Mohon tunggu...
Reza Kaifah
Reza Kaifah Mohon Tunggu... Dosen - -

Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan [Ali bin Abi Tholib Ra.}

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Pendekatan dan Belajar Filsafat Ilmu

9 Februari 2020   10:52 Diperbarui: 9 Februari 2020   10:53 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertamasya sesungguhnya bukan sekedar bersenang-senang. Semestinya seperti istilah Yunani Thaumasia tatkala kita bertamasya akan membawa kita pada perasaan kagum yang mendorong kita untuk berpikir filosofis. Dan yang kedua, ketidak puasan ini kita gambarkan orang yang memegang lesung yang digunakan masyarakat Jawa untuk menumbuk padi. Ternyata, nenek moyang kita dahulu tidak saja menggunakan lesung untuk menumbuk padi tetapi ia juga digunakan sebagai salah satu perangkat penjelas bagi terjadinya fenomena alam(Gerhana bulan). Tatkan terjadi gerhana bulan karena bulan sedang dimakan Betara Kala.

Raksasa yang kelaparan sehingga ia harus memakan bulan. Untuk melepaskan bulan itu dari cengkereman Betara Kala itu, masyarakat diharuskan untuk memukul lesung beramai-ramai. Dan yang ketiga, batang filsafat ini cara berpikir kita mana yang benar mana yang salah. Berpikir berarti mengamati secara dasar. Setiap pengamatan itulah ke arah penilaian. Pemikiran adalah mencaro sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu yang telah di ketahui. Sesuatu yang telah di ketahui, merupakan bahan pemikiran yang disebut data dan fakta, yaitu gejala atau peristiwa yang di tangkap indra.

Orang yang berpikir itu ada tiga dasar pemikiran yaitu: keyakinan, kepastian, dan kesungguhan. Keyakinan adalah sikap mental subjek bahwa sesuatu demikianlah halnya, tidak mungkin yang lain. Keyakinan berkenaan dengan perasaan, sehingga bersifat subjektif(dapat berubah). Kepastian adalah tanggapan akal bahwa sesuatu tepat benar atau tidak keliru sedikitpun. Kepastian berkenaan dengan pertimbangan akal. Kesungguhan adalah keadaan bahwa susuatu yang nyata dan benar.

Kembali pada berpikir sebagai proses yang tujuannya untuk mengambil Kesimpulan, dalam hal ini ada empat jalan pengambilan Kesimpulan: induksi, deduksi, analogy, dan komparasi. Induksi adalah cara penarikan Kesimpulan yang bergerak dari hal-hal khusus menuju Kesimpulan yang umum. Kemudian, deduksi adalah cara penarikan Kesimpulan yang bergerak dari hal-hal yang umum menuju hal yang khusus. Analogy adalah pengambilan Kesimpulan dengan cara menggantikan apa yang diusahakan untuk dibutikkan dengan hal yang serupa namun lebih dikenal.

Analogy biasanya disebut dengan kias. Komparasi didefenisikan pengambilan Kesimpulan dengan cara menghadapkan apa yang akan dibutikkan dengan sesuatu yang mempunyai kesamaan dengannya. Selanjutnya ke cabang dan ranting filsafat menunjukkan sebuah symbol bahwa dalam proses pemikiran tentu ada hal yang menjadi inti pembahasan filsafat dan pokok-pokok pembahasannya disimbolkan dengan ranting. Secara umum membahas filsafat ada tiga : metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Pertama, metafisika dari Bahasa Yunani meta ta physika(sesudah fisika) istilah ini di buat oleh Andronikos.

Metafisika juga bisa dipahami sebagai suatu usaha untuk memperoleh suatu penjelasan yang benar tentang kenyataan dan teori tentang sifat dasar dan struktur dari kenyataan.(Dardiri, 1986). Kedua, Epistemology berasal dari Bahasa Yunani episteme(pengetahuan) dan logos(kata,pikiran,percakapan,dan ilmu) Jadi, Epistomology adalah kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu pengetahuan dapat dipahami bahwa kriterioliga yaitu menetapkan benar tidaknya pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran kebenaran.

Ketiga, aksiologi berasal dari Bahasa Yunani Axios dan Logos, Axiosn  berarti nilai dan logos berarti ilmu, penalaran, dan teori. Jadi, Aksiologi sebagai cabang filsafat yang membahas persoalan nilai(mengapa persoalan itu dikatakan baik/buruk. Dari pembahasan utamanya adalah Persoalan Etika dan Persoalan estetika.

Dan terakhir buah filsafat, ini ibaratkan Kesimpulan dan diharapkan buah ini menjadi bermanfaaat. Buah ini terbagi menjadi dua: Pertama, bersifat esensial- teoretis(hal ini menjadi tujuan dasar dari orang berfilsafat) dan kedua, bersifat aksidensial-praktis, dalam arti filsafat juga memberikan manfaat praktis bagi kehidupan manusia.

Mengenal Metafisika pada bagian yang sebelumnya sudah dijelaskan bahwasannya metafisika berasal dari Bahasa Yunani ta meta taphysika(sesudah fisika). Istilah ini merupakan judul yang diberikan Andronikos dan Rhodes terhadap empat belas buku karya Aristoteles. Secara istilah metafisika dipahami beberapa dalam pengertian yaitu pertama, suatu usaha yang memperoleh suatu penjelasan yang benar tentang kenyataan.

Kedua, studi tentang sifat dasar kenyataan dalam aspeknya yang paling umum sejauh hal hal itu kita capai. Ketiga, studi tentang kenyataan yang terdalam dari semua hal. Adapun Fungsinya memahami hakikat realitas, Secara umum, merupakan bagian filsafat yang membahas ada sebagai ada(being as being) merupakan dasar palingumum untuk segalanya.

Selanjutnya, dasar pengetahuan metafisika juga dikatakan sebagai ''induk dari segala ilmu'' karena ia merupakan kunci untuk mendedar pertanyaan paling penting yang dihadapi manusia dalam kehidupan. Kemudian pembagian Metafisika dari Cristian Wolff(1679-1754M) membagi metafisika ada dua secara Umum dan secara Khusus. Pertama, secara umum metafisika disebut juga ontology dari kata Yunani to ontooson yang berar ti sungguh-sungguh ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun