicara dengan nenekku tentang hal ini.
Suatu hari, ketika kami duduk bersama di ruang tamu, aku mencoba membuka hatiku pada nenekku. Aku bercerita tentang bisikan-bisikan ghaib dan makhluk-makhluk kasat mata di sekolah, serta kelelahan yang kurasakan setiap hari. Nenekku mendengarkan dengan serius, dan wajahnya penuh dengan kekhawatiran.
Setelah mendengarkan ceritaku, nenekku memelukku erat. Dia lalu berkata, "Vina, aku tahu bahwa kehidupanmu tidak mudah setelah kepergian ibu dan ayahmu. Namun, kamu harus percaya bahwa mereka selalu menjagamu dari surga. Mereka ingin kamu kuat dan bahagia meskipun mereka tidak ada di sini."
Nenekku kemudian memberiku saran untuk mencari bantuan dari seorang ahli supranatural yang bisa membantu mengatasi masalah ini. Aku merasa lega mendengarnya dan bersyukur memiliki nenek yang peduli dan mengerti tentang situasiku.
Beberapa hari kemudian, nenekku membawaku bertemu dengan seorang ahli supranatural yang disarankan oleh temannya. Ahli tersebut membantu membersihkan rumah nenekku dari energi negatif dan memberikan aku beberapa amalan dan doa untuk melindungi diri dari makhluk-makhluk ghaib.
Dengan bantuan ahli supranatural dan dukungan penuh nenekku, aku mulai merasa lebih tenang. Aku belajar cara mengendalikan kelebihanku dan menghadapi ketakutan-ketakutan yang muncul. Meskipun bisikan-bisikan ghaib dan makhluk-makhluk kasat mata tetap ada, aku tidak lagi merasa begitu terancam oleh kehadiran mereka.
Waktu berlalu, aku belajar untuk menerima kelebihanku dan menggunakan kemampuanku untuk membantu orang lain. Aku merasa bersyukur memiliki nenek yang selalu mendukungku dalam perjalanan hidupku. Meskipun kehilangan orang-orang yang kucintai begitu mendalam, aku tahu bahwa aku tidak sendirian, dan aku memiliki kekuatan untuk mengatasi cobaan-cobaan ini.
Dengan tekad dan keyakinan, aku melanjutkan hidupku dengan penuh semangat. Aku tahu bahwa meskipun orang-orang yang kucintai tidak lagi bersama kami di dunia ini, mereka selalu ada di hati dan doaku. Aku berjanji untuk menjalani hidup ini dengan baik dan berbuat kebaikan, sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.
Suatu malam, setelah melewati perjalanan kesembuhannya, Vina bermimpi. Dalam mimpinya, dia melihat ibu dan ayahnya, mereka tersenyum dengan bahagia di syurga. Mata mereka penuh dengan kasih sayang dan kebanggaan. Mereka memberikan isyarat bahwa mereka selalu ada di sana, mengawasinya, dan merasa bangga dengan kekuatan dan keteguhan hati yang ditunjukkan oleh Vina selama perjalanan kesembuhannya.
Dalam mimpi itu, Vina merasakan kedamaian dan kehangatan yang luar biasa. Dia tahu bahwa meskipun orang-orang yang dicintainya telah pergi, cinta dan dukungan mereka tetap ada, mengiringi setiap langkahnya dalam hidup. Dengan hati yang penuh haru, Vina tersenyum balik kepada ibu dan ayahnya. Kata-kata perpisahan yang terucap dalam doa ayahnya kini terdengar sebagai janji kesetiaan dan cinta abadi.
Ketika Vina terbangun, dia merasa tenang dan penuh harapan. Mimpi itu memberinya kekuatan dan keyakinan bahwa meskipun orang-orang yang dicintainya berada di alam lain, mereka senantiasa mendukungnya. Dengan mata penuh tekad, Vina melangkah maju, membawa semangat cinta dan keberanian yang dia temukan dalam perjalanan hidupnya. Ceritanya menjadi bukti bahwa meskipun mengalami cobaan berat, cinta dan dukungan dari orang-orang yang telah tiada tetap memberi inspirasi dan kekuatan untuk melanjutkan hidup dengan penuh arti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H