Mohon tunggu...
Reza Imansyah
Reza Imansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia

Seorang mahasiswa teknik sipil yang sangat menyayangi ilmunya. Suka menguak sisi lain Indonesia, khususnya dalam sosial, budaya, dan politiknya. Menulis menjadi bagian dari hidup. Dan akan terus hidup walau saya mati. Saya yakin.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Rebahan, dan Daging Datang!

29 Agustus 2020   15:56 Diperbarui: 29 Agustus 2020   15:50 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang masih meragukan kualitas daging Jepang? Restoran-restoran baik lokal maupun internasional sering menjajakan makanan ini karena rasa, tekstur, dan bumbu yang digunakan dapat mengundang selera penggila makanan. Akan tetapi, di tengah pandemi ini mungkin cukup riskan apabila Anda dan keluarga atau teman-teman (mungkin pacar?) harus pergi ke restoran hanya sekadar melepas kangen terhadap daging-daging tersebut.

Jangan khawatir, Jameat.id siap menghidangkan makanan favorit Anda langsung ke rumah masing-masing! Fresh!

Daging adalah Surga

Usaha kecil-kecilan ini merupakan inovasi usil dari empat mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang memang merupakan pecinta makanan. Mereka hidup di sebuah kontrakan selama perkuliahan berlangsung, dan siapa yang tidak tahu kalau hidup jauh dari orang tua sangat miris kalau bicara soal makanan? Apalagi di tanggal-tanggal tua! Dan hal tersebut sangat bermasalah bagi mereka yang sangat mengagungkan makanan. Makan daging merupakan "surga" bagi mereka di awal bulan ketika sudah mendapatkan "pasokan" dari orang tua.

Selama pandemi berlangsung, jelas mereka pulang ke rumah masing-masing. Tidak kelaparan lagi, memang, tetapi memori untuk "makan daging" itu sangat dirindukan. Masa karantina yang membuat kita semua hanya bisa bertemu via gawai membuat mereka sudah sangat bosan untuk membicarakan banyak hal (dari yang suci sampai dosa). Alhasil, muncul lah inovasi untuk berusaha atas latar belakang "surga" mereka, daging.

Tak asal pilih, mereka benar-benar melakukan penelitian ke beberapa pasar dan supplier sampai diputuskan untuk menggunakan daging Jepang, salah satu daging dengan kualitas terbaik secara global dan terkenal dalam skala lokal. Dan karena menggunakan daging Jepang, mereka menamakan usahanya "Japanese Meat" yang disingkat "Jameat" dan ditambahkan".id" sebagai tanda cinta produk UMKM Indonesia yang sedang digalak-galakan oleh pemerintah.

Gak Betah #diRumahAja

Jelas bagi mahasiswa masa-masa ini sangat membuat penat karena kebiasaan nongkrong tidak diperbolehkan. Atas dasar itu pula, empat mahasiswa ini mengombinasikan kepenatan mereka dengan berinovasi pada bisnis kecil-kecilan ini. Mereka akan mengantarkan langsung ke rumah Anda daging-daging yang Anda beli! Bayangkan, jika Anda sangat merindukan makan all you can eat atau rice bowl, tetapi takut terinfeksi virus Covid-19, atau karena Anda jomblo (maaf) sehingga malas untuk makan sendirian di restoran, cukup menunggu beberapa waktu, daging-daging mewah nan menggiurkan itu akan datang langsung ke rumah Anda!

Keempat mahasiswa tersebut membagi beberapa daerah di kawasan Jabodetabek untuk mengirimkan daging sesuai dengan kemampuan mereka dalam mengenal daerah serta berkendara. Jadi, jangan khawatir! Bagi Anda yang ada di kawasan Jabodetabek, siap-siap saja kekenyangan setiap hari dengan daging dari Jameat.id.

#KamiTidakPelitDaging

Dalam penjualan dagingnya, Jameat.id menggunakan tagar #KamiTidakPelitDaging. Tagar ini bukan sekadar untuk eye catching hashtag atau click bait belaka, mereka benar-benar menawarkan daging yang berlimpah! Dengan range harga Rp25.000,00 s.d. Rp30.000,00, Anda sudah bisa mendapatkan 100 gram daging ditambah 150 gram nasi putih jepang. Puas-gila, sih!

Satu porsi Jameat.id (Sumber: penulis)
Satu porsi Jameat.id (Sumber: penulis)

Melalui kelakar mereka, jelas daging harus murah dan banyak. Toh, ini juga keresahan mereka ketika ada di kontrakan. Kenapa orang tidak bisa makan daging di tanggal tua? Karena mahal? Padahalnya daging itu sehat, loh. Bahkan mahasiswa perlu banyak makan daging biar otaknya "encer" serta fisik yang kuat (maklum, mahasiswa teknik sering begadang karena tugas gambar yang setumpuk!). Masa makan daging pilih-pilih standar ekonomi orang? Hehe!

Tuntutan Perkuliahan

Di balik keseruan gagasan Jameat.id yang memang baru "seumur jagung" ini, mahasiswa-mahasiswa tersebut memang punya gagasan mulia atas usaha mereka sendiri.

Kita tahu bersama kalau kebijakan pemerintah (dan kampus tercinta kami, UI) akan kehidupan kami (karena saya juga teman mereka, sekampus pula) di perkuliahan pada saat pandemi masih belum jelas, dari Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak diturunkan padahal fasilitas kampus tidak dipakai, kurangnya bantuan bagi teman-teman yang membutuhkan, sampai kuota internet yang sangat banyak diperlukan tidak dibantu secara resmi. Oleh karena itu, tidak lain dan tidak bukan Jameat.id ini juga membantu mereka untuk menyambungkan kehidupan menuju gelar sarjana teknik. Apalagi, penghasilan orang tua juga bisa naik-turun.

Harapan besar dari Jameat.id sendiri apabila sudah bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan para inovator, bisa membantu teman-teman sekitar yang membutuhkan secara finansial. Dan pastinya secara perut karena #KamiTidakPelitDaging!

Sejauh ini, Jameat.id baru launching di media sosial Instagram (@jameat.id). Jadi, Anda cukup follow, kirim direct message untuk memesan, kemudian rebahan dan daging yang menggoyang lidah akan hadir di depan pagar rumah Anda! Quality dan quantity, di jamin OK!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun