Mohon tunggu...
Reza Lubis
Reza Lubis Mohon Tunggu... lainnya -

Menatap Mentari di Kaki Ufuk Dengan Penuh Asa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Guru dan Kado

7 Desember 2011   11:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peringatan hari Guru tahun ini di peringati di seluruh penjuru negeri ini,tidak terkecuali di sekolah sekolah juga dilaksanakan upacara untuk memperingati hari Guru tersebut.

Demikian juga Sekolah Dasar Negeri dimana anak perempuanku,menimbah ilmu dari sang Guru pahlawan tanpa tanda jasa.

Untuk kepentingan memperingati Hari Guru tersebut anak saya dan teman temannya  yang duduk di kelas dua dan beberapa kelas lainnya yang waktu belajar siang hingga sore di minta oleh Gurunya untuk datang kesekolah besok pagi sekitar pukul 7.30 wib untuk mengikuti upacara peringatan Hari Guru yang dilakasanakan di sekolah tersebut.

Sang Guru sambil menginformasikan hal tersebut juga menyempatkan diri untuk mengatakan kepada siswanya  "besok bawa bunga ya…"  untuk hari guru.

Sepulang dari sekolah anakku dengan bersemangat (setengah menjerit) berkata kepadaku “Ayah…besok kakak disuruh bawa bunga oleh Bu Guru” kemudian anakku dengan penuh daya kreatif dan imaginasi mengambil gunting dan berlari ke halaman untuk memotong beberapa bunga yang di tanam di halaman,kemudian merangkai bunga bunga tersebut untuk di bawa kesekolah esok harinya dengan mimik wajah yang penuh semangat.Aku hanya diam dan bangga memperhatikan anakku ternyata memiliki daya kreatif yang luar biasa…

Esok harinya anak perempuanku meminta kepada ku untuk mengantar dia kesekolah “Yah….,kakak Ayah antar sekolah ya….” dan aku menuruti permintaanya.

Sesampai di sekolah anakku terpana melihat teman sekelasnya dan kakak kakak kelasnya yang membawa berbagai macam bunga yang besar besar terbuat dari plastik yang banyak di jual di pasar dan berbagai macam kado untuk Guru mulai dari yang bungkusannya kecil hingga kotak kotak besar yang berisikan kue bolu yang dibawa para Ibu orang tua siswa.

Dan dengan suara lirih dan tanpa semangat anakku berkata “Yah……bunga kakak kecil kali…,mendengar ini ucapan tersebut, ku coba bangun kembali semangatnya dengan mengatakan “bunga kakak,walau kecil tapi cantik dan bunganya asli ngak seperti yang besar itu bunganya dari plastik…,lagian kakak sendiri yang motong dan rangkai bunganya…,Ibu Guru pasti suka sama bunga kakak”.

Setelah kuantar anakku di gerbang sekolah dan aku menunggu anakku di tepi jalan depan sekolah.Tak lama berselang di halaman sekolah kulihat kesibukan para Bapak dan Ibu Guru mengatur barisan anak anak untuk mengikuti upacara peringatan hari Guru.

Tiba tiba perhatianku tertuju kepada beberapa orang siswa yang sebaya anakku  berada di luar halaman sekolah,dipinggir jalan depan sekolah.

Kulihat seorang siswa laki laki menangis di antara kumpulan anak tersebut,kuhampiri kumpulan tersebut dan bertanya : 'kenapa ngak masuk (ke halaman sekolah untuk ikut upacara),kenapa menangis…kutanya kepada anak yang berusia kira kira 7 - 8 thn  yang sedang menangis,anak tersebut hanya diam berusaha menahan tangis,akhirnya seorang anak perempuan berkata :“om…,aku ngak bawa kado untuk Guru”, tiba tiba tangis anak yang seumuran anakku tersebut semakin keras dan secara mendadak berlari menuju seorang ibu penjual roti bakar diatas sepeda…..dan langsung memeluk Ibu tersebut dan menagis tersedu sedu……kuhampiri anak tersebut yang masih memeluk Ibu penjual roti bakar tersebut dan mencoba bertanya kepada sang anak kenapa menangis,pertanyaanku tersebut dijawab Ibu penjual roti bakar tersebut : “biasa pak….anak saya ngak bawa kado untuk gurunya“, oh gitu Bu kan gak apa apa gak bawa kado, kataku,kemudian sang Ibu menjawab dengan wajah menahan air mata “namanya anak anak..pak,memang gak ada di wajibkan bawa kado untuk Hari Guru”.

Akhirnya aku berkata pada si anak “ngak apa-apa gak bawa kado..kan banyak kawannya yang ngak bawa kado juga…….sini biar om antar masuk,akhirnya sianak mau ku antar masuk kehalaman sekolah setealh sebelumnya melirik mata Ibunya kemudian sang Ibu menganggukkan kepala kepada si anak.

Kuantar anak laki laki yang menangis tadi bersama beberapa anak yang tidak membawa kado untuk Gurunya.

Kepada seorang  Ibu Guru yang kutemui di dalam halaman sekolah ku katakan : “Bu…,ini siswanya menangis ngak mau ikut upacara karena ngak bawa kado untuk hari Guru,oh iya…pak,jawab Ibu Guru tersebut dilanjutkan degan mengatakan :  ngak di wajibkan untuk bawa kado Pak…!!,mendengar itu aku jawab “itulah anak anak anak Bu…walaupun ngak diwajibkan bawa kado,tapi melihat teman temannya pada bawa kado hati nya jadi kecil (sedih)….

Akhirnya anak anak yang kuantar tersebut membaur dengan peserta upacara lainnya.

Setelah siswa siswa tersebut kuantar ke halaman sekolah untuk mengikuti upacara hari Guru,aku memperhatikan dari seberang  jalan,upacara hari Guru tersebut.

setelah beberapa saat selesailah berakhirlah upacara tersebut dengan di tandai para siswa menyalami Guru Guru mereka dengan memberi bunga bawaan para siswa dan mereka kembali masuk ke kelas masing masing.

selang satu jam kemudian sekolahpun bubaran,hari ini mereka tidak belajar untuk merayakan dan memperingati hari Guru.

Dari kejauhan kulihat anak perempuanku keluar sambil berlari kecil menujuku kemudian anakku tersebut berkata padaku : Ayah…..yah…bunga kakak kata ibu Guru kecil kali…..,

ku jawab: masak bu Guru ngomong begitu……..,

(dengan wajah kecewa) anakku menjawab : iya …yah…tadi kakak kasi bunganya sama bu Guru,bu guru bilang bunganya kecil kali, terus bu guru kembalikan bunganya sama kakak,ketus anakku….

Mendengar hal itu aku ngak habis pikir kenapa sampai begitu Ibu Guru tersebut…,keterlaluan sekali ngak menghargai hasil kerja dan daya kreatif siswanya.

Kepada anakku aku mengatakan : biar ayah datangi Gurunya ya….untuk menanyakan kenapa ibu guru ngomong begitu dan menolak bunga kakak.

Tetapi dengan bijaksana anakku menjawab : Ngak usah …yah…,biar aja memang bunga kakak kan kecil….

Setelah itu aku dan anakku meninggalkan sekolah menuju rumah,aku dengan berbagai pertanyaan yang timbul di kepalaku sedang anakku selama perjalanan hanya terdiam bisu…..

Tindakan ibu guru tersebut kurasa sangat tidak bijaksana tidak mencerminkan  layaknya seorang guru.Yang tidak menghargai upaya dan daya kreatif siswanya ,apalagi dilakukannya pada peringatan hari guru dimana seharusnya guru lebih memahami psikologi anak ditambah lagi dengan alasan peringatan hari guru siswa siswa tidak belajar dan hal ini jelas bertentangan dengan peran Guru sebagai pendidik bagi tunas tunas bangsa

Selamat Hari Guru,Jadilah Guru yang menjadi kebanggaan,panutan dan dicintai oleh kami anak anak bangsa ini.Jangan dinodai kebanggaan kami akan dirimu Bapak Ibu Guru….,di tanganmu lah masa depan tunas bangsa dan bangsa ini di tentukan............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun