Sementara dirjenpen bertemu dengan kalangan pemerintah setempat, kalangan swasta temu bisnis dengan pebisnis atau counterpart lokal. Dalam temu bisnis, dimaksud, perusahaan indonesia yang turut serta adalah CV. Zapp Mebel Desain; PT. Sri Rejeki Isman (Sritex); PT. Djarum; PT. Gunung Raja Paksi; CV. Indobamboo; PT. Krakatau Steel; PT. Indah Kiat Pulp & Paper; HSBC dan Boutique Rumah Tenun Lombok. Sedangkan counterpart dari chile ada 67 perusahaan Chile.
Secara umum hasil dari temu bisnis jelas memerlukan tindak lanjut bagi kedua pihak (eksportir dan counterpartnya). Dari beberapa eksportir peserta misdag diperoleh informasi bahwa umumnya mereka bertemu antara dua, tiga atau empat importir yang punya prospek untuk ditindaklanjuti kearah lebih serius, pt indah kiat pulp and paper misalnya, mengatakan bahwa dari tujuh counterpartnya ada dua yang prospektif, yaitu sanggup memenuhi persyaratan mimimum order sebanyak sepuluh kontainer, yaitu prisa depot dan artel saic, demikian juga halnya dengan cv indo bamboo yang mengatakan ada sekitar tiga atau empat importir yang disebut menunjukan keseriusan, sedangkan wakil dari boutique rumah tenun lombok mengatakan dalam waktu dekat akan mengadakan pertemuan dengan counterpartnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="451" caption="Bisnis Matching Antara Eksportir Indonesia dengan Counterpartnya"]
Yang pasti, promosi (dalam hal ini misi dagang) bukan sesuatu yang bersifat sim salabim atau adakadabra, bukan serta merta atau ujug-ujug bisa diperoleh order atau kontrak bisnis. Promosi sangat ideal apabila dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Enam belas tahun lalu (1996), dibawah bendera badan pengembangan ekspor nasional depdag pernah dilakukan misi dagang, yang pada saat itu beberapa produk indonesia dapat masuk dan diterima dipasar chile, diantaranya adalah produk rumah tangga (housewares). Andai saja pemerintah indonesia, c.q. kemendag secara berkala memfasilitasi dunia usaha untuk mengadakan business matching dikawasan amerika selatan, katakanlah setiap tahun seperti halnya yang dilakukan oleh india, taiwan, china dan lain-lain, bukan tidak mungkin akan terjadi peningkatan ekspor indonesia di chile yang cukup signifikan.
[caption id="attachment_1543" align="aligncenter" width="502" caption="BUsiness Matching"]
Di pasar chile, urusan indonesia dalam meningkatkan ekspor memang bukan semata promosi yang kurang “garang”, hal lainnya adalah belum adanya free trade area agreement. Karena FTA agreement belum ada maka produk indonesia yang masuk di pasar chile sudah lebih tinggi atau sudah kalah karena dikenakan biaya masuk 6 % dibandingkan negara pesaing seperti china, singapura dll. Sementara itu FTA Chile dengan negara pesaing indonesia lainnya, seperti malaysia sudah selesai ditandatangani dan akan berlaku pada tahun 2012 ini, diperkirakan nilai perdagangan kedua negara akan meningkat tajam bila FTA agreement diberlakukan. Karena itu, bagi indonesia promosi dengan cara mengadakan bisnis matching yang berkesinambungan saat ini menjadi salah satu cara jitu agar indonesia dapat bersaing dengan negara kompetitornya di pasar chile, karena untuk FTA diperlukan kehati-hatian dan kajian yang mendalam.
Mungkin bukan harapan sederhana yang dipertaruhkan dalam misi dagang ini, dengan segala tantangan yang ada, dengan kaehadiran misi dagang untuk "menjual" indonesia , semoga produks ekspor kita kian eksis di pasar chile, untuk indonesia yang lebih baik.
love you indonesia, full !
fotos koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H